24. Because of A Novel

290 57 8
                                    

Dugaan Snape akan jawaban yang bakal diberikan Claire atas pertanyaan konyolnya memang tepat—bahkan terbilang sangat tepat. Tapi anehnya, prediksinya akan respon wanita itu meleset begitu jauh—padahal satu jam sebelumnya Snape sudah mempersiapkan segala kemungkinan buruk yang akan menimpanya. Termasuk dicabik-cabik hingga dijadikan makan malam Fang.

Sebab alih-alih marah, Claire justru nampak begitu sungkan saat menolaknya. Ia memang sempat terkejut, bahkan sampai hampir tersedak—namun setelahnya, yang Claire perlihatkan adalah senyum tipis sembari berkata, 'i'm okay'. Yang jujur saja membuat Snape merasa begitu malu karena sudah bertanya demikian.

Wanita itu hanya menjawab, "Sorry, but we can't. Aku tidak bisa tidur denganmu, Sir. Aku paham kalau kau tidak akan berbuat macam-macam, tapi maaf, aku tetap tidak bisa mengiyakan ajakanmu. Kalau kau memang ingin tidur di kamar, silakan. Lagipula itu memang kamarmu, kapanpun kau mau menggunakannya, aku tidak memiliki hak untuk melarang. Dan aku juga tidak keberatan untuk tidur di luar.".

Lalu saat Snape bertanya apa alasannya, Claire lagi-lagi mengeluarkan senyum tipisnya. Dia menyahut, "Kau tahu persis alasannya, Sir.". Tapi sialnya, sampai sore hari, otak Snape dibuat buntu akan 'alasan' yang dimaksud oleh Claire. Hingga membuatnya beberapa kali melamun hanya untuk menerawang eksistensi Claire di seberang sembari mencari jawabannya.

Namun ketika matahari memutuskan untuk tenggelam, memberikan waktu bagi rembulan untuk bersinar membersamai salju—Snape memilih untuk tak acuh, meski rasa malu atas kekonyolannya masih menumpuk memadati pintu masuk egonya.

Kini setelah mengumpulkan banyak nyali, Snape memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar mandi. Bukan apa, di sana ada Claire yang sedang sikat gigi.

Wanita yang sedari tadi melihat keberadaannya melalui cermin itu tersenyum sembari mengangkat dua alisnya seolah menyapa. Tanpa ada pembicaraan, Snape mendekat ke samping Claire dan mengambil sikat gigi miliknya. Jujur saja, semenjak Claire di sini, lambat laun Snape jadi mengikuti kebiasaannya. Termasuk menggosok gigi setelah makan malam.

"Malam ini kau tidur di kamar lagi?" tanyanya usai berkumur dan membersihkan sisa-sisa busa di sekitar mulutnya.

Gelengan nampak jelas di pantulan cermin, membuat Claire mengangguk kecil. "Kenapa?"

Lagi, Snape bahkan hanya meliriknya melalui cermin. Seperti pria ini sedang menghindar untuk berbicara dengannya. Tapi karena tangannya sudah terlanjur diolesi facial wash, Claire memilih untuk membersihkan wajahnya terlebih dahulu alih-alih meminta penjelasan Snape akan sikap anehnya.

Sembari terus berpikir, 'apakah Snape marah padanya karena semalam ia menolak?' atau 'apakah Snape malu?'. Tapi saat pertanyaan terakhir muncul, Claire langsung menggeleng di sela-sela pijitannya di wajah. Memang mungkin saja seorang pria malu saat ajakannya ditolak, tapi ini Severus Snape. Maksudnya—

"Boleh kupinjam novelmu?" tanya pria itu menghentikan diskusi yang berisik di pikiran Claire.

Memberi jeda, sebab ia harus membersihkan wajahnya dengan air, Claire dibuat terkejut setengah mati saat rambutnya tiba-tiba diangkat oleh entitas yang kini berdiri di belakangnya.

"Lanjutkan saja," ucapnya sembari menunjuk refleksi Claire di cermin menggunakan dagu.

Jadi karena perintah itu, dengan gerakan perlahan sebab jantungnya yang berdetak tidak karuan—Claire melanjutkan aktivitasnya membasuh wajah. Sampai akhirnya ia selesai, Snape masih berdiri di belakangnya sembari memegangi rambutnya. Pria itu memperlihatkan senyum tipisnya kala keduanya bersitatap melalui cermin.

"Done?" tanyanya kemudian yang lantas menyeet Claire untuk mengambil alih rambutnya.

"Thank you," cicit Claire yang hanya dibalas anggukan oleh Snape sebelum ia beranjak keluar kamar mandi. Tentu saja Claire mengekor.

Sequoia | Severus SnapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang