66. Pernikahan Viona

10.7K 224 2
                                    

Rania dan Arga pulang bersama ke rumah, setelah semalam bergantian dengan sang Mommy Andini. sekarang giliran mereka yang beristirahat. Ah, ya. Nugraha Prayudha sudah sadarkan diri, juga kondisinya sudah mulai stabil. Inilah mengapa Arga-Rania sedikit tenang saat ke rumah.

Namun di sana mereka malah langsung dipertemukan dengan Viona. Arga langsung memperlihatkan kemurkaannya dan menatap adiknya dengan penuh kebencian.

"Selama ini kau yang selalu mengatakan Rania istriku seorang jala-ng, tapi sekarang apa?!" Arga mengeram mengepalkan tinjunya. Andai saja Viona bukan perempuan, maka bogeman mentah sudah mendarat mulus di wajahnya.

"Kau bahkan membuat aku tak bisa memukul bajing-an itu, Viona. Kenyataannya yang rusak itu kamu, yang memper**sa itu kamu, bukan dia. Kau bertindak seperti perempuan yang tidak punya harga diri, mempermalukan keluarga kita. Katakan dimana akal sehatmu saat melakukan itu?!" bentak Arga berusaha keras untuk menahan diri, supaya dia tak menyakiti adiknya itu.

"Mas ak-aku--ini tidak seperti yang ka--"

"Tutup mulutmu, kau pikir aku masih sudi mendengar penjelasan darimu?!" sarkas Arga marah.

Hampir saja dia melayangkan tamparannya, andaikan Rania tidak sigap dan menahannya.

"Mas Arga cukup!" Rania memeluk suaminya dari belakang. Walau sejahat apapun Viona padanya, tapi Rania juga tak bisa diam saja jika perempuan itu terus-menerus dihakimi dihadapan matanya.

Apalagi saat ini dia sedang hamil, hormonnya pasti akan lebih mempengaruhi dirinya. "Aku mohon, berhenti menekan Viona begitu. Meski apa yang sudah dia lakukan, bukankah dia juga akan menikah Mas dan juga dia itu masih saudarimu," jelas Rania yang tidak bisa mengelak kalau diapun iba dengan adik iparnya itu.

"Dia bahkan sudah menghinamu selama ini, Rania. Untuk apalagi kamu membelanya. Perempuan tidak tahu malu ini memang sudah seharusnya dikasarin supaya kapok," jelas Arga masih belum bisa tenang.

Rania menghela nafas, kemudian menggeleng untuk mengode Viona supaya pergi dari sana, sementara Rania sendiri akan mengurus Arga yang masih kesetanan. Viona yang mengerti kodenya pun segera berlalu dan Rania melanjutkan aksinya untuk meredakan amarah suaminya.

"Ini sudah dua hari Mas, apa kamu tidak lelah mengomel terus. Hm, karena asik marah, kamu bahkan sudah melupakan aku!" seru Rania sambil mengalihkan membicarakan.

Arga segera membuang nafasnya kasar, kemudian membalas pelukan Rania untuk meraup ketenangannya. "Maafkan aku, sayang. Baiklah kita lupakan sejenak masalah Viona, sekarang katakan apa yang kamu butuhkan?"

"Kamu," jawab Rania singkat.

"Apa?" tanya Arga tak mengerti.

Rania segera mendorong tubuh suaminya dan bergerak menjauh juga memberi jarak. "Aku butuh kamu Mas, kamu dan dirimu!" seru Rania sungguh-sungguh.

Arga langsung tersenyum penuh binar kebahagiaan sambil menatap Rania dengan perasaan tak sabaran. "Baiklah ayo ke kamar jika itu maumu," ujar Arga.

Namun, bukannya menurut Rania malah menghindar. "Bukan yang itu, Mas Arga. Aku butuh kamu untuk membantu aku mengerjakan tugas kuliahku," jawab Rania dengan tanpa dosa, membuat Arga yang sempat ceria menjadi buram dalam seketika.

"Kamu ini mengerjaiku?!"

"Nggak Mas. Aku lagi serius nih, aku punya tugas kuliah segudang dan aku sedang hamil anakmu, apa kamu tidak kasihan melihat istrimu ini stress dengan tugas-tugasnya?!" tanya Rania serius dan sepertinya apa yang wanita itu katakan adalah kebenarannya.

Karena selanjutnya bukannya ke kamar untuk sesuatu yang Arga sempat harapkan atau mungkin istirahat. Keduanya malah ke ruang kerja dan mengerjakan tugas yang sebelumnya Rania katakan.

Terjebak Cinta Pria Dingin (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang