Typo
⚠ TERUNTUK PARA SILENT READERS SAJA! ⚠
⬇⬇⬇
Hoii para silent Readers!
Tampak kan lah jejak mu sesekali, kepo loh aku ini.Setiap aku UPDATE cerita baru. Perbandingan antara yang baca dan vote itu benar-benar berbanding jauhhhhh bangett, kalau misal nya yang baca ada 2,3k nah yang vote itu bisa kurang dari 500. Yahh sebenar nya aku kecewa ya sama para silent Readers ini, tapi apa lah daya ku yang cuma bisa mantau.
Jadi mohon yaaa sayangku:) cintaku😊 kerja sama nya, satu vote / komen ga bikin jari kalian encok kok, cukup jari author saja yang encok.
Okee. Sekilan terima kasih🙏
_________________________________________
🐇⚘🐇
27. My sweet grandson
oOo
"Selamat makan semua!"
Setelah selesai acara bakar-bakar tadi, mereka langsung menikmati makanan yang mereka bakar tadi dihalaman yang sama tempat mereka bakar-bakar tadi, semua menikmati makannya dengan santai dan lahap. berbeda dengan Kara yang dari tadi sibuk gerusah-gerusuh di tempat duduk karena
"Au ni pappa" kata Kara menujuk piring isi sosis agar Gama di dekatnya mau mengambilkan sosis itu.
"Kamu sudah makan lebih dua kara" kata Danuar yang memperhatikan tingkah Kara dari tadi.
"Au agi!" balas Kara dengan wajah memelas.
"Berikan saja, selama masih ada" kata Dirgenta.
"Ku rasa dua itu sudah cukup banyak, bayi tidak boleh terlalu banyak makan sosis. nanti perut nya buncit kaya balon" ucap Danuar menakut-nakuti Kara.
"Ucit ??" Kara memegang perut bulat nya, seperti nya memang sudah lama perut nya buncit "Au mmam agi!!" minta Kara lagi.
Sedangkan wanita yang tengah melihat interaksi mereka tertawa lucu dengan Kara yang keras kepala
"Sosis yang itu ga terlalu baik buat organ tubuh dalam bayi yan masih beradaptasi sama tubuh nya, apalagi sosis nya ga di hancurin. bayi kaya kara. harus sering makan, makanan yang sehat buat mpasi""Nini..la au nii" sekarang bayi itu malah meminta pada Iva dengan wajah lucunya agar Iva memberikan sosis kesukaan nya.
( Nenek..ra mau ini )*Nini dalam bahasa Kara itu >> nenek yaa*
"Kara, makan nasi aja ya nak ? sini nenek suapin" Iva berdiri dan menghampiri Kara.
Sekarang anak itu anteng duduk di pangkuan Iva dengan mulut yang tidak sabar menunggu makanan, bahkan tubuh bayi itu bereaksi sangat aktif menerima makanan.
Iva terus tersenyum sepanjang menyuapin Kara, menurutnya Kara itu bayi yang aktif soal makanan. pantas saja Kara sangat aktif kalau sudah main. Makannya aja banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
seven Daddy's
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] [ PAPA MUDA] - - - - - bagimana jika seorang bayi berusia 9 bulan sudah di tinggal oleh sang ibu di dalam hutan dengan banyak nya hewan buas serta jutaan pohon pinus yang menjulang tinggi, dan bagaimana nasib dari 7 pemud...