"TIDAKKK!! " Lisa menyalak ke arah Jennie yang memohon.
"Kalian harus tetap di sini, menunggu kami kembali"
"Lisa, kamu sedang sakit, bagaimana bisa kamu mencari Jisoo Unnie sendiri, kamu tidak bisa!!" Bentak Jennie, mengusap wajah nya kasar dari air hujan.
"Aku bisa, kau lihat aku sekarang baik-baik saja, unnie, tidakkah kamu lihat dirimu sendiri.." Lisa berkata dengan frustasi, Jennie sangat keras kepala, menahan setiap langkah Lisa untuk pergi mencari Jisoo, Ia bersikeras hendak ikut dengan keadaan kakinya yang pincang.
Rose sejak awal hanya diam, mengigit bibir bawah nya yang gemetar, pertengkaran Lisa dan Jennie kali ini bukan sesuatu yang bisa ia sanggah atau anggap remeh.
Lagi pula ia terlalu lemah untuk ikut andil, sejujurnya Rose lebih percaya kepada keputusan Lisa.
"Lisa biarkan aku ikut dengan mu, tolong..." Sekarang Jennie memohon dan benar-benar memohon menyatukan kedua tangan nya yang membuat Lisa terkejut, segera ia raih tangan kecil itu.
menggelengkan kepalanya dengan mata berkaca-kaca "jangan lakukan itu Unnie"
Tentu saja Lisa tidak akan membiarkan Jennie merendahkan diri nya.
Lisa melirik wajah kembarannya yang tertekuk, ia menghela nafas putus asa, berharap Jennie sadar alasan utama nya melarang ia ikut,itu karena Lisa tau Rose tidak mampu.
Melangkah lebih dekat, Lisa menarik tubuh mungil kakaknya ke dalam pelukan, meredam isak tangis nya yang bergetar di dadanya.
"Aku tau Unnie khawatir, tapi tolong tetaplah tinggal di sini, bersama Rose, dia lebih membutuhkan mu unnie"
Jennie semakin terisak dan menangis, dan Lisa dengan lembut melepaskan pelukan nya, mereka tidak memiliki waktu lebih banyak lagi, jika hari semakin gelap, Lisa tidak yakin akan keselamatan nya sendiri.
"Aku harus segera mencari Jisoo unnie, sebelum hari semakin gelap, kalian carilah tempat berteduh di sekitar sini yang aman, dan tunggu kami kembali, tolong jangan kemana-mana, aku berjanji pasti kembali bersama Jisoo Unnie"
Jennie menatap sendu mata rusa yang penuh tekad di hadapannya, ia secara otomatis merasakan ketenangan dan mengiyakan setuju.
Bersenandung ketika merasakan pundaknya di remas dengan lembut, Lisa memberi isyarat pada Rose dan si pirang segera mengerti membawa Jennie kedalam rangkulan nya.
"Lisa, Berhati-hatilah" Kata Rose tulus.
Lisa tersenyum hangat menganggukkan kepala "kalian juga, tetaplah saling menjaga"
**********
Cahaya kilat berkedip di susul teriakan langit yang menggelegar, hujan kali ini turun begitu dahsyat di sesertai hembusan angin yang mampu membuat pohon besar bergoyang tak terkendali.
Jisoo menatap tangannya sendiri yang bergetar hebat yang sudah berjuang keras menahan berat badannya sendiri agar tetap melayang di udara.
Ia bergelantungan pada dahan yang lebih tinggi menghindari makhluk mengerikan yang sedang mandi lumpur di kaki nya, sambil memakan beberapa buah persik yang ia pungut beberapa saat lalu.
"Sial, hutan ini penuh dengan makhluk mengerikan" Dengus nya meringis.
Ngok ngok...
"Huaaaaaaaummm, husssss huaaaaaa huaaaa" Jisoo menggertak membentak membuat binatang berlubang hidung besar di bawah nya terlonjak melirik ke arah nya seperti babi bodoh.
![](https://img.wattpad.com/cover/348278391-288-k181158.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO WEEKS
Fanfiction"kita perlu memikirkan bagaimana cara membuat mereka akur layaknya saudara pada umum nya, yeobo" Honey Lee menumpu kepala nya dengan satu tangan di kening, sebab merasa pusing dengan tingkah ke empat putri nya, yang tak pernah akur bahkan sedetik pu...