(38)

606 24 2
                                    

Bentar lagi tepatnya 3 bulan lagi jian akan berulang tahun yang le 17.

2 bulan sudah sejak pertemuan dengan keluarga amandra,jian selalu diperlakukan baik bahkan sangat dimanja.

Walupun jian juga masih beradaptasi dengan kehidupannya yang baru dan terlebih lagi jian masih susah melupakan kehidupannya yang dulu.

Jian merasa ini keajaiban yang sangat ia nantikan pada saat itu,
disayang dan dimanja adalah impiannya.

Jian sangat bersyukur dan berterimakasih sama tuhan,karena beliau jian sekarang terlepas dari bayang bayang kekerasan yang dulu ia hadapi

Dan berkat tuhan melalui keluarga barunya jian sekarang bisa bebas meng ekspresikan kehendaknya.

Tuhan jii bahagia,walaupun jii masih belum bisa melihat tetapi jii tetap bahagia...

Kata abang jii bisa menjadikan abang sebagai mata jii...jii tidak mengerti tapi jii tetap senang.

Dorrr

Jian yang dikaget kan oleh chandra tersentak jatuh dari kursi taman.

"Uju boneng jian astaga tuhan ,jian maafin aa"
Ucap chandra kaget saat melihat jian yang jatuh.

"Atuh ini gimana,mampus"
Lanjutnya gusar takut dimarahin dan membantu jian kembali duduk

"Aa chan jii tidak apa apa,jii hanya telkejut hehe"
Jawab jian cengengesan.

Walaupun begitu tetap aja,chandra masih merasa bersalam.

"Maaf ya jii aa bercandanya kelewatan"

Mendengar ucapn lesu dari aa chandra,jian cemberut dan mengangkat tanagannya mencara cari keberadaan chandara . Setelah ketemu jian yang dibantu chandra mengusap surai chandra lembut sembari tersenyum.

"Aa jangan sedih,jii benelan tidak apa apa...
Jii hanya kaget kok tadi selius deh."
Ucap jian dengan wajah yang serius sekaligus menangkup pipi chandra lembut.

Chandar yang melihat tingkah lucu jian hanya tertawa pelan.

Jian yang mendengar suara tawa chandra merengut lucu namun hanya sebentar karena melihat aa nya kembali ceria membuat jian bahagia.

"Aa lucu kalau teltawa"
Ucap polos jian saat mendengar tawa chandra yang menggelegar.

"Benarkah,...? Terima kasih ya adik kakak. Kenapa sih lucu banget"
Ucap chandra geregetan mencubit pipi yang mulai tembam itu kecang.

"Aw aw aw jii sakit jangan kencang kencang aa ."
Ucap jian merintih.

"Heheh,maaf ya adek"

"Tidak apa apa.."

Setelah meminta maaf chandra kembali membantu jian untuk duduk diikuti olehnya.

"Duh duh duh lagi main kok enggak ajak ajak abang"

Chandra dan jian sontak menatap kerah belakang,jiam yang tidak melihat hanya berusaha dengan insting pendengarannya.

"Abang/Abang Mahen"
Sahut keduanya.

"Lagi apa nih"
Ucap mahen menghadap kedua adiknya.

"Bisa lihat ndiri kan boss."
Jawab chandra dengan wajah tengilnya membuat mahen kesal dan mengusap kasar rambut tebal itu.

"Aduh bang sante dong"
Ringis chandra kembali merapikan rambutnya.

"Dih"

"jian kenapa tidak masuk rumah,ini sudah sore loh,

Mau ujan juga."
Ucap lembut mahen memegang kedua lutut jian yang duduk di kursi panjang di samping chandra

"Jii tidak apa apa,tadi jii hanya main sama aa chandra"

"Benarkah..?"

Belum sempat jian menjawab chandra segera memotongnya.
"Iya lah,dari pada dirumah sumpek"
Jawab chandra mematap sinis mahen

Mahen yang mendengar ucapan sinis dari adiknya hanya terkekeh.
"Iya iya,kenapa sih adik abang yang satu ini hmmm sinis banget ngomongnya"

Mendengar ucapan lembut dari sang abang,chandra bangkit dari duduknya dan masuk kedalam rumah.
"Dasar abang tidak peka"
Gerutunya yang masih bisa didengar oleh mahen..

Mahen yang melihat adiknya pergi hanya menggelengkan kepalanya maklum

"Abang,aa pelgi ya..?"

"Hmm,iya aa nya lagi ngambek sama abang"
Jawab mahen.

"Abang na nakal ya..? Makanya aa ambek"
Ucap polos jian.

Mahen yang mendengar hanya tertawa.
"Tidak kok,tadi aa pengen minta belii sama abang leggo tapi karena abang sibuk kuliah jadi abang kelupaan deh. Makanya aa nya ngambek."
Jelas mahen yang dibalas anggukan mengerti dari jian

"Abang nanti beliin leggo buat aa ya,bial aa seneng. Jii tidak mau aa sepelti jii yang tidak bisa beli skutel,jii nangis dulu tidak dibelii papa jii.

Jelas jian polos

Mahen yang mendengar itu menatap kasian jian,dan menganggukan kepalanya mengerti
"Pasti,nanti abang akan belikan aa leggo dan jian akan abang belikan sekuter jian mau kan..?"

Jian yang mendengar bahwa sang abang akan membelikan nya sekuter membuka matanya kaget ada rasa senang dihatinya namun kembali ia ingat bahwa ia tidak bisa melihat.

"Beliin buat aa saja,jii tidak dibelikan tidak apa apa"
Ucapnya menolak.

"Kenapa..?"
Tanya mahen bingung

"Jii kan tidak bisa lihat,nanti jii menyusahkan.

Mendengar jawaban dari jian,mahen terdiam dan tersenyum mencoba menjelaskan
"Kan abang sudah bilang jian bisa anggap abang mata jian,nanti jika jian mau main skuter dan waktu abang lagi senggang jian bisa panggil abang, mengerti..?

"Beneran abang"

"Iya sayang"
Jawab mahen yang di balas senyum senang jian,jian yang hendak bangkit dati duduknya menyerudup sang abang untuk dipeluk.

"Makasih abang,jii sangat bahagia"

"Sama sama.,yaudah yuk masuk kita temuin aa chan"

"Oke "
Sahut semangat jian

.
.
.















---------------------------------------------------
Aku mau post cerita baru, nanti jam 21:00 bakalan aku up,

Tunggu aja, Insya Allah kalian suka heheh👍😁

Chapter : Brothership = Happines -> JianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang