....

8K 721 32
                                    

Typo bertebaran!!
Beri dukungan untuk cerita ini^^











Setelah kejadian dimana mereka berpelukan, kini jaemin tengah bermain ponsel sedangkan Jeno pergi keruang kerja nya tadi ada sekertaris nya datang.

Rasa malu jaemin masih ada sampai sekarang..

Sungguh ia malu sangat sangat malu!!

Setelah itu ia memutuskan untuk menelfon Sahabat cerewet nya itu bernama Haechan.

Ia mencari kontak Haechan.

Dan ketemu. '에찬'

Lalu ia menekan tombol untuk menelfon.

Tak butuh waktu lama Yang ditelfon mengangkat panggilan dari jaemin

"Haechan aaaaaa

"Omo Omo ada apa ini? Kenapaaa?" Suara melengking itu menyapa Indra pendengaran Jaemin.

"Aaaaaaaa aku ingin mengobrol denga mu"

"Aaa begitu, aku juga merindukan mu karena kau sudah menikah kita jadi jarang berkomunikasi"  keluh si gembul kepada jaemin.

Jaemin hanya tertawa pelan.

"Haha, besok kita akan bertemu di sekolah"

Mereka berbincang bincang lama sekali,, berbagi keluh kesah mereka.

Terkadang membicarakan Si Jeno itu..


Hingga suara pintu terbuka mengagetkan jaemin yang masih mengobrol dengan haechan.

"E.echan a aku matikan dulu telfon nya sampai jumpa besok!" Setelah itu sambungan telfon di matikan oleh jaemin.

"H.hyung"

"Siapa?"

"Teman se.sekolah iya teman sekolah.."

Jeno mengerenyitkan dahi nya kenapa jaemin begitu Gugup saat bersama nya.

Kursi roda nya ia bawa menuju dekat ranjang.

"Bantu"

Semacam sihir jaemin langsung bergerak untuk menghampiri Jeno. Tangan mungil nya ia bawa untuk memegang pundak sang suami agar bisa berdiri sedangkan Jeno berpegangan pada lengan jaemin.

"Akh!!" Jeno merasakan sakit pada kaki sebelah kanan nya.

"Hyung!! Gwenchana" panik jaemin cepat cepat ia bantu mendudukan Jeno. Setelah itu ia segera kekamar mandi untuk mengambil Air hangat.

"Aaah, sial kenapa rasa nya begitu sakit!" Keluh Jeno, biasa nya kaki kanan nya baik baik saja walau terkadang sakit tapi tidak sesakit ini.

Kini jaemin datang dengan seember kecil Air hangat dan handuk kecil.

Ia duduk di samping ranjang yang Jeno duduki.

Dengan telaten jaemin perlahan lahan mengangkat celana training Jeno dan mulai mengompres Kaki Jeno. Jeno diam memperhatikan sesekali ia meringis kesakitan.

"Apakah ini sakit?" Saat jaemin menekan salah satu bagian kaki Jeno yang membuat Jeno meringis kesakitan.

"Akhg" dilihat dari luar kaki Jeno memang baik baik saja namun tidak dengan tulang nya.

"Sakit nya hilang?" Tanya jaemin

Jeno mengangguk.

"Besok antar aku ke acara teman kerja ku"

"Besok?"

"Ya, jam 2 siang"

"Baiklah aku ikut"

"Kau sudah makan?" Tanya jaemin

Jeno menggeleng. Jaemin mendengus sebal kenapa Jeno itu susah sekali makan

"Wae kau belum makan hah?!, Jika kau sakit bagaimana kau itu Hyung" omel Jaemin dengan suara Khas nya itu Jeno hanya diam

"Ugh! Diam disini aku akan mengambil makanan" setelah itu jaemin pergi.

Jeno masih diam, pikiran nya sekarang adalah setelah bertahun tahun lama nya ada orang yang mau cerewet pada nya.

Akh itu mungkin hanya sandiwara nya saja. Pikir Jeno

Ternyata Jeno memang belum berubah.

Jeno selalu memakai topeng nya saat di depan jaemin dan ia buka jika mandi dan diruang kerja bahkan tidur disamping jaemin Jeno tetap memakai topeng.

Hadeh

Selang beberapa menit ia melamun suara decitan pintu saat dibuka itu terdengar ada jaemin membawa nampan berisi makanan dan segelas air putih

"Hyung aku suapi ya?" Tawar jaemin.

"Terserah pada mu" jawab nya sungguh di luar dugaan.

Lalu jaemin menarik kursi yang ada di meja rias dan mendorong nya mendekat kearah ranjang. Kini jaemin duduk di samping ranjang tempat Jeno merebahkan punggung nya.

Dengan perlahan jaemin menyuapkan sesendok makanan kedalam mulut Jeno.

Jeno pun hanya menurut.

Saat jaemin melihat Jeno mengunyah makanan tak sengaja jaemin melihat kepala Jeno ada yang bekas luka.

Seperti digerakan tangan nya bergerak dan menyentuh bagian itu.

"Apa yang kau lakukan"

"Apakah sakit?"

"Tidak, itu sudah lama"

Lalu jaemin mengusap usap kepala Jeno. Ternyata rambut nya lembut.

Jeno yang ingin protes tapi ia urungkan, sentuhan Istri nya itu sangat nyaman.

"Kenapa kau sangat tertutup?" Tanya jaemin

Jeno terdiam.

"Apa kau tidak menginginkan pernikahan ini?" Tanya jaemin lagi

"Aku menerima karena kedua orang tua ku terus memohon" jawab Jeno karena memang itu alasan nya menerima pernikahan mendadak ini.

Jaemin tersenyum tipis.

Ternyata sakit juga ketika hanya berpura pura.

"Aku akan meletakkan ini kedapur, kau istirahat saja dulu Hyung".

Setelah itu jaemin turun kebawah membawa nampan bekas Jeno makan tadi.

Sepanjang perjalanan jaemin membendung air mata nya di pelupuk mata indah nya itu.

Ia pikir Jeno menerima nya dengan senang hati. Ternyata tidak.

Jadi apa yang kau harapkan Jaemin...














Hehe ayok beri dukungan kepada cerita ini
Dan juga Author nyaa...
^^

husband is paralyzedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang