34. On Fire

217 38 15
                                    

Sepertinya keputusan Snape mengizinkan Samuel untuk makan siang bersama adalah keputusan terbodoh yang pernah ia buat selama kurun waktu satu dekade ini. Sebab sekarang, sekujur tubuh Snape seolah dirayapi api putih yang mampu membakar habis dirinya. Bahkan jiwanya pun seakan ikut terbakar.

Di depannya persis, Claire tengah menahan tawanya sekuat tenaga agar pasta yang menggembungkan pipinya tidak termuntahkan. Hal itu sebab gurauan seorang Lorentz yang menurut Snape tidak ada lucu-lucunya. Sebenarnya bukan hanya Claire yang tertawa, Cassandra pun begitu, tapi nyatanya Snape hanya peduli pada wanita di hadapannya.

"Jangan tertawa terus, telan makananmu," ujar Samuel sambil mengurut tengkuk Claire. Yang membuatnya mendapatkan pukulan instan di kepalanya.

Sumpah demi apapun, suara Samuel terdengar seperti ferret yang tengah mengeluarkan isi perutnya lewat anus. Meskipun Snape belum pernah mendengarnya secara langsung, tapi ia yakin betul, pasti suaranya seperti suara Samuel ini.

Lalu tanpa ia sadari, genggamannya pada garpu kian menguat, seiring dengan gigi gerahamnya yang ia gertakkan. Sialan sekali bocah kencur ini. Berani-beraninya menyentuh sesuatu yang sudah menjadi miliknya secara lancang di depan matanya seperti sekarang.

"Makanya, kau diam, numbnuts!" balas Claire setelah makanan di mulutnya habis ditelan.

Samuel tidak menjawab, pria itu hanya tergelak renyah sembari bersiap menyuapkan sendokan pasta lainnya. Inilah yang menjadi penyebab utama sukma Snape terasa seperti dipanggang dengan api putih sampai gosong.

"Bagaimana? Kau jadi melanjutkan studimu?" tanya Samuel. Lagi-lagi membuka percakapan.

Claire menggeleng. Beberapa detik kemudian ia menjawab, "Tidak tahu. Tapi sepertinya iya."

"Tidak berniat untuk bekerja terlebih dahulu?"

"Aku juga berniat seperti itu, tapi... entahlah. Aku akan memikirkannya nanti setelah pandemi ini benar-benar usai, dan kontrakku di Hogwarts habis."

"Kapan?"

"Apanya?"

"Kontrakmu di Hogwarts."

"Harusnya saat tahun ajaran ini selesai. Tapi kalau masih pandemi, mungkin akan diundur."

Samuel tidak menjawab, ia hanya mengangguk seraya menyuapkan satu suapan lain. Yang justru membuat Snape ingin menumpahkan saos pastanya ke kepala bocah tengil itu.

"Kenapa kalian berdua lucu sekali sih?" Tiba-tiba Cassandra berbicara dengan nada gemasnya.

"Mungkin maksudmu hanya aku, Miss," ujar Samuel yang dengan mudahnya membuat Cassandra tertawa. Apalagi saat Claire merotasi matanya sambil melakukan gestur seperti orang muntah.

"Lucu dari mananya? Mungkin kalau dilihat dari lubang pantat kapibara, kau ada benarnya. Tapi kalau dilihat menggunakan mata manusia normal, jelas tidak ada jejak-jejak lucunya si Lorentz ini. Dia lebih mirip ferret birahi, daripada sesuatu yang lucu," kata Claire yang lantas menambah gelak tawa Cassandra.

Seketika itu Samuel mengacungkan jari tengahnya di depan wajah Claire persis, lalu dengan iseng masuk ke salah satu lubang hidung dan menariknya ke atas sembari berkata, "Fuck you, El."

Hal itu jelas membuat Claire kembali emosi. Tanpa kata, ia menginjak kaki Samuel kuat-kuat.

"Eleanore! Sakit tahu!" serunya setelah mengumpat kesakitan.

Yang diserukan namanya hanya mendecih, lalu menagih suapan berikutnya. Sementara Cassandra, ia menghentikan tawanya saat nama tengah temannya disebutkan begitu lantang.

Sequoia | Severus SnapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang