"Harap di catat bahwa semua yang tertulis hanyalah karya fiksi, tidak ada satupun yang menggambarkan karakter dalam kehidupan nyata.
Harap Bijaklah menjadi pembaca, ambil kesan dan pesan dengan cermat dan cerdas. Atau sekedar jadikan hiburan semata" FaiGerbang setinggi tiga meter terbuka lebar, menyusul masuk nya mobil Lamborghini berwarna putih yang berjalan dengan kecepatan rendah layak nya siput, melintasi halaman mansion keluarga Lee yang luasnya setengah dari lapangan sepak bola stadion internasional, sekeliling nya di tata rapi sedemikian rupa dengan beraneka ragam tanaman hijau serta bunga berwarna warni yang memanjakan mata, jika saja ini bukan rumah pribadi, pasti sudah di jadikan tempat wisata para wanita feminim berusia lanjut yang mencintai alam dan keindahan.
Tak selang beberapa menit setelah nya, gerbang secara otomatis kembali terbuka, di lintasi mobil dengan lambang kuda jingkrak yaitu Porche berwarna hitam pekat mengkilap dengan logo awan kecil di sisi nya.
Lisa melirik sejenak ke arah mobil sang kakak yang baru saja berhenti tepat di belakang mobilnya, dengan acuh ia berbalik memasuki rumah dengan senandung kecil dari bibir tebal nya.
"You pull up in lambooooo"
Suara Lisa menghilang ketika mendapati sang kakak sulung yang berkutat dengan pekerjaan nya duduk di ruang tamu, menatap bergantian antara kertas di tangannya dengan layar notebook di atas meja.
Jisoo hanya terlalu fokus, atau mungkin tidak peduli sedikitpun dengan sekitarnya, ia bahkan tidak melirik ke arah Lisa yang hanya berjarak lima meter darinya.
"Maling pun masuk pasti dia acuh" bathin Lisa sambil melanjutkan langkah masuk kedalam rumah menuju kamar pribadinya di lantai dua.
"Yakkk kau" Langkah kaki jenjang nya terhenti ketika seseorang meneriaki nya dari lantai atas.
Lisa mendongak balas menatap kembarannya si rambut pirang yang dari ekspresinya terlihat marah.
"Berhenti kau di sana" Pekik Rose lagi yang di balas putaran mata rusa Lisa dengan malas, ia hanya menurut diam di tempat nya menunggu si pirang meloncat dari sana, sambil kembali bersenandung.
"Coming for you in the fast lane
Got me all fired up, full gas tank"Rose secepat kilat berlari menuruni tangga menghampiri Lisa.
"Yakkkkk" bentak Rose ketika mendengar Lisa bernyanyi.
"Apa sih chongah" Dengus si jangkung.
"Chongah chongah, panggil aku Rose" Ia berkecak pinggang di hadapan Lisa sambil membusungkan dada.
"Ck... Mau chongah, mau Rose, chaeyoung atau apapun itu terserah aku"
"Tidak, panggil aku Roseeee, R.O.S.E. Rose, kau dengar? " Rose melotot selebar yang matanya bisa, walaupun itu tidak merubah apapun.
Lisa menghela nafas melipat kedua tangan nya di dada menatap malas saudari kembarnya yang cerewet.
"Terserah.... Apa mau mu sekarang, kalau tidak menyingkir lah"
"Asihh..minggir kalian berdua" Jennie tiba-tiba mendorong membelah keduanya agar berjarak memberi nya jalan .
"Mau bertengkar sewa ring tinju sana, jangan di jalan" Dengus nya berlalu meninggalkan keduanya yang tak kalah acuh.
Jisoo yang terusik akhirnya mengangkat kepala untuk melihat keributan yang tak jauh dari nya, ia hanya bisa menghela nafas sejenak, mengedikkan bahu acuh, lalu melanjutkan kesibukannya dengan deretan data-data penting di tangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO WEEKS
Fanfiction"kita perlu memikirkan bagaimana cara membuat mereka akur layaknya saudara pada umum nya, yeobo" Honey Lee menumpu kepala nya dengan satu tangan di kening, sebab merasa pusing dengan tingkah ke empat putri nya, yang tak pernah akur bahkan sedetik pu...