(13)

564 21 6
                                    

Setelah menebus semua obat yang dibutuhkan jian,pak anto kembali lagi keruang rawat jian.

Saat masuk keruang rawat jian, pak anto memdengar suara tangis didalam,dan itu membuat pak anto hawatir sekaligus panik

"Ya tuhan jian"
Ucap pak anto berlari memeluk tubuh jian yang gemetar setelah menaru plastik obat disamping tempat tidur

"Hiks g-gelap matanya ji bapak"
Tangin jian gemetar

"Ji tenang ya,pak anto ada disini jian tidak sendiri,
Ucap pak anto lembut

Nanti bi asih mau kesini loh nanti malam"lanjit pak anto lagi.

"benalkah"tanya jian sesegukan

"iya"
Jawab pak anto lembut.

"Pak anto papa ji mana,tidak jenguk ji ya."
Tanya jian menghadap wajah pak anto,yang bahkan sebenarnya jian melihat ke arah samping kanan pak anto yang sekarang ada disamping kiri.

"Tuan lagi kerja jian,jadi tidak bisa jenguk jian"
Jawab pak anto

Setelah berdiam beberapa detik jian kembali melontarkan pertanyaan polosnya pada pak anto

"Pak anto,kenapa gelap...? Lampunya mati ya pak anto..?"

Belum pak anto menjawab pertanyaan jian,tiba tiba bi asih masuk keruang rawat jian

"Assalamualikum"

"Walaikumssalam/walaikumcalam"
Jawab pak anto dan jian

"Pak anto tuan mau berangkat kerja,kamu disuruh untuk pulang"

"Baiklah bi,jian pak anto pulang duluan ya.Assalamualaikum"

"Walaikumcalam/walaikumsalam"

"Bibi jii buta ya..?"

Mendengar apa yang diucapkan jian,bi asih hanya bisa tersenyum miris.
Beruntung pak anto sudah memberi tahu keadaan jian sebelum datang ke sini.

"Jian harus sabar ya,,? Jian kan hebat"
Ucap bi asih menyemangati jian yang sedih

Hening beberapa saat

"Akak sion tidak jenguk ji ya bibi"
Tanya jian

"Den sion sibuk sayang,"

"Bi ji mau pulang"
Pinta jian kerah bi asih,walaupun arahnya salah namun bagi jian itu sudah benar,

Bi asih yang melihat itu membantu jian untuk menggadap ke arahnya.

"Nanti ya,"

"Tapi___

Bruk

"Tuan"
Panggil bi asih saat melihat tuan

"Pulang sekarang,beresin semua barang nya"
Ucap papa dion datar

Bi asih yang mendengar perintah dati atasannya,bergegas merapikan barang jian kedalam tas besar

"Papa datang yeee"
Ucap jian menepuk tangannya girang.

Papa dion hanya diam,tanpa menghiraukan sapaan jian ia berbalik meninggalkan ruang rawat jian.

Jian yang tidak mendengar jawaban dari papanya menyerjit bingung
"Papa apakah masih disini,kenapa papa tidak menjawab ji.Papa,
Ucap jian meraba sekitarnya risau

Hiks hiks,papa ji hiks dimana"

Bi asih yang sibung merapikan barang kedalam tas terdiam saat mendengar tangia lirih jian,
"Ade kenapa nagis,udah ya nanti adek sakit lagi"
Ucap lembut bi asih

"Papa ndak ada bibi,ji tidak jawab papa hiks.Tidak jawab ji tadi tadi tanya papa tidak jawab"

Jian yang sesegukan menutup matanya sedih,bi asih melihat itu merasa kasihan,Namun apa yang bisa ia buat kecuali hanya bisa menenangkan ji mengusap punggung sempit itu lembut.

"Sekarang ji sudah sehat,kata tuan ji boleh pulang.Ji senang tidak"

Jian yang mendengar ucapan bi asih segera mengusap air matanya sedikit kasar,ia senang.

"Benalkah,papa mana bibi"
Tanya jian parau

"Tuan ada di mobil nunggu jian,maka dari itu ayo kita pulang.Adek ji udah mulai sehat,terus kata dokter boleh pulang".

"Yeeee,pulang kanget akak heheh"
Ucap jian semangat.

Bi asih hanya tersenyum geli,dan membantu jian turun dari tempat tidur dan membantunya duduk dikursi roda.

"Ayo pulang le gooo"

"hahaha le go"
Sahut bi asih.

.
.

Ayeong konniciwa readers semua

Sehat sehat ya,bahagia selalu😏🎈

Chapter : Brothership = Happines -> JianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang