(39)

605 23 2
                                    

2 hari kemudian,jian dan mahen mengendap endap berjalan ke kamar aa chandra.

"Husssttt tidak boleh belisik" ucap jian polos saat mendengar lengkah kaki mereka

Mahen menahan tawanya saat mendengar ucapan polos jian.
"Siap bos,maafkan hamba."

Jian yang merasa diledek memanyunkan bibirnya kesel
"Abang mengesalkan"

Dengan langan yang digendeng oleh mahen,jian berjalan pelan

"Ade hitung sampai tiga cepet"ucap mahen yang diangguki oleh jian.

1
2
3

Se___

Clik

"Apa...?"

Eh

Keduanya terdiam saat melihat mata aa chandra yang menatap mereka tajam
"Mau ngagetin,hm..!?"
Ucapnya datar.

Jian yang tidak mengerti menarik narik tangan mahen.
"Abang mahen kenapa,..? Kenapa tidak ucap ucap suples..?"
Tanyanya bingung.

Mahen yang ditanya menatap kearah jian
"Sudahlah,suprise nya tidak jadi. Bubar bubar"jawab mahen menarik lembut jian hendak keluar.

Chandra yang melihat membuka matanya lebar
"Wah wah wah tidak bisa tidak bisa,emang lo pada mau ngasih gw apa..? Kemariin coba gw mau liat."
Ucapnya menahan keduanya dengan cara ancang ancang seperti penjaga gawang yang bolanya hendak masuk.

Menatap malas chandra,mahen mendengus pelan.
"Jian aja yang kasih bisa ?"
Tanyanya kepada jian.

"Boleh abang..?"

"Boleh dong, tuh abang liat aa chan sudah ancang ancang mau ngambil."
jawab mahen seraya menunjuk chandra yang lagi masang wajah tengil

Dengan wajah yang berseri,jian mendekati chandra dibantu oleh mahen dengan menuntun tangannya.

"Aa chan,ini ada suples dari abang mahen,"
Ucapnya menyerahkan kotak kado ketangan chandra.

Candra yang menerima kotak kado itu memasang wajah cerah,tanpa pikir panjang chandra membuka kertas kado itu kasar.

Setelah melihat isinya,chandra membola dan menatap sang abang dengan wajah yang tidak bisa dideskripsikan.

"Bang lo serius..?"
Tanya nya

Melihat adiknya itu senang,membuat mahen tersenyum lembut.
"Seperti apa yang kamu mau,
sorry i'm late. "

Dengan euporia yang membahagiakan dan hati yang berbunga bunga,chandra melompat dari kasurnya dan memeluk abang nya erat.

"Thank you,arigato,kamsahanmida dan terimaksih my brother ."
Ungkapnya seraya mencium pipi mahen banyak banyak.

Mahen yang tidak terlalu suka skinsip berteriak keras untuk tidak menciumnya.
"Chandra woi jigong lo anj."
Ucapnya marah menahan nahan agar bibir tercyintah adiknya itu tidak menyosornya bak soang.

Tanpa rasa bersalah chandra hanya cengengesan dan kembali kekasurnya mengagumi leggo yang dibelikan oleh sang abang.

Jian yang mendengar keributan keduanya hanya terkekeh.
"Kalian lucu"
Ucapnya menutup mulutnya menahan rasa geli dihatinya hendak tertawa.

Mahen yang melihat adik bungsunya itu tertawa mendekatkan pipinya kepipi jian
"Nih makan bekas ciuman aa chan, kena dah tuh jigongnya"
Ucap mahen membuat jian kaget dan terdiam.

Mahen dan chandra hanya tertawa melihat jian yang menyentuh pipinya,jian merasa pipinya agak sedikit basah.

"Jii kena jigong."
Ucapnya polos.

Chandra yang mendengar mendelik dan mendengus mengundang mahen tertawa hingga kakinya loyo bak jeli.

"Hahahahahahhahah."

Jian yang polos merasakan hatinya seperti meletup letup, apalagi saat mendengar suara tawa dari saudara atau keluarga barunya itu.

Jii bahagia....

Jii halap semuanya akan bahagia....

Abang mahen,aa chandla,bunda dan ayah...

Jii juga beldoa agal ,papa sama akak sion juga bahagia...

Oh tante,om sama kelualganya juga bahagia.

Jii belhalap semuanya selalu bahagia.

.
.
.




Chapter : Brothership = Happines -> JianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang