Arga menghampiri Rania begitu istrinya itu kembali, dan langsung memeriksanya saat melihat ada Angel dibelakangnya. "Kamu baik-baik saja?"Rania menganggukkan kepala dan Arga segera balas tersenyum serta mengusap kepala istrinya itu dengan lembut.
"Hm ... es batu ternyata bisa manis!" seru Tahlia membuat Rania malu dan Angel kepanasan mendengarnya.
"Biasa aja. Ch, kekanakan sekali!" ujar Angel kesal.
Deon segera mengangkat bahunya acuh, sementara Arga segera merangkul Rania menjauh dari Angel.
"Mas tolong jangan kesempatan dalam kesempitan gini dong. Memanfaatkan keadaan untuk peluk-peluk!" ujar Rania segera menggerutu dan protes.
Arga tak menjawab, dia menurut dan memberi jarak, tapi kemudian tiba-tiba saja menci-um pipi Rania secara tak terduga. Membuat Rania kesal, dan bukannya takut pria itu bahkan sengaja mengencangkan rangkulannya dengan santai.
"Mas!!!" rengek Rania kesal.
Namun bukannya membujuk, Arga malah semakin menjadi. Kini bukan hanya pipi, tapi ubun-ubunnya yang menjadi sasaran.
"Kalau berani hapus akan aku tambah di bagian yang lain!" peringkat Arga.
Rania tak memperdulikan ucapan itu dan dengan berani menantang Arga dengan mengerucutkan bibirnya.
Cupp!
"Aku tidak pernah main-main Rania! peringat Arga dengan wajah tanpa dosanya.
Rania yang hendak mengusap bibirnya pun spontan berhenti dan tak berani melakukannya. Tak bisa berbuat banyak diapun mendesah kasar.
• • •
"Mau mampir beli sesuatu?" tanya Arga tiba-tiba saja perhatian.
Saat ini mereka sudah di dalam mobil dan menuju perjalanan pulang. Rania tak menjawab karena mungkin masih kesal dengan Arga dan juga dendam kejadian beberapa hari lalu.
Meski begitu, Arga menghentikan mobilnya dan mengajak Rania keluar. "Yuk, kita beli sesuatu dulu di sana!" Arga sedikit memaksa dan mau tak mau Rania pun menurut.
"Aku mau es krim," ujar Rania tiba-tiba saja. Ketika mereka sudah di dalam supermarket.
"Tadi katanya nggak mau apa-apa?!" ujar Arga mengingatkan.
"Aku nggak ngomong apa-apa tadi, Mas," jelas Rania sambil mengerutkan dahi heran.
"Tidak dari bibirmu, Ran. Kamu bicara dari hatimu," jawab Arga jahil.
"Memangnya Mas cenayang?" gerutu Rania sambil mengerucutkan bibirnya.
Membuat Arga tiba-tiba terlihat aneh dan gangguan juga tiba-tiba mengusap tengkuknya. 'Sial. Kenapa bibir Rania keliatan aneh?' batin Arga yang tiba-tiba diselelimuti perasaan aneh yang membuatnya berdesir sekaligus panas dingin dalam seketika.
"Hm, aku ke sana dulu. Kamu ambillah apapun yang kamu butuhkan," ujar Arga tiba-tiba aneh.
"Dia kenapa?" ujar Rania sambil mengangkat bahunya acuh.
Namun kemudian diapun menurut dan melakukan perintah Arga. Teringat bagaimana suaminya itu tempo hari sangat membela saudaranya dibandingkan dirinya yang merupakan istrinya membuat Rania terpikirkan sesuatu.
Diapun mengambil troli belanjaan dan mengambil apapun yang tidak berguna, tapi mahal. "Harusnya tadi dia ngajak ke mall biar sekalian aku buat bangkrut! Ah, tapi tak masalah kita lihat saja nanti gimana reaksi cowok batu es ini!" seru Rania bersemangat ingin mengerjai suaminya.
Tak butuh lama troli belanjaan pun penuh, entah dengan makanan apa saja di sana. Arga yang menghampirinya bahkan geleng kepala, meskipun kemudian melaksanakan kewajibannya untuk membayar.
![](https://img.wattpad.com/cover/348166542-288-k692396.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Cinta Pria Dingin (Tamat)
RomanceRania Anindya tak pernah menyangka kalau saat bangun tiba-tiba saja dia dipergoki tidur dengan laki-laki di ranjangnya. Rania terkejut, sebab seingatnya dia masih belum mempunyai pasangan sama sekali. Namun, belum juga pulih dari keterkejutannya, Ra...