.

4.4K 372 65
                                    

Hikss kakak kakak online ku sekalian hiks Senin bsk saya ujian sekolah hiks takut nilai jelek HUWAAAA!!!! kemaren peringkat 4 takut turun hiks😭


















Okey sekarang bersama jaemin yang berada di kantin. Oh iya jangan heran kenapa scene jaemin kalo sekolah pasti selalu dikantin karena saya malas berada di alur kelas..

Seperti biasa jaemin gengs berada di tempat mereka, memakan makanan yang mereka pesan. Seungmin yang berada didepan jaemin pun terheran mengapa jaemin diam seperti ini, bingung. Padahal tawa Yangyang dan Haechan itu menggelegar dikantin.

Seungmin membawa tangan nya untuk ia tepuk, membuat jaemin kaget.

"Oh, iya ada apa?"

"Cuih, akting menjadi pramugara?" Sarkas seungmin membuat atensi Haechan Yangyang berpusat pada mereka berdua.

"Ck, kenapa?"

"Kau melamun seolah tiada nyawa, masalah apa?"

Seungmin tipikal orang yang peka.

"Yak kenapa ini?" Yangyang memecah keheningan yang terjadi setelah seungmin bertanya.

"Katakan saja. Kau terlalu kolot memikirkan itu sendiri"

Jaemin menghela nafas kasar ia menatap ketiga sahabat nya sayu, terlalu banyak pikiran.

Membuat ketiga sahabat jaemin menjadi heran dan khawatir ada apa dengan jaemin.

"Yak kau membuat ku ingin menghancurkan rumahmu?" Haechan

"Jaemin katakan!" Yangyang

"Jaemin!" Seungmin.

Jaemin semakin ingin menangis saja rasanya.

"JAEMIN!" sentak ketiga sahabat nya.
































Kini jaemin hendak masuk kedalam mobil Jeno yang sudah datang menjemputnya. Jeno yang sedari tadi menatap gadget nya langsung menoleh kearah jaemin ketika mendengar isakan kecil.

Terlihat jaemin menangis walau seperti nya sehabis tetapi masih ada wajah basah nya itu.

Jeno meraih wajah jaemin dengan satu tangan nya lalu menggerakkan kearah wajah nya dan tampak wajah sendu jaemin yang sesenggukan terlihat manis.

"Ada apa?"

Jaemin tak menjawab dan masih menatap Jeno karena wajah nya ditahan oleh tangan kekarnya.

"Jaemin."

"Hiks..hiks" jaemin makin terisak.

"Hiks..Hyung.. hiks huwaaa!" jaemin menangis seperti anak kecil yang kalian tau anak umur setahun kalo nangis gegara ditakutin sama orang? Gitu ekspresi nya.

Jeno menghela nafas.. ini kali pertama jaemin menangis diluar kata sakit. Kini tangan Jeno bergerak membawa kepala jaemin pada pundak nya.

"Katakan."

"Engh it..itu hiks a.aku b..bingung hiks ma.ma.mau kasih a.pa ke papa hiks"

Jeno tertegun sebentar.. hanya karena itu?

"Hiks a..aku bingung karena a.aku tidak tahu. Hiks la..lalu a..aku dibentak o..oleh echan hiks umin hiks sama yang." Jaemin mengadu sembari sesekali mengusap hidung nya yang memerah.

Jeno menggeleng pelan.

"Dia tidak perlu apapun."

Jaemin diam sembari menetralkan nafasnya.

"Datang dan beri ucapan saja."

Jaemin mendongak menatap Jeno, ia merasa bersalah jika tidak membawa hadiah.

"Bisakah kita membeli sesuatu?"

"Hmm"























"Hey hey kenapa kalian berdua ada disini?"

"Aku hanya ingin berkunjung"

Dua orang yang sudah berumur Kepala empat dan satu nya masih muda.

"Ini sudah jam pulang kalian ini kenapa?"

"Salahkah mengunjungi ayah sendiri."

"Kurasa anak mu sedang merindukan mu bung."

"Kurasa aku akan gila jika iya."

"Aku tidak Sudi."

"Lihat bagaimana pedas nya mulut dia?"

"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, dohyun."

Ya mereka adalah Lee dohyun aka ayah Jeno, Jeno dan juga na Taega aka ayah jaemin.

"Kurasa dia lebih parah."





















MAAFKAN AKU HIKSSS BESOK UJIAN:((

Abis ujian ygy hehe see you guys










husband is paralyzedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang