Typo.
• Happy Rendang🥘 •
part 03 | panti asuhan ?
_____________bocil sudah wangi dan harum, sekarang mereka akan mengantarkan bocil ke panti asuhan yang mau menampung bayi manis itu.
tapi sayang nya bukan karena panti yang tidak ingin menampung bayi itu tapi, bayi itu tidak mau lepas dari ketujuh pria tersebut, bahkan sampai membuat pemilik panti kewalahan menenangkan bayi yang terus meronta sambil menangis.
mereka bertujuh saling tatapan satu sama lain lalu menatap gerbang utama panti asuhan di depan mereka, ini panti yang ke sepuluh mereka datangi hari ini. bahkan hari sudah gelap, bayi itu tak kunjung mendapat panti yang cocok dengan diri nya, walapun sudah di iming-imingi mainan atau semacam nya tapi dia tetap pada pendiri nya, ya itu tujuh pria tampan itu.
Gama menghembuskan nafas lelah bahkan badan nya sudah pegal mengendari motor "cil lu harus mau kali ini" printah Gama sambil menunjuk bayi yang mata nya mulai berkaca-kaca.
"hicc..ehumm" dia mulai terisak.
Damian mengusap punggung kecil itu dengan kasihan "gw ga tega sumpah naro dia di panti" ujar Damian menatap bayi itu, suara bayi itu hampir habis karena terus menangis.
"mau gimana lagi, ga ada yang jaga kalu kita sekolah" ujar Kenzo sambil mengelus pucuk rambut bocil, ingat mereka masih anak remaja yang butuh pendidikan jadi belum terlalu paham untuk mengurus bocil itu.
Elgard mengambil bocil dari gendongan Damian lalu berjalan duluan ke dalam panti, bukan karena tidak mau si bayi bersama mereka lebih lama, tapi tidak tahan dengan wajah bayi yang bisa meruntuhkan keinginan agar bayi itu tetap bersama nya.
"anjir! el sabar jangan bikin dia nangis lagi" ujar Damian panik sambil menyusul Elgard.
saat mereka sudah di berada di dalam panti, mereka bertemu dengan salah satu pengurus panti tersebut bernama Rania.
"ada perlu apa ya mas-mas di sini ?" tanya Rania, menatap bingung tujuh pria yang masuk ke dalam panti tersebut. tak mungkin kan mereka kesini ingin jadi anak panti.
"numpang berak neng, ya naro anak lah yakali" sungut Neron.
"ron" tegur Danuar mempelototi Neron.
Rania hanya tersenyum canggung.
"kita mau naro bayi ini di sini" ujar Elgard memperlihatkan bayi yang menyembunyikan wajah nya di dada bidang milik nya.
Rania sedikit mendekat untuk melihat wajah bayi itu, lalu tersenyum ragu.
"ehm..i-ini an-"
"bukan anak kita, dia kita dapat di hutan" potong Dirgenta sebelum wanita itu menyelesaikan ucapan nya.
"ahh kalu gitu berapa usia bayi ini ?" tanya Rania sambil meremat sebelah tangan nya. dia gugup.
"sekitar 9 atau 10 bulan" jawab Damian.
Rania mengulurkn tangan nya untuk menggendong bayi itu, tapi tangan nya keburu di tepis oleh bayi itu.
"hic..hicc!" suara hisakan kecil mulai terdenger yang membuat para pria itu mendengus lelah.
"adek kecil, jangan takut yaa sayang" kata Rania dengan lembut mencoba menenagkan nya, dia coba mengambil bayi itu lagi, dan berhasil.
tapi bayi itu malah menangis kencang yang membuat Kenzo dan Neron menutup telinga nya.
"HUAAAA!!" teriak bocil dengan air mata yang turun dengan cepat membasahi pipi gembil yang sudah berwarna merah.
"astaga..tenang lah, jangan takut oke" pengurus panti itu terus coba menengankan bayi itu.
sampai suara lembut khas seorang wanita berumur mengahlikan perhatian para orang dewasa itu.
"ada apa ini rania, anak-anak yang lain bisa terbangun" ujar pemilik panti yang terlihat sudah berumur karena kerutan di wajah nya.
"ibu, maaf bu aku baru saja menerima anak baru yang ingin di taruh di panti kita, tapi di menangis mungkin tidak ingin di pisah kan oleh para pria ini" ujar Rania.
wanita paru baya bernama Yulia itu mendekat lalu mengamati wajah bayi dan ketujuh pria itu.
"ini adik atau anak kalian ?" tanya Yulia dengan menyelidik, memang tidak sopan tapi itu memang patut di pertanya kan, apalagi model anak jaman sekarang yang ingin buat tapi kalu sudah jadi malah di buang. inti nya hanya ingin enak saja.
"dia kita dapat di tengah hutan, bukan adik atau anak kita" jawab Kenzo dengan jujur.
Yulia menatap bayi itu, mengusap pipi nya yang berliang air mata,bayi yang malang.
"kita bisa urus, ayo ikut saya ada beberapa yang harus kalian isi" ujar Yulia berjalan mendahului mereka.
para pria itu langsung pergi mengikuti Yulia bersama dengan Rania yang menggendong bayi itu yang mengikuti di belakang ibu nya.
•••
Yulia menyodorkan kertas kepada Elgard dan Damian yang duduk di depan mereka.
"kalian isi ini terlebih dulu" Yulia memberikan pena kepada mereka berdua dan langsung di ambil oleh Elgard.
sementara Rania pergi membawa bayi itu untuk istirahat, kelelahan karena perjalan dan terus menangis.
setelah Elgard mengisi kertas itu dia menyodorkan kertas itu lalu menatap pemilik panti itu.
"hmm..kita masih bisa jenguk dia kan ?" tanya Gama, hati nya masih ragu untuk meninggalkan bayi yang bersama mereka walapun hanya 1 hari.
Yulia mengambil kertas itu lalu mengangguk "tergantung, kalu bayi itu belum mendapatkan keluarga baru, dia bisa kalian jenguk kapan saja"
teman-teman nya yang lain hanya diam dengan pikiran masing-masing bahkan Danuar sudah menghembuskan nafas pasrah saat Elgard selesai mendaftar.
"ayo balik" ujar Dirgenta keluar dari ruangan Yulia dengan wajah datar.
mereka pergi dari panti dengan perasaan tidak iklahs, tidak lupa mengucap kan terima kasih dan meminta agar selalu menjaga bayi sampai menemukan orang tua yang menyayangi nya dengan tulus.
Yulia menggeleng melihat kepergian tujuh pria itu.
"bu, mereka sudah pergi ?" tanya Rania yang datang dari belakang.
Yulia mengangguk "bagimana keadaan bayi itu ?" tanya Yulia berjalan beriringan dengan Rania masuk ke panti.
"dia sudah tertidur" ujar Rania "malang sekali bayi itu, siapa yang tega membuang nya di tempat para hewan buas berkeliaran" sambung Rania dengan wajah seduh.
Yulia tersenyum penuh arti.
🐾 SD's 🐾
Aku mungkin bakal mulai slow up karena ada kendala di rill, mohon pengertian nya sobat🙏💋
see u beb
KAMU SEDANG MEMBACA
seven Daddy's
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] [ PAPA MUDA] - - - - - bagimana jika seorang bayi berusia 9 bulan sudah di tinggal oleh sang ibu di dalam hutan dengan banyak nya hewan buas serta jutaan pohon pinus yang menjulang tinggi, dan bagaimana nasib dari 7 pemud...