sorry for the typoo~~
.
.
.
Makan malam kali ini jauh berbeda dengan hari-hari kemarin. Jika minggu-minggu kemarin makan malam akan diisi dengan suara hela napas berat yang menandakan beapa lelahnya mereka, untuk yang kali ini justru diisi dengan deru napas banteng dari pihak Claire. Tatapannya pun persis banteng yang seolah menatap Snape sebagai kain merah.
Membuat pria itu lantas meletakkan sendoknya dan berhenti mengunyah. "Aku 'kan sudah minta maaf tadi. Lagipula itu kejadian tadi siang, kenapa masih marah sampai sekarang?" tanya Snape yang terdengar seperti orang putus asa.
"Karena sakitnya terasa sampai sekarang!" sahutnya tanpa melepas tatapan nyalang yang sama sekali tidak menakutkan itu.
Akar masalahnya bukan dari serangan Claire, tapi memang inisiatif Snape yang entah bosan atau hormon serotoninnya butuh asupan lebih. Dia dengan sengaja menjulurkan kaki di depan langkah Claire kala wanita itu hendak berjalan melewatinya. Padahal tadi situasinya sudah lumayan tenang.
Dan ya, seperti ekspetasi Snape yang setinggi bintang di angkasa. Claire terjatuh. Dengan keadaan kening menghantam sudut meja yang lumayan lancip sebelum akhirnya jatuh ke lantai keras yang dinginnya minta ampun.
Berdarah? Ya jelas! Bahkan terlihat sedikit sobek.
"Lalu aku harus bagimana? Membawamu ke rumah sakit Muggle dan meminta mereka mengoperasimu? Sekalian mengeluarkan otakmu? Huh?"
"Ish, ck!" Seperti biasa, kepalan melayang di udara tanpa benar-benar tersampaikan.
"Apa? Mau memukulku lagi? Kau jangan berani-beraninya lupa dengan kejadian tadi pagi, ya. Tulang hidungku patah karena pukulan setanmu, Edevane."
"Itu salahmu sendiri! Salah siapa tidak segera menjawab pertanyaanku."
"What? Ak—hhh..." Snape menjada ucapannya untuk sekedar menghela napas pasrah.
Wanita itu ras paling BENAR SEDUNIA. Jadi percuma saja kalau Snape terus menyanggah.
"Apa? Mau bilang kalau kau baru bangun tidur? Salah siapa baru bangun!"
"Aku baru tid—"
"Dan salah siapa juga kau baru tidur. Di luar pula!"
Tuhan, Snape tidak bisa membayangkan kalau ia harus hidup serumah dengan Claire seumur hidupnya. Mungkin tidak hanya gila, bisa-bisa Snape gantung diri.
"Ya—"
"Apa?!"
Baiklah. Sekarang Snape akan memilih untuk diam seribu bahasa saja. Lebih baik melanjutkan makan dan mengisi lambungnya, daripada mengeluarkan sepatah kata dan Claire bisa-bisa mati di tangannya.
"Ckck ckck, sudah salah, diam saja," sarkas Claire yang kembali membuat Snape mengangkat kepalanya. Menatap wanita yang kini malah balik fokus makan.
Hingga finalnya, Snape hanya menghela napas kasar lalu meninggalkan piringnya. Ia memilih untuk berlalu membuat ramuan. Lebih mulia menyelamatkan banyak nyawa daripada meladeni iblis bertedeng bocah sinting yang hanya akan menambah stok dosanya.
Seperti Snape. Claire akhirnya memilih jalan Surga. Dia menghentikan aksi kekanak-kanakan yang diturunkan dari Kai itu unuk kemudian kembali berkutat dengan ramuan.
Ajaibnya dari hubungan mereka yang carut-marutini. Keduanya masih bisa terbilang solid dan kooperatif dalam misi menyelamatkan nyawa banyak orang. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa di luar waktu pembuatan ramuan.
![](https://img.wattpad.com/cover/323775391-288-k392900.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequoia | Severus Snape
FantastikTidak pernah ada dalam agenda hidup seorang Claire Eleanore Edevane untuk kembali menginjakkan kaki di Hogwarts setelah hari kelulusannya. Selain karena pernah terjadi tragedi malang yang membuatnya sengsara, Hogwarts jugalah yang membuatnya menuai...