.

3.4K 294 32
                                    

Heyyy ges Wellcome back to my story..
Maap guys meninggalkan cerita ini begitu lama.


















Kemaren sampe mana?

Yaudah deh ini kita ke hari hari berikut nya ngogey?

Seminggu kemudian.





















Seperti biasa nya pada hari hari yang begitu membosankan.

Ini adalah kali pertama Jeno akan memulai terapi, setelah seminggu lamanya mencari dokter terbaik.

Tak dipungkiri bahwa jaemin selalu ada dan selalu akan menyemangati Jeno.

Kini Jeno dan jaemin berada di ruangan khusus untuk terapi Jeno.

Setelah konsultasi mengenai kaki Jeno, sekarang akan dimulai terapi nya kata dokter ini agak menyakitkan atau mungkin sangat menyakitkan karena Jeno membiarkan saraf dan tulang nya beristirahat begitu lama.

Sudah ada dua buah besi ber hadapan yang akan menjadi pegangan Jeno.

Dengan dibantu oleh dokter dan jaemin, Jeno perlahan mulai berdiri meskipun rasa sakit luar biasa itu kembali dua kali lipat dari biasanya.

Jeno sedikit meringis, bagaimanapun juga Jeno manusia biasa yang bisa merasakan sakit. Dia bukan psycopath atau apapun itulah

"Pelan pelan Hyung." Jaemin yang ngeri sendiri, walau wajah Jeno nampak meringis doang, jaemin yakin bahwa itu sangat sakit.

Tangan kiri Jeno berpegang pada pegangan besi sedangkan tangan sebelah kanan nya menggenggam tangan mungil jaemin.

Kaki Jeno begitu kaku, nama nya juga baru sekali terapi.

Jaemin ingin menangis saja rasanya.

Ia tidak tega sungguh.

Jeno berjalan pelan dengan beberapa langkah yang begitu kecil, namun keringat Jeno sudah banjir duluan.

Setelah dua jam melakukan terapi pertamanya, kini Jeno duduk di brankar. Dokter izin keluar meninggalkan kedua pasangan itu.

Jeno memakai kaos oblong hitam dengan celana setelan jas nya yg berwarna hitam juga.

Jaemin tengah mengelap tubuh dan wajah berkeringat Jeno.

Jeno hanya menatap sang suami manis.

WHAT THE HELL.

memperhatikan setiap gerakan yang dibuat oleh simanis karena mampu membuat Jeno jatuh hati lagi dan lagi.

Setelah selesai, jaemin duduk didekat kaki Jeno dan memijat nya pelan.

Oh iya Jeno masih pake masker ygy.. didepan jaemin sih keknya udah engga🤔🤭

"Apakah sakit?"

"Tidak."

Tapi jaemin yakin itu sangat sakit.

Oh iya jaemin libur beberapa hari sekolah karena ada acara sekolah nya.

"Kemarilah."

Jaemin menoleh kearah Jeno. Tangan Jeno mengisyaratkan untuk duduk disebelah nya.

Jaemin menggelengkan kepala nya.

Jeno menaikkan sebelah alis nya.

"Nanti Hyung kesempitan."

"Lee jaemin."

Deg.

Nahloh kan udah dipanggil tu pake suara Kramat.

Jaemin tak bisa membantah lagi, segera mendekat ada setitik celana diantara mereka karena jaemin canggung, dengan sigap tangan Jeno yang berada disamping jaemin segera menarik pinggang jaemin agar mendekat.

Jaemin terkejut sampai memeluk Jeno. Jeno hanya tersenyum simpul, lalu dengan entengnya, tanpa permisi dulu malah cium pipi jaemin.

EH

KOK CIUM

HEH, BAPAK JENO BELUM MUKHRIM.

Jaemin membulatkan matanya..

Lalu memegang pipi nya yang tadi dicium sialan kenapa malah panas begini.

"H.hyung" Jeno hanya tersenyum kecil.

"imbalannya."

Jaemin tidak tahu harus bagaimana menghadapi sifat magic Jeno.

Yah akhirnya jaemin bersandar dipundak lebar bapak Jeno, tanpa disadar tanpa diduga kedua nya berpegangan tangan, genggaman tangannya di mainkan oleh jaemin.

Jeno masih harus meredakan rasa sakit dari obat yang disuntik oleh dokter.
















Setelah terapi hari pertama, saat pulang kemansion Jeno sudah ada tamu tak diundang pulang minta ditendang, siapa lagi kalo bukan guanlin.

"Ada apa Hyung?"

"Ah tidak jaemin, aku disini ada keperluan dengan suami mu."

Jaemin ber oh ria, lalu mendorong kursi roda Jeno sampai sofa, lalu mendudukkan nya. Jeno sudah tau apa yang akan dibahas.

"Bersihkan dirimu dulu." Seakan tau itu penting jaemin meninggalkan mereka berdua.

"Langsung saja."

"Aku membawa beberapa berkas tentang museum tua itu, dari yang aku tahu, dikatakan bahwa banyak sekali
Barang yang berharga namun kosong.

Kami sudah bertanya pada orang yang mengelola museum tidak ada yang tahu. Bukan kah aneh?"

Jeno menatap guanlin dengan mata meminta inti dari masalah.

"Jika kita hanya menerima gedung kosong seperti itu sepatutnya kita tidak perlu membayar 5 kali lipatnya. Begini aku yakin pemilik nya pasti bukan manusia sinting itu."

"Selidiki."

"Tapi tidak ada petunjuk."

"Bukan kah itu museum paman hwa."

Jeno dan guanlin menatap jaemin yang kini tengah menatap beberapa lembar foto yang berserakan diatas meja.

"Paman hwa?" Perjelas guanlin

"Iya benar, itu milik paman hwa."

Berakhir dengan guanlin tersenyum, ini akan mudah dengan sendirinya.

"Kemari." Jeno memanggil jaemin.

Jaemin menurut lalu mendekat kearah Jeno, Jeno menarik tangan jaemin agar duduk di antara kaki nya. Jeno duduk di sofa terus kaki nya ngangkang gitu Lo. Pokoknya gitu.

Handuk dipundak jaemin kini diambil Jeno dan menggosoknya pelan.

"Paman hwa itu siapa?"

"Teman kerja ayah."

Jeno menyimak sambil menggosok rambut jaemin.

"Lalu kapan kau mengunjungi tempat ini?"

"Mungkin saat aku SD sebelum pindah ikut ayah merantau."

Guanlin pastikan bahwa pemilik nya ganti.

"Apakah orang ini?"

Jaemin menatap penuh ingatan, tapi untung ingatan nya jelas sekali bagaimana rupa tuan hwa itu.

"Bukan. Dia terlihat muda, paman hwa mungkin sekarang sudah enampuluh tahun."

"Baiklah, jaemin terima kasih atas informasinya. Dan Jeno aku pamit"

Pergi begitu saja.

Jaemin menatap kepergian guanlin dengan tatapan yang polos.

"Dia kenapa Hyung."

"Kerasukan."















Bye bye, segini dulu gess ntar diusahakan update lagi okee???
Thankkk youuuu!!!!

husband is paralyzedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang