64. Romantis yang Memancing Emosi Regan

10K 228 2
                                    

Arga dan Rania semakin mesra dari hari ke hari. Apalagi sekarang Rania punya kunci untuk mengontrol emosi suaminya itu. Cukup jadi istana yang manis, dibutuhkan dan disukai oleh suaminya, maka apapun yang dibutuhkan pasti terkabulkan. Arga yang kejam, berubah bagaikan ibu peri yang selalu mengabulkan apapun yang Rania inginkan.

Namun bukan hanya itu, dia bahkan begitu pengertian dan perhatian. Seperti hari ini contohnya, Rania kembali ketiduran di kelasnya. Namun, bukannya mengusirnya seperti biasanya, dia malah pura-pura tak melihatnya.

Agar tak mengurangi sikap ke profesional dirinya sebagai dosen, Arga menatap Melati dari depan. Mengodenya sebelum kemudian mengirimkan pesan untukny.

|Tolong bangunkan Rania pelan-pelan dan suruh dia tidur ke ruanganku.

Tanpa menunda, Melati pun melakukannya, sementara Arga pura-pura tidak melihatnya. Beberapa menit kemudian, Rania izin keluar kelasnya dan Arga tentu saja memberinya.

Namun walau begitu, beberapa mahasiswa menggosipkan setelah kelas mereka selesai dan Arga tak di sana lagi.

"Giliran udah jadi istrinya, pak Arga baik bangat sama Rania. Ingat nggak dulu, dia paling sensian dan paling suka galakin Rania!" seru seseorang berbicara.

"Iyayah. Kalau udah jadi pasangan rasanya beda. Ah, jadi pengen punya satu yang seperti pak Arga.

Silvi masih di sana dan tak tahan segera menimpali. "Halah, di depan kita saja pak Arga manis, kalau dibelakang pasti masih sama!"

"Berarti pak Arga nggak tulus dong?!"

"Bukan nggak tulus, tapi siapa juga yang tahan sama perempuan tukang caper dan kecentilan seperti Rania. Kasihan pak Arga nggak sih, menderita bangat sama Rania!" hasut Selvi. Seperti biasanya dia memang tipikal paling tidak suka Rania bahagia atau dipuji orang lain.

Tanpa mereka tahu, Regan datang ke sana. Sengaja untuk melihat Rania dan ingin mengajaknya bicara. Namun, bukannya bertemu, dia malah mendengar ucapan beberapa mahasiswa yang membuat kupingnya memanas.

Tak mau berlama-lama, Regan langsung pergi dan memastikan ucapan para mahasiswa itu. "Nggak mungkin mereka mesra. Bajingan itu nggak mungkinkan mulai gencar dan mempertahankan Rania. Dia itu gadisku dan bukan milik tua bangka itu!!"

Makin memanas, melihat ruangan Arga yang tertutup rasanya Regan ingin meledak. "Brengsek! Apa yang dia lakukan dengan Rania di dalam. Dasar dosen tua bangka tidak tahu diri!!"

Regan yang emosi, nekat mendorong pintu, tapi ternyata sudah terkunci. Dia bingung dan ketika mengintip lewat dari jendela sudah tak ada siapapun di sana.

"Pak Regan sudah pulang, Kak. Jika Dia yang ingin Kakak temui makanya ke sini," beritahu seorang mahasiswa yang kebetulan lewat dari sana dan mengenalnya.

"Kamu tahu dari mana, Han?" tanya Regan.

"Dia harusnya masuk kelas kami, tapi dia izin karena istrinya sakit," jelas mahasiswa tersebut.

"Sial. Bagaimana mungkin Rania sakit?!" heran Regan seperginya mahasiswa tersebut.

Karena hal itu, Regan sudah tak mood kuliah lagi dan memutuskan untuk pulang. Namun, ketika melewati parkiran dosen, dia mendapati sesuatu yang membuatnya lebih emosi lagi. Di sana masih ada mobilnya Arga dan didalamnya masih ada empunya dan istrinya.

"Nggak usah diantar, aku bisa sendiri, Mas!" rengek Rania manyun.

"Berhenti bawel Sayang, kamu sedang sakit loh dan aku tidak bisa membiarkanmu!" jelas Arga serius.

"Ayolah! Aku hamil, Mas. Bukannya sakit dan aku cuma lemas aja ... gejala kehamilan, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan ...."

Arga mengecup bibir Rania dengan tiba-tiba, kemudian memasangkan sabuk pengaman. "Diam dan menurut sama suamimu, atau nggak ku kasih jatah!" ancam Arga membuat Rania langsung memerah.

Terjebak Cinta Pria Dingin (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang