(7)

597 27 0
                                    

"Theo"

"Kak chelsea ngagetin aja"ujar theo menenangkan dadanya yang berdebar

"....."

"Kakak enggak kuliah"tanya Theo pada kakaknya

"Nanti sore,
kamu..? Ini sudah jam berapa kamu tidak sekolah,sion aja sudah berangkat..."

"Ish iya ,aku berangkat"

"Hati hati" ucap chelsea kepad adik satu satunya itu

Sekarang chelsea masih berada ditempat adiknya tadi,dia melihat ada jian yang lagi ngebantu bi asih nyiram tanaman dihalaman depan.

"Kakak chelsea"teriak jian saat melihat chelsean yang berdiri didepan jendela dekat pintu

"Kakak ayo itut ji nyilam"ajak jian yang saat ini sudah ada didepan chelsea dengan wajah yang penuh harap

"Tidak saya sibuk" Jawab chelsea meninggalkan jian sendirian ditempat dia berada tadi

Jian hanya bisa menunduk sedih
"ji nakal ya,tenapa tidak ada yang mau ain cama ji"ucap pelan ji pada dirinya sendiri seraya melihat kepergian chelsea

Melihat jian yang sedih dan terdapat air mata memgenang dipelupuk matanya bi asih kemudian menghampiri jian
"Ji kok sedih sih,sini sama bibi aja kita metik sayur dikebun samping ,ayok"ajak bi asih

"Ayo bibi"jawab jian menerima ajakan bi asih

.
.

"Hah,apa yang terjadi sama gw"gumam chelsea melihat langit langi kamar

"Ck argggh,"lanjutnya lagi mengajak acak rambutnya

"Jian lo kenapa selalu ada dipikiran gw..! Lo anak om dion kan...? Tapi kenapa om dion seperti tidak menyukaimu,bahkan kakek,nenek dan nyokap gw juga sama,"Lanjut chelsea prustasi

"kayanya gw harus jaga jarang dulu deh,biar tau apa yang sebenarnya terjadi" putus chelsea

.
.

"Theo kenapa ngelamun"

"Enggak papa kok kak sion"jawab theo

"Yaudah,gimana rasanya sekolah disini"tanya sion

"Menyenangkan "jawab theo

"Dasar"

.
.

"Jian"Teriak papa dion

Terlihat jian yang berlari kearah papanya dengan tergopoh gopoh
"Iya papa"jawab jian

"Kemana aja kamu hah"marah papa dion kearah jian

"Ji minta maaf papa,janan malahin ji ya"pinta jian menatapa mata memerah papanya

"Kamu,

Plak

Karena kamu hidup saya jadi seperti ini"teriak papa dion menampar pipi kurus jian

"Maaf papa ji minta maaf,ji nakal papa"tangis ji memegang pipi merahnya

Papa dion tetap menatap jian dengan tatapan tajamnya yang membuat tubuh jian ketakutan dan gemeteran
"Ikut saya"
seret papa dion kencang menarik tangan kurus itu

"Ji nakal papa,ji minta maaf papa, jangan di talik tangan ji cakit hiks ji mohon"tangis jian sesegukan menahan sakit tarikan ditangannya

Papa dion membawa tubuh itu kearh gudang belakang yang hanya papa dion yang tau

Bruk

"Cakit "ucap jian tersenggal sengal menahan tangis dan sakit

"Kamu,
tunjuk papa dion didepan wajah penuh air mata jian

Chapter : Brothership = Happines -> JianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang