(1)

2.6K 53 0
                                    

"JIII"teriak sion

"Iya kakak"

"Kemana aja hah,dari tadi dipanggil bukannya dijawab"

"Kakak panggil ji"jawab jian polos

"Lo, dasar idiot benci banget gw sama lo"ucap sion marah meninggalkan jian sendirian

"Ji nakal lagi ya"tanya jian polos kedirinya sendiri

Setelah marah marah sion keluar dari kamarnya dan meninggal kan jian sendirian

.
.

"Kenapa sayang"

"Papa"

"kenapa marah marah...?"tanya papa dion mendudukkan bokongnya di sopa ruang tamu

"Sion kesel pa,kenapa sih mama ninggalin sion"jawab sion

Bener kata papa,kalau aja kejadian dulu nggak ada,mungkin mama masih ada sama kita"lanjutnya

"Ya kamu bener,gara gara anak itu kita harus menjalani hidup seperti ini tidak ada lagi lentera dirumah ini"

"pa, aku ijin keluar dulu mau ketemu teman"izin sion

"malam malam gini"tanya papa dion

"iya biasa mau balapan"jawab sion

"yaudah sana hati hati"

Setelah mendapat ijin sekarang sion belik kekamarnya untuk siap siap

.
.

"Lo, kenapa lo masih ada di kamar gw"sentak sion kepada jian

"Hah ?, "

"Ck, lo keluar dari kamar gw"sentak sion marah

"I-iya kakak janan malah yah,ji inta maaf"ucap polos jian memainkan telunjuk tangannya seraya menunduk

"Nunggu apa lagi KELUAR"teriak sion membentak jian dan mendorong jian keluar kamarnya

Brug

"Aduh sakit"ringis jian jatuh

Setelah bersiap siap sekarang sion keluar dari kamarnya

Cklek

"Sialan lo masih disini"ucap sion saat melihat jii masih didepan kamarnya

"Ji nunggu kakak,
jawab jian

Kakak mau mana.." lanjutnya polos memiringkan sedikit kepalanya

"Kemana aja asal gw nggak melihat wajah bodoh lo"jawab sion mendorong kepala jian dengan telunjuknya meninggalkan jian

Sesampainya dilantai satu sion bertemu dengan papa nya.

"Pa sion berangkat ya"pamit sion

"Iya hati hati"

Setelah berpamitan sion keluar dari rumah dan menjalankan motor sportnya meninggalkan kawasan rumah

.
.

"Papa"

"Hm"jawab papa dion dengan gumaman

"Papa jii lapal boleh mam"tanya jian

"Kamu mau makan"tanya dion dengan diangguki oleh jii

"iya ji mau mam"

"Tidak ada makanan untuk anak nakal hari ini"

"tenapa papa, ji lapal"jawab jian sedih

"Karna kamu anak saya jadi marah marah"sentak papa dion

"Papa ji inta maaf ya"pinta jian dengan mata polos nya,soalnya jii tidak mengerti ucapan papanya dia juga tidak tau salahnya dimana

"Cih, pergi kamu"usir papa dion

"Tapi jii lapal papa,boleh mam ya"

"SAYA BILANG PERGI YA PERGI,"bentak papa dion berteriak

"Maaf in ji ya papa , ji nakay lagi"jawab jian pelan menundukkan kepalanya

"pergi sana jangan bikin saya marah"

"Iya papa,dadah selamat malam"Jawab jian berlari kecil kearah kamarnya

"Dasar idiot"

.
.

"Ji yapal pelutnya kruk kruk telus"ucap jian mengelus perut kurusnya

Ji nak mam tapi papa tidak bolehin"lanjutnya

"Yaudah deh ji tidul aja,nanti becok bolem mam,yeeee"senang jian mengingat besok bisa dibolehin makan

.
.

"Ana aku kangen kamu,anak kita sion juga kangem kamu, ucap papa dion mengusap potret istrinya Ananta Putriana Septian Mahesa

Bagaimana keadaan kamu disana maafin aku.' lanjutnya lagi mencium potret istrinya dan meletakkannya lagi ke nakas

.
.
Pagi pun tiba saatnya kembali menjalankan berbagai aktifitas.

Begitupun dengan jian,bangun pagi pagi untuk membersihkan rumah.Sebenarnya dirumah keluarga Mahesa ini ada art,
Hanya saja mereka hanya mempunyai  satu art dan dua satpam,dan itupun pembantu hanya datang untuk memasak makanan,dari makan pagi,sore dan makan malam.

Dan untuk membersihkan rumah seperti nyapu,ngepel,dan bersihin debu debu yang menempel,itu tugas jian yang harus jian kerjakan sendiri dan harus selesai sebelum papa dion pulang dari kerjaannya.

"celamat pagi hali ini ji siap kelja,ucap jian semangat

Setelah bersiap siap ji turun kebawah dan memulai bersih bersih,3 jam sudah dilalui jian untuk membersihkan lantai satu.

"sekalang jii sudah membeleskan keljaan ji dilantai satu ,sekalang jii halus kelantai dua lagi cemangat"ujar jian menyemangati dirinya

Selesai membereskan pekerjaan dilantai satu ,jian sekarang sudah naik kelantai dua dan mulai membersihkan debu dan kotoran dilantai dua.

4 jam sudah berlalu dan sekatang jam sudah menunjuk pada jarum ke 2 siang,berhubung tadi jian kesiangan karena dia bangun jam 7 pagi makanya selesainya jam dua.Karena biasanya jian akan menyelesaikan semua pekerjaanya jam 1 siang dan sekarang terlambat 1 jam ,semoga aja jian tidak dimarahi papa dion.

"yeeee, pekerjaan ji dan celecai cemua.Ji cenang"ungkap jian melompat kecil

"jii mau mandi ah,jii bau"lanjut jian lagi berlari kekamarnya.

"baju ji yang cantik dimana ya"ucap jian mengacak ngacak lemari kecilnya.

Lemari yang isinya sudah berhamburan berkat tangan kecil jian itu mengeluarkan bau apek jujur aja walaupun jian sudah 15 tahun tapi pemikirannya masih terjebak diumur 10 tahun.Walaupun begitu jian masih bisa beres beres rumah karena sudah diajarin sama bibi yang kerja dikeluarga mahesa, berbeda dengan menyuci baju jian tidak ada yang mengajari karena pembantu yang mengajarinya beberes rumah sudah terlanjur dipecat papa dion karena terlalu dekat dengan dirinya dan papa dion tidak suka itu.

"Yes ji dah pakai baju cantik hore"senang ji dan keluar kamarnya untuk turun kebawah sebelum turun kebawah tiba tiba

"Diam disana"sentak papa dion menahan langkah jian yang hendak keluar kamar

"Tenapa papa,? Ji au tebawah au mam"jawab jian polos menatap bingung wajah papanya yang datar

"Tetap didalam,dibawah ada kolega bisnis saya.Jadi saya harap kamu jangan berulah,saya akan kunci pintunya dan kamu tetap diam jangan berbicara"ucap papa dion sedikit membentak

"Iya papa ,ji ndak belbicala"ucap polos jian menutup bulutnya sendiri

"Cih"decih papa dion melihat tingkah jian dan berbalik menutup pintu kamar jian dan tidak lupa mengunci nya dari luar

"aduh ji puaca lagi deh"ucapnya mengambil buku buat digambar

...........

Chapter : Brothership = Happines -> JianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang