Lee Sang Hyon menatap iba ke wajah istri nya yang tertidur dengan jejak air mata di sudut matanya.
Ia menangis hingga lelah lalu tertidur tanpa daya.
Lee menghela nafas berat menjambak rambutnya sendiri untuk mengurangi rasa berat yang menghimpit di kepala nya.
Setelah menerima pesan dari kepala keamanan keluarga nya Bae, hal itu semakin membuat nya khawatir, badai besar terjadi nyaris di seluruh wilayah bagian, mereka tidak bisa terbang ke myondong secepat yang Lee perintahkan.
Ia kesal ketika mereka harus menunggu lebih lama sampai badai berhenti, setidaknya sampai angin kencang yang melanda kota segera reda.
Tanpa ia sadari menangis dalam diam yang sunyi, merasakan kerinduan dan rasa takut menggerogoti hati nya yang membuat nya sesak dan panik. bayang-bayang wajah putri putri nya yang cantik yang selalu menjadi alasan ia ingin hidup lebih lama menghantui pikirannya seperti film yang di putar.
"Appa, gendong ku juga"
"Appa, aku lulus"
"Appa, aku berhasil memenangkan proyek besar itu"
"Appa Sarange"
"Appa Lisa mencuri cake ku di kulkas "
"Terimakasih Appa, kamu selalu menjadi yang terbaik"Lee Sang Hyon membekap mulutnya sendiri, menahan suara tangisannya begitu keras.
Rasanya sangat sakit mengingat semua kenangan indah itu.
"Maafkan Appa nak, seharusnya Appa menjaga kalian"
Suaranya teredam di antara gelegar petir yang menyambar, suasana badai di luar tak jauh buruk nya dengan suasana hati nya yang gamang.
*********
Jisoo memejamkan mata karna tiba-tiba saja merasa pusing, sedangkan ia samar samar mendengar senandung merdu Rose di antara angin kencang yang di sertai gerimis.
Jennie yang awalnya terlalu fokus memeriksa badai tiba-tiba terkejut mendengar isak tangis dengan senandung yang awalnya merdu menjadi agak berlebihan.
"All my love is go-o-o-o-o-o-o-o-one
All my love is gone""LAMBAIKAN TANGAN NYA..."
Jisoo segera membuka mata, alisnya menyatu melihat Rose melambai kan tangan searah dengan angin, tubuh nya meliuk liuk seirama dengan ilalang dan rumput liar.
"TERIAKKAN...!!!!!."
"All my love is gone
Now you're dead and gone""Rose weoo?" Tanya Jisoo bingung, Jennie menatap horror takut takut jika gadis itu kesurupan.
Terjadi keheningan setelah konser mendadak nya, Jisoo mencoba menyentuh pundak gadis yang menunduk membenamkan wajahnya ke dada.
"Kenapa hujan yang jatuh hanya air tawar, kenapa bukan madu, kenapa bukan hujan kacang...?"
"Hah?" Kerutan di dahi Jisoo semakin banyak, ia melirik Jennie yang tak kalah bingung.
"Aku mau pergi bertemu sahabat ku sekarang" katanya bertekad mengabaikan Jisoo dan Jennie yang di hantam kebingungan.
Dengan susah payah Rose bangkit mencoba berdiri dengan kaki nya sendiri, tapi Jisoo dengan cepat menarik tangannya, memaksa gadis itu tetap duduk.
"Hei... Mau kemana? "
"Bertemu sahabat ku" Dengan mata mengantuk tangan nya menunjuk ke sembarangan arah.
"Siapa? , siapa sahabat mu, yakkk sadar lah!! " Bentak Jisoo kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO WEEKS
Fanfiction"kita perlu memikirkan bagaimana cara membuat mereka akur layaknya saudara pada umum nya, yeobo" Honey Lee menumpu kepala nya dengan satu tangan di kening, sebab merasa pusing dengan tingkah ke empat putri nya, yang tak pernah akur bahkan sedetik pu...