"Hah akhirnya sampai juga"
Ucap fahri menghela nafas lega.Fahri yang melihat pemandangan tempat tinggalnya yang baru terlihat masih asri.
"Sudah sampai kah abang"
Tanya jian memegang tangan fahri"Iya kita sudah sampe"
Mendengar jawaban lembut dari fahri jian tersenyum polos,
Bi asih yang menjadi penonton keduanya tersenyum tipis,ia merasa senang melihat kedua anaknya ? Mulau sekarang bi asih sudah mengganggap jian sebagai anaknya,mudah mudah tidak ada masalah kedepan.
"Udah udah,ayo kita masuk jangan lupa bawa barangnya ya"
Ucap bi asih kepada keduanya"Siap ibu/bi"
Sahut kompak jian dan fahri hormat kearah bi asih dan saling mengangkat barang masing masing,dengan didahului bi asih yang membuka kunci rumah minimalisnya.
"wah bibi rumah bibi pasyi cantik sekali ya!"
Ucap jian melihat keseluruh rumah minimalis milik bi asih.Bi asih dan fahri hanya tersenyum,
"Ibu kamarnya ada berapa"
Tanya fahri"Kamar cuma ada dua,jadi fahri mau kan berdua sama jian"
Ucap bi asih"Iya fahri mau bu,"
"Maksih ya fahri sudah dewasa,oh iya kapan masuk sekolahnya"
"Seminggu lagi ibu,"
"Oh oke,ayu masuk kamar kita beberes,fahri bantuin jian ya"
"Iya ibu"
Ucap fahri membantu jian membawa sedikit barangnya.***
Dikamar jian dan fahri lagi sibuk beberes.beberapa menit kemudian,
Jian dan fahri selesai beberes karena capek,mereka hanya duduk duduk santai dilantai.
"Ji lapar"
Tanya fahriDengan mata kosongnya jian yang ditanya menatap kearah fahri
"Lapal ji tapi ji tau bibi cape,nanti aja ji tahan tahan"
Jawab jian luguFahri hanya menatap jian teduh,sebenarnya apa yang dialami jian selama ini.
"Abang bisa loh masak,kamu enggak tau"
Ucap fahri menyombongkan dirinya.Jian yang mendengar menatap fahri takjub.
"Wah abang hebat,ji tidak bisa masak ji tidak hebat heheh"
Ucap jian malu."Hahaha,enggak papa jian kan masih kecil."
Jian seneng mendengar itu,abang fahri hebat terus sayang jian.akak ion kapan sayang ji ya..? Pikir jian menerawang.
"Ji kok ngelamun"
Ucapnya memegang tangan jianJian yang kaget hanya tersenyum.
"Heheh,maaf ya abang tadi ji bel andai andai bisa duduk kayak gini beldua sama kakak sion"
Ucap polos jian menatap wajah abang fahri.Fahri tertegun mendengar ucapan polos dari jian,ia hanya bisa meng aminin apa yang jian ucapkan.
"Udah yuk lebih baik kita keluar nemuin ibu"
Ucap fahri mencoba mengalihkan pembicaraan karena ia melihat wajah jian yang sedih"Mau abang"
Ucap jian semangat sembari tersenyum.Fahri yang melihat itu ikut tersenyum,sukurlah batinnya.
Semoga aja jian bahagia,ia harap didalam jian juga bahagia hatinya tenang.ameen
.
.
.Hai aku update 2 part hari ini karena aku mau hiatus yeeeee🎉
Bay bay semua assalamualaikum
,nanti aku datang lagi kok tenang aja, 😏.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chapter : Brothership = Happines -> Jian
Random♡ Siksaan siksaan yang didapat jian,membuat ia selalu merasa salah. Keadaan nya yang tidak terlalu baik,kelainan karena benturan keras saat dikandungan membuat ia terjebak di pemikiran anak anak,walaupun disaat umurnya bertambah dewasa Jian hanya a...