28

3K 186 8
                                    

"Bryan" panggil Gilang yang hanya dibalas tatapan yang seakan bertanya 'kenapa?' oleh bryan.

Gilang berdeham dan mendekatkan tubuhnya kepada Bryan. "Kamu sexy," ucapnya ambigu sambil terus berusaha mendekati Bryan.

Bryan yang risih terus menggeser badannya semakin menjauh, tapi lengannya ditahan kuat oleh Gilang.

"Bryan, kamu tau kakak suka kamu kan? Aku mau kamu jadi punya aku yan, punya aku seutuhnya."

"Gausah gila deh" Bryan menepis kasar tangan Gilang dan berniat meninggalkan rooftop.

Gilang yang sudah dirundung nafsu menarik kasar tanggan Bryan sampai laki-laki itu terjatuh dengan kesar dan dengan cepat Gilang menindih badannya. Bryan seketika kaku saat bibirnya dan bibirnya Gilang bertemu, bukan ciuman lembut melainkan ciuman nafsu yang penuh paksaan.

Bryan marah, dia dilecehkan dan dengan kuat berusaha melepaskan diri dari Gilang. Memukul kuat dada Gilang tapi tak membuat pria itu bergeming, dia merasa perih di bibirnya. Gilang gila, dia kasar, tidak hanya bibir bahkan dadanya sudah diraba sejak tadi. Sekali lagi bibir Bryan yang sejak tadi tertutup rapat di gigit Gilang hingga terbuka dan dengan cepat laki-laki itu memaksa lidahnya masuk, mengabsen setiap gigi Bryan.

Terus berusaha memberontak kali ini dengan sekuat tenaga dia mendorong tubuh Gilang dan berhasil dengan cepat dia berusaha lari dari pria gila itu, tapi langkahnya yang ketakutan kalah cepat dari Gilang dan lagi-lagi dia tertangkap kini badannya dirapatkan ketembok, seperti gelap mata Gilang kembali mencium kasar Bryan serta meremas pantat laki-laki itu. Bryan terus memberontak walau tidak ada hasil dan hanya mengharap ada yang menolong nya saat ini, tangannya lemas karena Gilang tidak membuatnya ketakutan.

Pintu rooftop yang tiba-tiba terbuka menghentikan ciuman Gilang, senyumnya justru mengembang licik melihat Aaron yang datang dan melanjutkan ciuman memaksa. Bryan sedikit lega dan memberi kode tangan pada Aaron, sedangkan Aaron yang mendadak naik pitam langsung menghampiri mereka dengan langkah cepat lalu mendendang keras Gilang hingga jatuh tersungkur bahkan Bryan ikut terjatuh. Niatnya yang ingin mendatangu tenpat favoritnya malah mendapat pemandangan gila seperti ini.

Tanpa menunggu Gilang bangun sekali lagi Aaron menendang tubuh laki-laki itu, wajahnya merah padam bagiamana bisa dia bersabar melihat kesayangan diperlakukan rendah seperti itu.

Aaron menindih badan ketua osis itu dan menarik kerahnya Melayang beberapa pukulan di pipi sampai bibir Gilang berdarah karena robek.

"Lu bajingan sialan, gw bunuh lu Gilang." Tatapannya marah dan sekali lagi memukul Gilang .

"Hahahaha," Gilang tertawa remeh dan menatap Aaron merendahkan. "Kenapa? Kalah saing lu? Kalah start ya? Lu tau ga ron? Bibirnya Bryan manis banget, enak apalagi kalau semua-"

Tanpa mendengar kelanjutan ucapannya Aaron kembali memukul Gilang berkali-kali sampai laki-laki itu terlihat hampir tidak sadarkan diri sebelum akhirnya dia berhenti karena pelukan Bryan. Dia sadar, Bryan masih ada disini.

"Udah Kak," pinta Bryan dengan suara bergetar.

Aaron melepas pelukan Bryan, mengajak laki-laki itu berdiri. Dia menatap Bryan yang terlihat berantakan, giginya kembali bergertak mengingat adegan barusan dan dengan kasar dia menarik Bryan keluar dari rooftop meninggalkan Gilang.

Dia menarik Bryan ke kamar mandi laki-laki yang paling jarang dimasuki di sekolah ini. Mengunci pintunya dan menarik Bryan ke salah satu bilik dan kembali menguncinya. Dia merapatkan tubuhnya dan Bryan ke dinding bilik, dia marah bahkan tatapannya
belum melembut sampai Bryan sendiri tidak berani menatap mata itu dan memilih menunduk.

"Tatap kakak yan"

Bryan memilih menurut dan menatap Aaron takut. "Mana yang disentuh bajingan itu?"

Bryan diam, tidak menjawab dan kembali menundukkan kepalanya. Aaron menggeram kesal dan berusaha menormalkan emosinya, bukan waktunya marah pada Bryan karena dia masih ketakutan. Dia mengusap wajahnya kasar dan membawa Bryan ke pelukannya, berusaha menenangkan Bryan yang langsung menangis waktu berada di pelukannya.

the unreachableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang