Pintu di buka secara perlahan, pria yang memiliki kerutan tipis di wajahnya namun masih terlihat begitu tampan dan berwibawa, melangkah dalam keheningan mendesah memejam kan mata ketika merasakan seluruh tubuh nya remuk di mana-mana.
Ia memandangi seisi rumah yang remang, karna sebagian lampu sudah di matikan, menyisakan lampu dapur dan lampu kecil di beberapa sisi ruangan yang terlalu gelap.
Hati nya terasa kosong merasakan kesunyian yang terlalu signifikan, sebab sudah tidak ada lagi empat putri mereka di rumah sekarang, setidaknya pada hari-hari sebelum nya, ia pasti mendengar pertengkaran si kembar, namun sejak mereka pergi, keheningan ini sedikit mengganggu.
Lee sang Hyon menaiki tangga sambil terus memijat pundak nya yang pegal, sekarang ia sadar jika selama ini terlalu banyak bersantai hingga merasa terlalu kejam telah membiarkan putri sulung nya mengambil alih perusahaan dan membiarkan Jisoo mengerjakan semuanya sendirian.
setelah ia kembali bekerja, Lee bisa merasakan betapa lelah nya semua pekerjaan ini, hingga ia berpikir untuk mempertimbangkan untuk sering-sering memberi putri sulung nya berlibur lain kali agar tidak terlalu lelah.
Langkah kaki nya terhenti sejenak di depan pintu kamar nya, tangannya yang besar terangkat menggenggam dan memutar kenop pintu secara perlahan, ia hanya takut mengganggu waktu istirahat istri tercinta nya yang pasti sudah tertidur pulas di jam sedini ini.
Namun ketika pintu di buka, ia bisa melihat bayangan istrinya yang duduk di tepi ranjang sambil menatap kosong ke arah layar ponsel nya yang bahkan tidak menyala.
"Hei, sayang, kenapa belum tidur? " sapa Lee lembut.
Mendengar suara bariton suaminya memanggil, Honey lee tersadar dari lamunan nya, ia menatap sang suami dengan ekspresi sendu dan rindu.
Lee sang Hyon mengangkat pergelangan tangannya untuk memeriksa jam sekali lagi, ia yakin sekarang sudah tengah malam, tidak pernah ia dapati sang istri bergadang selama ini.
Honey Lee justru tidak mengatakan apapun, melainkan berjalan ke arah suami nya yang masih berdiri di ambang pintu menatap ke arahnya dengan alis menyatu.
"Ada apa sayang? " Tanya Lee Sang Hyon penuh kasih menyambut pelukan hangat istri nya.
"Aku tidak bisa tidur" Adu nya cemberut.
"Tagihan yang mana yang belum kita lunasi? "
Sebuah tamparan mendarat sempurna di dada Lee Sang Hyon, dan ia hanya tertawa melihat istri nya yang kesal.
Honey Lee berbalik kembali ke kasur menghentakkan kaki nya di lantai seperti anak kecil, meninggalkan suami nya yang masih sempat nya bercanda.
Tidakkah ia sadar jika ini darurat, ketika ia tidak pernah sama sekali bergadang dalam sepuluh tahun terakhir, dan sekarang telah bv memecahkan rekor tidur sehat nya selama ini.
"Hei, maaf kan aku oke" Bujuk Lee mendekati istri nya, bertingkah merajuk memeluk guling dengan erat.
"Sudahlah, jangan ganggu aku"
"Tidak, tidak, mari kita serius sekarang" Lee manarik pundak istri nya agar menghadap ke arahnya sepenuhnya.
Detik berikutnya ia bisa melihat air mata menetes di pipi sang istri, walaupun kamar mereka tidak terlalu terang tapi, penerangan dari lampu tidur sudah cukup untuk ia melihat nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO WEEKS
Фанфик"kita perlu memikirkan bagaimana cara membuat mereka akur layaknya saudara pada umum nya, yeobo" Honey Lee menumpu kepala nya dengan satu tangan di kening, sebab merasa pusing dengan tingkah ke empat putri nya, yang tak pernah akur bahkan sedetik pu...