(32)

340 15 0
                                    

"Pah"

"Kenapa sion"
Tanya papa dion yang tetap pokus pada laptopnya.

Sion hanya menghembuskan nafas pelan.
"Tidak aku hanya minta izin aku mau hangout sama temen"

"Kamu sudah punya teman."
Tanya papa dion

"Iya aku punya,jangan lupa kita sudah 2 bulan tinggal di jepang"
Jawab sion

"Yaudah,ambil atm dilaci samping sana"
Ucap papa dion menunjuk meja yang berada dipojok dekat miniatur lego.

Sion yang mendengar itu hanya mengangguk dan mengambil kartu atm dilaci yang ditunjuk.

"Yaudah pah aku berangkat"

"Iya hati hati"

Setelah ber pamitan sion turun keluar dan menaiki mobil nya untuk berangkat ketempat hangout yang ditetapkan bersama ke 3 teman barunya.

***

Jian yang lagi membantu bi ana kepasar dengan langkah pelan membuat jian sering dimarahin.

"Yang cepet dong jalannya"
Bentak bi ana ke arah jian yang berjalan dibelakannya.

"M-maaf bi ana,jian takut"
Jawab jian pelan

Jian yang belum pernah keluar selain dikawasan rumah dan mendengar berisik suara kendaraan membuat jian sedikit gemetaran.

"Ck sini tangan lo"

Bi ana menarik tangan jian kasar untuk digenggam.

"Dasar nyusahin"
Tekan bi ana.

"Maaf"
Lirih jian menunduk.

Sesampainya dipasar bi ana dan jian berjalan ketempat penjual ikan.

"Persmisi,ikan laut ini berapaa ya"
Tanya bi ana kepedagang.

"Murah kok sesuai berat dan jenianya"

"Baiklah,saya beli udang,cumi cumi,kepiting terus kerang ada gak...?"

"Ada,mau berapa...?"

"1 setengah kilo aja deh"

"Baiklah.."
Jawab sipedagang.

Setelah semua pesanan selesai dan selesai membayar,jian dan bi ana kembali kepedagang sayur sayuran.

"Permisi buk,saya mau beli jagungnya 20 ya..dibersihin juga ya jangan lupa..."
Ucap bi ana

"Baik,tunggu sebentar"

Menunggu ibu penjual membersikan cagung yang dipesan,bi ana melihat lihat sayur yang lain.

Tidak menunggu lama,bi ana mengambil pesanannya dan kembali kepenjual bumbu bumbu

"Ibu, saya mau beli bumbu asam manis terus bumbu lada pedas untuk masak masakan laut"

"Baiklah tunggu sebentar saya siapkan"

"Baiklah.

Setelah pesanan nya selesai bi ana dan jian keluar dari pasar untuk kembali pulang kerumah.

"Bi ana,jii sakit kakinya"

Mendengar suara jian,bi ana melihat kaki jian yang tidak dialasi sendal.

Ck,males banget gw...

"Lo..? Kenapa enggak pakai sendak hah"
Teriak pelan bi ana menatap tajam jian yang menunduk.

"M-maaf j-jangan malah in ji hiks,ji tidak p-punya sendal"
Ucap pelan jian takut taku terisak pelan.

"Cih,... Arrrrgg nyusahin lo.."
Ucap bi ana prustasi.

"Dahlah,
nyampe jangan manja lo"

"M-maaf"

"Berisik"

Diperjalan dari pasar kerumah tidaj terlalu jauh,jadi jian dan bi ana hanya berjalan kaki selama 30 menit,namun karena sedang membawa banyak barang selain membeli untuk membuat makanan laut dengan bumbu asam manis dan lada ,bi ana juga membeli bahan bahan untuk mengisi kulkas yang tinggak setengah.

Dengan menaiki angkot jian tidak merasa sakit lagi akibat kakinya yang terkena langsung panasnya aspal .

Didepan konplek ,bi ana dan jian turun dari angkot dan kembali berjalan kearah rumah dengan jalan kaki dengan tangan yang dipenuhi oleh belanjaan dikedua tangan mereka.








Chapter : Brothership = Happines -> JianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang