(9)

482 21 0
                                    

"Bangun lo,
Ucap sion menendang tubuh jian yang tertidur

"ergggh kakak"

"Lo ikut gw,
Tarik sion keluar gudang

"Kakak kita mau kemana..?
Tanya jian mengikuti sion dibelakang dengan tergopoh gopoh.

Seampainya didalam mobil sion menjalankan mobilnya ketempat tujuan,
Sesampainya ditempat yang dituju

"Hyung ini dimana"
Tanya jian lagi saat mereka masuk kedalam sebuah ruko

"Berisik,diam dan ikuti gw"
Bentak sion

"Maaf kakak"
Ucap pelan jian

"Hei kei"

"Yo ada apa nih,tumben mau ngetato ya..?
Tanya kei

"Yoi,
Ucap sion

Tuh tato dia"
Lanjutnya lagi mendorong tubuh jian kearah kei.

"Widih siapa..?"
Tanya kei

Tanpa menjawab pertanyaan kei,sion menyuruh kai untuk mentato tubuh jian
"Lakukan lah kei,tato punggung sama atas dadanya sedikit secara acak.Terserah mau gambar apa"
Ucap sion

"Baiklah,
Ucapnya

Silahkan berbaring"suruh kei pada jian

"I-iya"
Jawab jian merebahkan badanya diatas tempat buat orang membuat tato

"Kakak sion ji mau diapain"
Tanya jian pada sion saat melihat kei yang memegang alat alat yang tidak dia ketahui

"Kita pakai alkohol dulu ya,biar tidak terlalu sakit"
Ucap kei

"Tidak perlu,
Potong sion cepat

Lakukan tanpa alkohol."lanjutnya

"Lo serius"

"Ya"

"Kakak ji mau diapain,kakak jii takut tolong"
Ucap jian ketakutan pada saat melihat barang yang tidak ia ketahui mendekat ke arah punggung,setelah kakaknya menyuruh untuk membuka baju.

Setelah menggambar pola,kei memulai untuk mentato dada jian

"Hiks s-sakit punggung ji hiks"
Tangis jian kesakitan

"Tenang ya ,sakitnya sebentar kok"
Ucap kei

"Hiks e-engga hiks sakit,
Kakak hiks tolong ji berenti"tangis jian sesegukan

"Berisik bodoh,diam jangan mempersulit kei"
Bentak sion

"Hiks hiks"tangis lirih jian

30 menit waktu men tato punggung jian suadah selesai,dan selama itu jian hanya bisa menahan tangis lirihnya.

"Kei bagian dada"
Pinta sion

"Eng-gak kakak hiks,su-sudah hiks"jerit jian memohon dengan nafas yang tersenggal

Plak

"Diam gw bilang"
Bentak sion dan membalik paksa tubuh lemah jian tengkurap.

"Argghh hiks"
Teriak jian menangis

"Santai sion"
Ucap kei

"Orang seperti dia emang harus dikerasin"

"Terserah lo lah,yaudah gw mulai"

Jian hanya bisa tengkurang lemah menatap kakaknya yang ada di samping dengan mata yang berkaca kaca menahan tangis.
"Kakak sudah ya,ji kesakitan."
Lirihnya

"Diam"
Desis sion

"Maaf kakak"
Jawab jian menutup matanya karena kepalanya mulai pusing

1 jam berlalu saat ini tubuh jian sedikit dipenuhi tato dari punggung hingga dada,dan itu belum cukup menurut sion.

Chapter : Brothership = Happines -> JianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang