Langit menggelap ketika awan hitam melintas dengan gumpalan besar seperti monster melayang di atas kepala mareka.
Sudah jelas itu bukan pertanda baik bagi mereka yang sekarang terdampar di hutan, hanya berlindung di bawah naungan dedaunan dan beralas akar pohon besar di sekitarnya.
"Lisa" panggil Rose berbisik, membuat gadis yang memejamkan mata tertidur tepat di sebelah nya berdehem dengan malas.
Lisa sungguh tak sanggup bahkan hanya membuka matanya, karna jika ia melakukan itu, bumi yang ia lihat pasti seperti baling-baling yang berputar.
"Aku melihat ayam panggang di langit" katanya dramatis.
Lisa menelan saliva nya susah payah, hanya mengabaikan gadis di sebelah nya yang mungkin baru saja mengigau.
"Betapa segar nya smoothie coklat dengan cream susu vanilla itu"
Mengerutkan alisnya, Lisa akhirnya memaksakan mata nya yang berat agar terbuka, hidung nya berkerut luar biasa ketika cahaya menyapa retina nya. Ia sungguh tidak sanggup. "Esssttt" Erangnya.
"Ada toppoki dan ramen kimchi"
"Chongah, berhenti berhalusinasi" tegur Lisa terengah-engah.
Ia ingin menangis saja rasanya, gadis di sampingnya tidak membantu sama sekali, justru membuat perut Lisa semakin terasa di remas.
Tentu saja bukan hanya Rose yang kelaparan, diantara mereka semua, Lisa orang kedua yang suka makan apapun, alasan kenapa kembarannya selalu memusuhi nya di berbagai kesempatan karna mereka selalu bersaing tentang makanan.
"Ada salad dengan mayones"
Tak tahan dengan ocehan si rambut pirang, Lisa melirik kearahnya, menyipit kan mata memeriksa gadis di sebelah nya yang berhalusinasi, dan Lisa akan menjadi orang bodoh yang menyahuti nya.
ia bisa melihat si rambut pirang menatap takjub ke atas langit dengan mata berbinar.
"Chongah, pejamkan matamu, mari kita tidur saja, kau membuat ku takut" kata Lisa parau, siapa yang tidak takut dengan orang yang berhalusinasi, bisa saja tiba-tiba Rose memandang tubuh Lisa seperti makanan jumlah besar di pernikahan.
Setelah nya ia mendengar tangisan anak kecil yang merengek, Lisa semakin di buat pusing karena nya.
"Lisa ya"
"Nde" balas Lisa sabar.
"Aku sekarat dan rasanya mau mati"
Lisa sekali lagi menelan susah payah salivanya sendiri.
"Dengan siapa kau berkata, kau tak lihat kondisi ku, mendengar ocehan mu hanya akan mempercepat kematian ku"
Nyatanya kondisi Lisa jauh lebih buruk, tapi kembarannya bertingkah terlalu dramatis setiap saat.
"Karna aku kakak mu, mungkin saja aku yang terlebih dulu mati, aku tak bisa bernafas karna lapar Lisa ya, sakit nya di sini, sini sini sini" Dia dengan lemah menunjuk seluruh bagian tubuhnya, gadis yang lapar seperti habis di pukuli di seluruh tubuh.
Lisa memutar bola matanya secara bathin, rasanya ingin sekali pindah tempat tidur.
"Chongah, orang yang akan mati tidak akan banyak bicara, aku yakin kau berumur panjang karna dosa mu banyak pada ku" kata Lisa lelah.
"Kau meniru kalimat ku" protes nya.
Suara keduanya saling berbisik berbicara lemah dan tak bertenaga, tapi masih memiliki beberapa tekanan di nada bicara mereka yang memastikan jika mereka bertengkar seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO WEEKS
Fanfiction"kita perlu memikirkan bagaimana cara membuat mereka akur layaknya saudara pada umum nya, yeobo" Honey Lee menumpu kepala nya dengan satu tangan di kening, sebab merasa pusing dengan tingkah ke empat putri nya, yang tak pernah akur bahkan sedetik pu...