Keduanya jatuh terpencar, Lisa terkapar tak berdaya, tertelungkup di atas tanah berlumpur, sedangkan Jisoo mengerang merasakan tulang rusuknya sakit berdenyut walaupun telah mendarat cantik di atas semak-semak.
"Babi sialan" Umpat nya mengerang, mencoba bangun dan keluar dari semak-semak, mengabaikan beberapa daun yang menghiasi rambut nya yang acak-acakan.
Lisa sesekali terbatuk, tenaganya terkuras begitu banyak melawan Hewan besar itu, tubuh nya penuh dengan lumpur karna pergulatan barusan.
"Lisa" Panggil Jisoo serak, ia sedikit merangkak mendekati tubuh Lisa yang ter telungkup lemas.
Menarik pundaknya agar ia bisa memastikan adiknya baik-baik saja.
"Lisa, kau dengar unnie? "
Sambil menyeka lumpur yang ada di wajah kecil adik nya, melihat pelipis nya terkoyak walaupun tak begitu dalam, betapa malang gadis jangkung itu, bengkak di kepala yang baru saja pulih sekarang harus di ganti dengan luka menganga.
Lisa hanya bersenandung memejamkan mata, ia merasa sangat lelah dan tak sanggup untuk bangun, sebenarnya.
"Lisa" Jisoo memanggil dengan parau, ntah kenapa hati nya tercubit sakit, melihat adik nya tak berdaya.
"Aku tidak apa-apa unniee"
Katanya berbisik, sebelum akhirnya membuka mata dan tersenyum.
"Aku hanya sedikit lelah" Memaksakan tawa yang justru membuat nya batuk karna sesak.
"Lisa, kau yakin? " Tanya Jisoo cemas.
Senyum Lisa semakin terlihat dan itu begitu cerah, membuat rasa khawatir Jisoo sedikit menguap bersama embun.
"Tentu saja"
Sebenarnya tidak sebaik itu, ia ingin tidur lagi dan mengistirahatkan diri sesegera mungkin, tapi Lisa justru teringat dengan dua gadis lain nya yang sedang menunggu, perasaan nya merasa tak tenang.
"Mari kita kembali Unnie, mereka pasti sangat khawatir"
"Eoh, kau yakin Lisa ya, apa kau bisa berjalan? " Jisoo segera membantu ketika Lisa mencoba bangun dan terus meringis, kaki nya sedikit pincang ketika ia berdiri, Lisa juga terus memegangi perut bagian atas nya yang Jisoo tak yakin apa sebabnya.
"Ayo Unnie" Lisa hanya mengindahkan pertanyaan Jisoo memberikan tatapan meyakinkan.
"Tap...., tapi Lisa ya, tolong tunggu sebentar" Jisoo dengan cepat berlari ke arah pohon persik dan memungut lagi buah-buah yang masih tersisa, ia bahkan tidak memilah terlebih dahulu mana yang mungkin layak untuk di makan, karna ia hanya perlu cepat.
Lisa tersenyum dalam diam, menyembunyikan rasa sakit yang sangat besar di beberapa bagian tubuh nya.
"Ayo" Jisoo segera merangkul Lisa di pundak nya mulai berjalan berdampingan dengan hati-hati dan pelan.
"Kau yakin ini jalan pulang nya? "
Lisa mengangguk dengan mata berkaca-kaca, sebenarnya ia ingin menangis, rasa nya sangat sakit.
"Ssstt auh" Lisa mendesis berhenti berjalan membuat Jisoo terkejut, melihat mata Lisa tertutup rapat dan hidung nya berkerut.
"Lisa ya, gwaenchana? " Jisoo dengan hati-hati membantu Lisa duduk di tanah, dan ia bisa melihat air mata keluar dari sudut mata nya sekarang.
"Lisa, apa yang sakit? Katakan pada Unnie" Tanya Jisoo khawatir. Matanya mencoba menjelajahi tubuh kurus adiknya yang semua di tutupi lumpur.
"Unnie, tanduk hewan itu mengenai perut ku, rasanya sakit sekali, bahkan untuk bernafas"
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO WEEKS
Fanfiction"kita perlu memikirkan bagaimana cara membuat mereka akur layaknya saudara pada umum nya, yeobo" Honey Lee menumpu kepala nya dengan satu tangan di kening, sebab merasa pusing dengan tingkah ke empat putri nya, yang tak pernah akur bahkan sedetik pu...