Suara gemuruh air dan beberapa bunyi serangga kecil sepertinya sudah menjadi teman mereka sejak sejam yang lalu.
Matahari dengan malu-malu mulai berpamitan meninggalkan rona jingga di antara awan-awan.
Ke empat Yeoja yang duduk berpencar bertingkah seperti tak saling mengenal, sibuk dengan pikiran mereka sendiri karna rasa asing dan canggung di antara mereka.
Lisa memainkan ponselnya yang hancur di tangannya dengan cemberut, ia pikir mungkin saja bisa meminta bantuan kesiapapun dengan benda itu, ternyata tidak ada harapan baginya, benda pipih itu retak dan terendam air hingga tak bisa lagi menyala.
Jisoo mulai lelah dan kesal dengan keheningan yang menguasai, sehingga ia berdiri berjalan di antara adik-adik nya.
"Mau sampai kapan kita seperti ini, kalian tidak berpikir ingin pasrah begitu saja kan? "
Menggenggam kedua sisi pinggang nya membalas tatapan bingung adik-adik nya dengan alis menukik sedikit lebih tajam.
"Lakukanlah sesuatu, kenapa kalian semua hanya diam" Bentak Jisoo kesal, wajah nya yang pucat perlahan menjadi merah karna merasa di abaikan.
"Unnie, kau sendiri sejak tadi hanya diam bukan? Sekalinya bicara kau malah membentak" Si bungsu yang berani segera mendapat tatapan membunuh dari Jisoo.
Rose mengigit jari ketika melihat betapa mengerikan nya pemandangan itu, Jennie hanya bisa menghela nafas pasrah, ia sungguh tak memiliki tenaga hanya sekedar bersuara, tubuh nya terasa panas serta dingin secara bersamaan, ia sedang terserang demam sekarang.
"Ekmmm..." Ntah keberanian dari mana, Rose tiba-tiba berdehem untuk mengalihkan perang tatapan antara Lisa dan Jisoo.
Ia justru merasakan hawa dingin membelai pundaknya ketika keduanya sekarang menatap ke arahannya seperti laser merah yang siap membelah tubuh nya menjadi dua.
"Mmm, aku, aku, hanya, hehehe, kalian bisa lanjutkan" Menyeringai mundur dari kekalahan, Rose mungkin ingin menenggelamkan diri saja saat ini, berbuat bijak tak cocok untuknya yang imut.
"Aku ingin minta maaf" Sekarang semua mata tertuju pada Jennie yang tertunduk memeluk lutut nya gemetar.
"Ini semua salah ku" Akunya nyaris berbisik.
"Karna aku kita celaka"
Semua dari mereka terdiam, menelan rasa pahit mendengar isak tangis memilukan Jennie.
Sejujurnya, tak satupun dari mereka memikirkan siapa yang patut di salah kan, bahkan Lisa yang tau apa yang terjadi, ia memilih diam dan fokus memikirkan cara menyelamatkan diri dari hutan antah berantah ini dengan selamat.
"Apa kau sengaja menerjunkan mobil ke sungai? "
Mendengar pertanyaan Jisoo jelas saja Jennie menjadi panik dan segera menggeleng kepala nya membuat pandangan nya bergoyang karna pusing.
"Anniyaaaa, untuk apa aku melakukan hal itu, ini kecelakaan, aku..aku hanya aku"
"Bagus"
Jennie terdiam menatap bingung Jisoo yang tersenyum miring.
"Jadi ini kecelakaan tanpa di sengaja, sekarang dan seterusnya berhentilah meminta maaf"
Mata kucing itu bergetar, berkaca-kaca, dan mulai menangis ntah karna apa, mungkin ia sedikit emosional, dengan tanggapan Jisoo padanya, Jennie merenung sejam lamanya karna takut di salahkan, tapi ternyata ia lah yang salah menilai saudaranya.
"Tolong maafkan aku" Ulang Jennie menenggelamkan wajah nya di antara tangan yang terlipat.
Rose yang berada tiga kaki di samping nya merasa tak tahan untuk tidak memeluk pundak yang bergetar itu, ia bergeser perlahan dengan canggung melingkar kan tangan nya ke pundak Jennie dan memberikan usapan lembut di bahu nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO WEEKS
Fanfiction"kita perlu memikirkan bagaimana cara membuat mereka akur layaknya saudara pada umum nya, yeobo" Honey Lee menumpu kepala nya dengan satu tangan di kening, sebab merasa pusing dengan tingkah ke empat putri nya, yang tak pernah akur bahkan sedetik pu...