TWO WEEKS 26

2.1K 295 19
                                    

Suara keras perlahan mendekat ke arah pulau yang ia tinggali, sebuah benda terbang dengan baling-baling yang berputar tepat di atas rumah nya.

Lee Jae Yong mendongakkan kepala, alis nya berkerut menyatu penuh tanda tanya, tentu saja ia mengenali helikopter itu, salah satu aset milik keluarganya yang di kelola langsung oleh adiknya Lee Sang Hyon.

Tanpa mendarat sama sekali, benda itu tetap melayang di atas halaman nya, seseorang turun dengan tali, dan Lee Jae Hyon tau itu adalah kepala ke amanan di rumah adik nya.

Dengan cepat ia berjalan menghampiri, menjaga jarak dari tempat helikopter itu terbang.

"Ada apa? " Tanya nya to the point, ketika Bae berdiri di hadapan nya, sambil memeriksa sekeliling.

"Aku berkunjung untuk memeriksa ke empat putri tuan Lee"

Kerutan di wajah Lee Jae Hyun semakin dalam, menatap aneh Bae yang sepertinya juga bingung.

"Mencari keponakan ku ke mari?, kau bercanda, aku hanya sendirian"

Bae menjadi gugup, ia panik mengetahui jika ke empat putri tuanya benar-benar hilang.

"Yakkkkk, jangan hanya diam, ada apa sebenarnya, kenapa tiba-tiba mencari mereka kamari? " Bentak Lee Jae Hyun kesal.

"Tu... Tuan, mereka berencana menghabiskan liburan selama dua minggu, untuk menemani mu di sini, Tuan Lee bilang kau juga sedang sakit"

Lee Jae Hyun mengatupkan bibir nya, ia ingat terakhir kali mengirim surat memberi kabar jika ia memang sedang tidak terlalu sehat sebulan terakhir, tapi setelah itu tidak ada balasan surat apapun sama sekali.

"Mereka berempat berangkat dari rumah dengan mobil Nona Lisa sejak seminggu lalu, nyonya sudah mencoba menghubungi mereka dan tuan, tapi signal buruk sekali akhir-akhir ini, aku bahkan di perintahkan untuk menulis surat dan menunggu balasan dari mu selama seminggu ini Tuan" Jelas Bae dengan suara gemetar.

"Sejak seminggu?, surat?, omong kosong macam apa ini, aku sama sekali tidak tau tentang ini, dan bagaimana mungkin kalian membiarkan gadis-gadis itu pergi tanpa sopir,.. " Erang Lee Jae Hyun frustasi.

"Sekarang di mana adikku dan istrinya? "

"Mereka melakukan perjalanan bisnis ke Italia tuan"

Mendengar itu semakin membuat Lee Jae Hyun kesal, ia mengatupkan rahang nya, berbalik pergi menutup pintu rumah nya segera.

"Ayo kembali ke kota, kita harus cepat melakukan pencarian, kalian semua sungguh idiot" Katanya marah.

*******

Sudah tiga hari sejak badai besar terjadi, baru pagi ini cuaca sedikit membaik, tidak ada hujan atau angin kencang, tapi langit masih terlalu menyedihkan gelap dan suram.

Keempat gadis itu duduk sejajar dan termenung, mereka kembali kelaparan, air yang meluap menyulitkan mereka mencari ikan.

Tempat mereka sekarang juga tidak memiliki buah-buahan, kecuali kecubung yang membuat semua gadis itu trauma, terutama bagi si pirang, ia mulai memikirkan untuk memasukkan apapun ke mulut nya sejak kejadian mabuk kecubung beberapa hari lalu.

Jisoo pun tak mau nekad mencari makanan ke hutan seperti seminggu lalu dan berakhir bertemu dengan raja babi.

"Mau sampai kapan kita seperti ini? " Lisa menjadi yang pertama bersuara setelah ber jam-jam mereka hening.

"Ku pikir kalian semua menginginkan kita mati seperti ini" Rose memejamkan mata menopang dagu nya di atas lutut, ia kelaparan dan sangat lelah secara batin.

"Ayo kita lanjutkan perjalan kalau begitu"

Semua orang menghela nafas kali ini. "Aku tidak punya kekuatan lagi" Keluh Rose hampir menangis.

