(14)

619 25 18
                                    

"Turun"
Ucap papa dion disela sela keheningan mereka didalam mobil

"Tuan maaf bukan kan ini masih dijalan"
Tanya bi asih penuh hati hati takut menyinggung tuannya.

"jangan membantah saya,saya tuan kamu jangan lupa.
Ucap papa dion penuh tekanan disetiap kata yang ia ucapkan kepada bi asih

lakukan perintah saya,turun dari mobil saya dan suruh anak itu pulang sendiri"lanjut papa dion lagi datar.

Bi asih yang mendengar itu merasa tidak percaya,ia menatap wajah jian yang menunduk takut.
"Tuan apakah saya juga boleh turun bersama jian"
Tanyanya

"Terserah"

"Baik terimakasih tuan"

Setelah mobil melaju meninggalkan jian dam bi asih.

Bi asih melihat jian yang hanya diam saat mereka mulai meninggalkan tempat berhentinya mobil yang mereka tumpangi.

"Ade jian kenapa"
Tanya bi asih sembari tetap mendorong kursi roda jian

"Papa ji kapan sayang ji bibi,
Ucap jian pelan,ia menundukkan kepalanya kebawah sembari memegang erat tongkat yang ia pegang.

Bibi,ji sayang sekali papa ji,ji kenapa papa ji tidak ingin lama lama sama ji,papa pelgi pelgi telus ji sedih bibi"lanjutnya lagi lirih.

"Ji bibi tidak tau,tapi ji harus tetap berdoa sama tuhan agar nanti tuan sayang sama ji.Jadi ji jangan sedih ya?"

"Iya ji pasti beldoa telus bial ji disayang akak sama papa ji,nanti jii pasti bahagia kan bibi"
Tanya jian dengan polosnya menengok kearah bi asih

"Iya pinter sekali ji ya,hahah"
Ucap bi asih seraya tertawa dan diikuti tawa riang jian.

"Hahahah"

Biarlah untuk hari ini jian tertawa senang,jangan dibuat sedih terus,jian juga berhak bahagia tauk.

***

"Cih"
Decih sion saat melihat seluit jian didepan pintu.

"Yeeee,ini sudah sampai tidak bibi"
Tanya jian tersenyum menatap sekeliling yang hanya terlihat gelap gulita.

Bi asih yang mendengar itu ikut tersenyum,saat matanya berkeliling ia melihat tuan mudanya yang pertama duduk diruang tamu

"Aden sion selamat pagi"
Ucap bi asih sopan membungkukkan tubuhnya sedikit kearah sion

"Cih baru pulang lo,lo gak tau apa gw laper"
Ucap sion sinis kearah bi asih

Jian yang mendengar suara kakaknya menatap kearah kiri,ia pikir ia sudah melihat kearah yang benar namun ia salah.
"Akak ji hehe"
Ucap ji tersenyum memperlihatkan gigi rapinya lucu

Sion yang melihat jian menatap kearah kiri menyerjit alis bingung,

Apa yang tu bocah liat,buta apa kalau gw disebelah kanan.Dasar caper batin sion menatap jian remeh

"Woi lo ngomong sama gw"
Ucap sion

"Iya akak,ji belbica sama akak.Ji kangen sekali ji hehe"
Jawab jian tetap menatap kearah sebaliknya tempat sion berada.

"Dasar buta,gw dikanan kali caper banget lu"
Ucapnya lagi sarkas

Bi asih yang mendengar ucapan tuan muda sion kepada jian merasa sedih,bi asih menatap wajah polos jian kasihan.

bi asih membantu jian yang kebingungan.Ia membantu mengarahkan wajah jian kearah kanan arah dimana tuan muda pertamanya berada.

"ji salah ya"
Tanyanya lugu

"Dih dasar caper"
Ucapnya berdiri dari duduknya

Bi masakin gw,terus anter kekamar jangan lama gw tunggu"sambungnya lagi kepada bi asih

"Iya aden"

Setelah itu sion berlalu tanpa memghiraukan jian yang sepertinya hendak bermain dengan sang kakak,

"Ade ji kekamar yu,ade harus istirahat  "ucap bi asih kembali menjalankan kursi roda kearah kamar jian

Disela sela perjalanan,jian terus diam ia masih memikirkan ucapan sang kakak.

Ia bingung caper itu apa,ia berpikir sang kakak dapat kata itu dimana apa itu makanan?.

"bibi ji boleh tidak bertanya"

"boleh,ji mau tanya apa?"
Jawab bi asih

"Capel itu apa bibi,ji tidak paham ji pikil pikil jadi kepikilan kepala ji sakit sekali bibi sepelti ditusuk tusuk.
Ucap jian polos kearah bi asih

Bi asih bingung harus jelasin apa,ia juga bingung sejujurnya.

Bi asih sudah tua,tidak mengerti bahasa gaul anak muda milenial.

"Entah bibi juga tidak tau,ji jangan dipikirin ya,kata ji kepala ji sakit kan gara gara kepikiran kata itu..?"
Tanya bi asih

"Iya kepala ji sakit kepikilan"

"Lupain aja ya ade,nah sudah sampai kekamar ji,sekarang ji istirahat bibi mau masak buan aden sion dulu ya"
Ucap bi asih

"masak buat akak"
Tanya ji lagi

"Iya,masak buat den sion kakak ji,sekarng istirahat ya, bibi keluar dulu"

"Oke"
Jawab jian merebahkan badannya istirahat

Bi asih yang melihat jian sudah memejamkan matanya segera memutup pintu sembari tersenyum,dan kembali kedapur untuk memasak makanan untuk sion yang menunggu di kamar.

.
.






Hai hai spada everibadi

Kangen tidak sama eike heheh😏

Oke terimakasih sudah baca manteman.
Stay healty and alway happines🎈

Uyaaaaaa(nada lee jeno )🐶

Chapter : Brothership = Happines -> JianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang