Sixth Year-End of 1994
Turnamen Triwizard tahun ini terselenggarakan di Hogwarts dengan antusias yang persis seperti yang Claire eskpektasikan. Seperti halnya Johnson dan si kembar Weasley, Claire juga sempat memasukkan namanya ke Piala Api, meskipun harus dengan berat hati menerima bahwa ia tidak terpilih. Malah sempat ada kesalah pahaman yang terjadi sebab ada tangan-tangan usil yang memasukkan nama Harry Potter.
Claire turut kasihan saja dengan bocah ber-scar di dahi itu. Dituduh macam-macam, padahal hanya fitnah belaka. Lagipula manusia kurang kerjaan jenis apa yang dengan teganya melakukan hal sekeji itu? Jahat sekali.
Kalau boleh curiga, Claire akan menduga Sly--
"Bagaimana perkembangan kalian tentang pasangan ke Yule Ball?" tanya Alicia yang turut mengundang atensi Angelina juga Claire. Mereka habis dari kelas Ma'am McGonagal dan siap untuk pergi ke kelas Defence Againts the Dark Arts.
Yang ditanya lantas menoleh sembari menggeleng, serempak menjawab, "Belum. Kau?"
Angguknya nampak semangat, disertai dengan senyum lebar. "Sudah, tadi anak Hufflepuff mengajakku. Karena dia tampan, jadi yaa ... aku menerimanya."
Tepat setelah balasan itu, Claire juga Angelina kini saling menatap satu sama lain. Mereka melemparkan pandangan skeptis pada apa yang dituturkan oleh teman mereka.
Merasa pernyataannya diragukan, Alicia menghela napas berat lalu berdecak. "Dia memang tampan, sumpah! 'Kan sudah ku bilang kalau musim panas tahun ini, aku melakukan lasik pada mataku. Jadi pandanganku sudah jernih. Dan aku juga sedang tidak dibodohi kok," katanya mencoba meyakinkan.
Senyum percaya tidak percaya masih nampak di wajah para gadis half-blood teman seangkatannya itu.
"Iya, iya, aku percaya padamu. Syukurlah kau mendapat pasangan yang menurutmu tampan itu," ujar Claire seraya mengusap rambut Alicia dengan air wajah menyebalkan-- bagi Alicia.
"Ish! Dia memang tampan! Bukan hanya menurutku saja!" kesalnya sebab mendapati ejekan tersirat pada kata-kata apresiasi Claire. Dan hal itu jelas menarik gelak bagi Angelina juga si bungsu Edevane. Yang pada akhirnya juga Alicia ikut tertawa, ia tidak pernah berhasil merutuk pada Claire.
Gelak itu kian menghilang seirama dengan dua anak Slytherin yang menghampiri, hingga membuat langkah ketiganya terhenti.
"Ada apa?" tanya Claire tanpa ada keramah tamahan di sana, begitu juga dengan kedua gadis di samping kanan kirinya yang memilih untuk memajang wajah dingin.
Suara deheman yang terdengar gugup keluar dari salah satu di antara mereka berdua. Sampai pada akhirnya sang keturunan Pucey lah yang maju.
"Aku ingin berbicara denganmu, Edevane," katanya dengan suara yang terdengar kencang, meskipun pada kenyataannya ia gugup setengah mati.
"Apa?"
Adrian nampak menundukkan pandangannya sekejap, sebelum akhirnya ia kembali menatap sepasang cokelat bersinar milik Claire. "Mau pergi ke Yule Ball bersamaku?"
Tepat setelah Adrian bertanya demikian, Angelina juga Alicia lupa bagimana mereka tadi memasang tedeng aling-aling wajah dingin. Bahkan kini, mulut keduanya sudah terbuka lebar dengan mata melotot.
Ya, bayangkan saja, seorang Slytherin yang selalu mengibarkan bendera perang pada Gryffindor kini malah mengajukan tawaran yang terdengar romantis.
Tidak berbeda dengan keterkejutan kedua teman asramanya, Claire sempat terdiam sebentar. Sebelum akhirnya tatapan selidik ia lemparkan terang-terangan untuk Adrian. Dan respon laki-laki itu jelas langsung gelagapan. Mencari banyak kata-kata dalam otaknya untuk kemudian ia berikan pada Claire sebagai bukti kesungguhan.
![](https://img.wattpad.com/cover/323775391-288-k392900.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequoia | Severus Snape
FantasyTidak pernah ada dalam agenda hidup seorang Claire Eleanore Edevane untuk kembali menginjakkan kaki di Hogwarts setelah hari kelulusannya. Selain karena pernah terjadi tragedi malang yang membuatnya sengsara, Hogwarts jugalah yang membuatnya menuai...