39. "Who's John Kennedy?"

87 18 6
                                    

tandain typo seng

"Kau memang sedekat itu, ya, dengan si Lorentz?" tanya Snape sembari terus mengaduk kuali berisikan ramuan dasar yang tengah mendidih.

Di seberang sana Claire mengangguk. Ia pun tengah sibuk memotong bahan-bahan untuk kemudian dia masukkan secara bertahap ke dalam kuali berisi air. "Bisa dikatakan. He's my lil bro."

Sekejap hening menyusupi ruang kosong di antara keduanya. Hanya suara air mendidih dan pisau yang bersentuh saru dengan cutting board yang bersedia mengisi kesunyian indah ini.

Cassandra belum kembali, dan jujur saja itu membuat Claire diliputi rasa khawatir. Meskipun ya, belakangan ia dan Cassandra sering berada dalam situasi panas, itu tidak lantas membuat Claire kehilangan rasa kemanusiaannya.

"Kau pernah menyukainya?" tanya Snape lagi, setelah lama membiarkan ketenangan membaluti mereka.

Mendengar itu Claire tertawa kecil. "Gila saja aku pernah menyukainya."

"Aah, kau secinta itu, ya, dengan si Pucey-Pucey itu?" Snape memindahkan kuali ke samping tungku dengan sihir kala kerlingan tak suka membarengi pertanyaan sarkasnya.

Lagi-lagi Claire dibuat tertawa, kali ini lebih lebar lagi senyum yang terpatri usai gelak renyahnya. "Iya, dulu."

"Kalau sekarang?"

"Tidak," jawab Claire bersama dengan gelengan.

"Yakin?"

Kernyitan tipis sesaat mampir di kening Claire. "Kenapa harus tidak yakin? Dia saja sudah menikah, masa aku harus terjebak di masa lalu sendirian. Memalukan sekali."

Snape agak dibuat terperangah dengan jawaban Claire kali ini. Benar juga kata wanita itu, memalukan sekali jika harus terus terjebak di masa lalu, sementara orang yang ada di masa itu sudah menemukan kebahagiaan lain dengan orang lain. Hanya orang bodoh dengan urat malu putus yang mampu melakukan adegan berbaya seperti itu. Seperti dirinya. Dulu.

Hingga akhirnya anggukannya dibalas kekehan lirih oleh Claire.

"Lalu, John Kennedy itu siapa?" tanya Snape, lagi.

Entah kenapa hari ini suara Snape terdengar lebih sering dari sebelumnya. Mendominasi setiap percakapan mereka, selalu memiliki topik yang seolah sudah disusun rapi olehnya untuk ia gunakan sebagai bahan interogasinya pada Claire.

"Mantan presiden Amerika?" sahut Claire yang membuat dua garis vertikal mengisi kelowongan di antara dua alis Snape. Dan itu berhasil membuat Claire benar-benar tertawa lepas. Wajah bingung Snape dengan matanya yang berlari ke sana-kemari mencari kepercayaan untuk memvadilasi jawaban Claire nampak begitu lucu.

Dengan rasa skeptis yang membumbung tinggi, Snape kembali bertanya, "Bukankah sudah meninggal, ya? Dibunuh tahun seribu sembilan ratus emam puluh..."

"Tiga."

"Iya. Bagaimana bisa orang yang sudah mati-dalam artian 'benar-benar mati'-bisa memberikanmu boneka jelek itu?" lanjut Snape setelah sambungan memorinya akan persisnya tahun kematian mantan presiden Amerika itu terputus.

"Sembarangan saja kau menyebut bonekaku jelek. Lagipula tidak penting juga membahas siapa John Kennedy it-"

"Oh, jelas penting. Dia ancaman untukku, meskipun aku yakin dia bukan tandingan yang setara denganku-tapi tetap saja dia mengirimkanmu boneka, boneka milikmu pula. Pasti boneka itu ada di rumahmu 'kan? Dan kau tidak mungkin memberikan akses kepada orang asing untuk menjamah tempat tinggalmu, kecuali orang itu teman dekatmu. Atau jangan-jangan dia teman kencanmu? Ckck ckck, ternyata kau menyeramkan juga, ya?" cerewet Snape yang mampu membuat Claire melongo, ia masih tidak bisa percaya sepenuhnya jika seorang Severus Snape yang terkenal dingin itu bisa berbicara panjang-lebar bin melantur seperti ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sequoia | Severus SnapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang