TWO WEEKS 20

2.4K 314 22
                                    

Gadis yang lebih tua mendengus berdiri tegak mencengkram kedua pinggang ramping nya, ia berbalik berdiri gelisah menatap kedalam hutan dengan kesal.

"Kenapa mereka lama sekali" Desah nya untuk kesekian kali.

Jennie memutar bola matanya lelah, selain ia juga khawatir, melihat Jisoo yang tak tenang seperti seorang ibu kehilangan anak, justru lebih membuat Jennie lelah.

Sudah setengah jam sejak Lisa dan Rose memutuskan masuk ke dalam hutan, karna si pirang merengek ingin mengambil  buah persik lagi, Rose mengeluh kelaparan sepanjang waktu padahal ia mendapat lebih banyak ikan bakar karna semua saudara nya mengerti betapa luas lambung nya.

Mau tak mau Lisa mengalah, Lisa tak pernah tahan mendengar kembarannya merengek atau merajuk, si bungsu bahkan  rela berdebat sengit dengan Jisoo dan Jennie, hanya agar ia di izinkan masuk kedalam hutan.

Kedua gadis yang lebih tua jelas tak rela membiarkan si kembar kembali ke sana, mengingat seberapa mengerikan Babi yang pernah di temui.

"Ck... Harusnya kita tidak membiarkan mereka pergi" Jisoo mendengus menendang kerikil.

"Unnie, bahkan jika kita mengikat kaki mereka, mereka akan merangkak masuk kesana, kamu seperti tak kenal sekeras kepala apa Lisa, dan sebatu apa Rose jika tentang makanan"

Gadis yang lebih tua mengerang membelakangi Jennie yang duduk bersandar di pepohonan, ia menatap air jernih sungai di kaki nya dengan tatapan kosong.

Hari semakin sore, itu mengingatkan Jisoo tentang kejadiannya, seberapapun ia membanggakan pertarungan nya dengan babi hutan besar itu, tapi tetap saja ia memiliki traumatis, nyatanya Babi hutan merupakan jenis hewan yang cukup berbahaya.

Srek srek srek....

"AAAAAAAAAAA,Waaaaaaaa"

Jisoo segera memutar tubuh nya menatap terbelalak ke arah hutan lebat di depannya, Jennie pun segera berdiri ketika mendengar pekikan nyaring dari dalam sana.

Jantung keduanya berdetak sangat cepat, keduanya saling pandang dengan mata bergetar, terdengar suara langkah kaki yang berlari cepat dari dalam semak-semak, menerobos apapun yang menghalangi jalan mereka.

"AAAAAAAA, UNNIEEEEE"

"SEMUAAAA LOMPAT KE AIRRRRR"

"UNNIEE LOMPAT KE AIRRRRRRRR"

***********

Di belahan bumi lain, wanita yang usia nya hampir menyentuh setengah abad, namun masih terlihat begitu cantik dan menawan dengan setelan gaun Sopan berlengan panjang dan terusan tepat di lututnya.

Melirik ke arah suami yang bermuka masam dan terlihat begitu kelelahan, Honey Lee dengan lembut meraih telapak tangan suaminya untuk ia genggam sebagai usahanya menyerap rasa lelah yang terlukis jelas di wajah Lee Sang Hyon.

"Bagaimana kamu tetap bisa tersenyum setelah menemaniku seharian bertemu client menyebalkan seperti itu" Keluh Lee meremas tangan istrinya yang lembut.

"Aku hanya diam sepanjang hari dan tersenyum adalah tugas ku selama mendampingi mu" Dia terkekeh, menggandeng lengan suami nya, dan bersandar manja.

Lee Sang Hyon seperti dirinya kembali ke masa muda, salah satu sebab kenapa ia bertekad membawa Honey Lee ikut ke perjalanan bisnisnya yang jauh dan lama, karna hanya istrinya lah yang bisa menjadi obat dari segala lelah yang ia rasa.

Mereka sudah sampai kembali ke penginapan, Honey Lee dengan sigap menyiapkan keperluan sang suami yang hendak membersihkan diri.

"Yeobo, bersihkan dirimu, aku sudah menyiapkan air hangat nya" Honey Lee dengan anggun duduk di meja rias, melepas semua pernak pernik di tubuhnya serta menghapus riasan tipis di wajahnya.

TWO WEEKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang