Rose memutar bola matanya ketika melihat Lisa mulai mendekat, membawa daun berisi air di tangannya.
Mengunyah kripik nya lebih keras dengan wajah super ketus, mencoba mengabaikan ekspresi imut Lisa yang mengulum bibir bertingkah seolah tidak mengejek dan menyakiti nya beberapa waktu lalu.
"Mau minum? " Suara Lisa terdengar sedikit acuh, yang membuat Rose mengernyitkan alis.
"Tumben, ku pikir kau tidak mengangg... "
"Yes or no?" Tanya Lisa tegas, ia dengan cepat memotong kalimat Rose yang pasti akan menjengkelkan jika di dengar, Lisa sudah melupakan pertengkaran mereka dan tidak ingin memulai lagi, hal itu cukup mengejutkan Rose membuat ia tersedak keripik di tenggorokannya.
"Ukhuk... Ukhuk... Y... Yes"
Wajah Rose memerah, tangan nya mencoba menggapai air yang Lisa bawa, tapi gadis yang lebih tinggi justru menyeringai menjauhkan tangan nya.
"Lisa ya..... beri aku air... Khuk... Ukhuk... Nyaaaa" Lisa hanya tersenyum menampilkan gigi putih berseri milik nya, merasa cukup mengerjai kembarannya yang melotot seperti akan sakaratul maut.
Rose segera meneguk air minum nya seperti kuda pacu yang kehausan, terdengar lenguhan panjang ketika ia merasa lega di tenggorokan nya.
Lidahnya berdecih ketika melihat Lisa yang masih setia tersenyum di samping nya seperti psikopat.
Mengabaikan pemandangan itu, Rose kembali memakan makanannya, membuang muka menatap kearah lain kecuali kembaran nya yang menyebalkan.
"Congah... Boleh aku minta makanan mu? " Tanya Lisa lembut dan manis seperti madu, secara tiba-tiba lunak gigi dari pada lidah.
Rose menyipitkan mata menatap Lisa dengan side eyes nya, tidak ingin menyia nyiakan kesempatan emas, Lisa semakin tersenyum hingga ke mata, sejujurnya itu adalah senyuman yang menular, tapi Rose berhasil mengabaikan godaan nya.
setidaknya seberapa sering mereka bermusuhan Lisa terkadang memang manis dan lebih manis dari madu manuka kesukaan si pirang, apalagi jika ada maunya.
"Panggil aku Rose" Protes nya, yang membuat Lisa cemberut.
" Rose ya, " Cicit Lisa dengan patuh.
"Mworago, aku tidak dengar"
"Rose, aku minta makanan mu? " Lisa mengedipkan mata rusa nya berkali-kali dengan puppy eyes yang memabukkan.
"Apa,apa... Pangil aku apa? " Si rambut pirang mencondongkan tubuh nya ke arah Lisa berpura-pura tuli, membuat yang lebih muda mengerang memutar mata.
"Yang mulia paduka Ratu Rose, bolehkah aku minta makanan mu" Ulang Lisa seperti seorang hamba yang meminta penuh kerendahan, jika saja ia boleh jujur Lisa kesal, tapi ia tetap melakukan nya karna murni sedang tidak ingin bertengkar, lagi pula ia lapar.
tanpa Lisa sadari si rambut pirang tersipu mengulum senyum di antara kunyahan nya.
"Hmmm" Balasannya menganggukkan kepala seolah acuh, hanya untuk menyembunyikan betapa puas hati nya saat ini, karna tak perlu memaksa Lisa agar menuruti kemauannya.
"Pilihlah yang mana saja kau mau" Katanya dengan dagu terangkat.
Lisa menyeringai seperti anak kecil yang mendapatkan permen, ia menjerit tertahan sangat bersemangat ketika mengobrak-abrik isi koper Rose yang di penuhi makanan ringan.
"Apa aku boleh makan yang ini? "
Rose segera memeriksanya, lalu menggelengkan kepala, Lisa sempat bingung sesaat, namun ia bisa mengerti mungkin itu memang makanan favorit kembarannya, senyum nya kembali mengembang mulai memilih lagi yang mungkin boleh ia cicipi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO WEEKS
Fanfiction"kita perlu memikirkan bagaimana cara membuat mereka akur layaknya saudara pada umum nya, yeobo" Honey Lee menumpu kepala nya dengan satu tangan di kening, sebab merasa pusing dengan tingkah ke empat putri nya, yang tak pernah akur bahkan sedetik pu...