"Aku ingin berjalan-jalan di sekitar sini saja, mungkin saja ada yang bisa kita dapatkan" Jennie mulai berdiri dan semua orang menatap nya horor.

"Jangan lagi! " Cegah Lisa membuat gadis itu menghentikan langkah nya yang pelan.

"Lisa, tenang saja, aku hanya menyusuri sungai ini, tidak akan hilang dari pandangan kalian"

Lisa menggelengkan kepala tidak setuju "katakan bagaimana aku bisa percaya dengan kalian" Keluh nya.

"Kenapa kau jadi menyamakan semuanya" Jennie tiba-tiba menjadi kesal.

"Unnie, kau tau aku bukan ingin mendebat mu, tapi aku khawatir, sudah cukup mencari masalah"

"Aku bukan untuk mencari masalah, aku hanya ingin berjalan di sekitar sini dan tidak akan melakukan hal bodoh seperti sebelumnya, tidak akan masuk hutan, tidak akan memakan apapun di hutan ini sesuka hati, kau tidak perlu mengkhawatirkan aku, aku bukan bayi Lisa" Racau Jennie, kening nya berkerut karna aamara ia kembali melanjutkan langkah nya sebelum Lisa membalas ucapannya.

Lisa tau, Jennie pasti sudah mengetahui hal-hal yang harus di waspadai, tapi ada satu hal yang ia tidak tau, dan Lisa pikir hanya ia yang merasakan keanehan sejak malam itu.

Lisa berdecak, dan Jisoo memperhatikan raut wajahnya yang gelisah.

"Kenapa keras kepala sekali" Dengus nya membuang pandangan ke arah lain menghindari melihat ke punggung Jennie yang menjauh.

"Tidakkah kau terlalu sensitif ? "

Lisa secepat kilat menoleh menatap Jisoo tidak suka.

"Aku yang sensitif? " Dia menunjuk dirinya sendiri.

"Lisa ya, aku bisa mengerti, jika kebanyakan kami selalu membuat masalah dan menyulitkan mu, tapi kau sungguh tidak bisa mengatur, terkadang yang terjadi itu murni takdir, tidak ada di antara kami yang ingin hal buruk terjadi"

Lisa mendongak hingga hampir mematahkan leher nya sendiri, ia frustasi, haruskah ia mengatakan nya.

"Kita belum membicarakan ini sejak malam itu, chongah"

Rose yang nyaris tertidur membuka matanya dan kehilangan rasa ngantuk seketika, ia membalas tatapan serius Lisa padanya dengan berkedip.

"Apa, apa yang ingin kalian bicarakan" Tanya Jisoo bingung melihat keduanya saling diam.

"Aku pikir, hanya aku dan aku berhalusinasi saja, jadi kau mengetahuinya? "

Tanya Rose sedikit gugup, ia kembali merasa rasa takut itu lagi.

Lisa tertunduk sebelum menatap jauh kepunggung Jennie yang semakin jauh.

"Aku bahkan merasakan nya berhari-hari setiap malam, aku diam karna tidak ingin kalian khawatir"

"Yakkkkkkk, siapa yang kalian bicarakan, rasakan? Kehadiran?, siapa? Siapa? " Tanya Jisoo kesal, tapi kedua nya hanya diam berbicara dengan mata mereka membuat Jisoo rasanya ingin gila.

********

Setelah tiga hari menunggu, akhirnya Lee Sang Hyon dan istrinya berhasil mendapatkan penerbangan kembali ke korea, walaupun harus transit berkali-kali hanya untuk menghindari titik badai di beberapa negara.

Mereka juga sudah mendengar jika ke empat putri mereka memang tidak sampai ke pulau paman mereka, hal itu membuat Honey semakin histeris dan nyaris gila mengkhawatirkan ke empat putri nya yang menghilang.

"Apakah mereka mulai mencari putri kita? " Tanya Honey yang kesekian kali nya.

"Aku belum mendapat kabar lagi" Jawab Lee tertunduk menatap notifikasi ponselnya setiap waktu.

"Kapan kita akan sampai? " Tanya Honey bergetar ia kembali akan menangis.

"Besok sayang,bersabarlah dan percaya jika putri kita pasti baik-baik saja"

29 November 2023

Bismillah, kita bentar lagi selesai...
Terimakasih banyak buat yang nungguin dan setia vote san comment cerita ini, jangan lupa untuk selalu bahagia....

TWO WEEKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang