.

5.1K 492 34
                                    

Awas typo...




















Ini sudah hari keempat jaemin ditinggal oleh Jeno..

Jaemin merasa begitu sepi tidak ada Jeno,, empat hari itu bukan berarti Jeno tidak menghubungi jaemin..

Hanya saja Jeno mengabari jaemin melalui Guanlin..

Sesibuk itulah Jeno..

Jaemin mendapatkan motor nya, namun ia merasa bosan.

Ayah nya pergi untuk urusan di Rusia..

Jaemin paling benci ketika begini, tidak ada orang berada dirumah merasa ia ketakutan...

Ia tidak ingin merepotkan para sahabat nya hanya untuk menemani dirinya yang penakut..

Lalu bagaimana saat jaemin belum menikah dan di tinggal oleh ayahnya? Jawaban nya jaemin akan mengikuti ayah nya...

Ia sudah ganti sekolah sekitar 10 kali hanya untuk ikut bersama ayah nya keberbagai negara...

Dikamar dirinya bersama Jeno, sudahlah kamar itu bewarna gelap lalu ia ditinggal pula.. tambah gelap

"Hikss" jaemin sudah tidak tahan.

Ia segera menumpahkan tangisan nya...

Ia tengkurap lalu menangis.. ia kesepian

Orang tua Jeno bahkan sedang pergi kejepang...

Tak lama bunyi nada dering ponsel milik jaemin berbunyi.

Dengan perasaan tak karuan nya jaemin mengangkat panggilan tersebut, lalu menempelkan ponsel nya di telinga.

"A..ada apa?" Jaemin tergagap karena menangis dan ia tak melihat siapa yang menelfon.

'kamu menangis?'

"Kenapa kau bertanya?"

Jaemin masih sesenggukan.

'aku bertanya kenapa menangis?'

"Tidak tahu.. hiks"

Tau kan kalo abis nangis tu kek nafas nya kesendat sendat terus kek sambil tarik ingus nya kedalem..

"H.hiks a.aku sendirian huwaa"

Tumpah tangisan jaemin..

Jeno..

Pria itu yang menelfon.

Terhitung sudah lima hari pergi ke Amsterdam..

'aku pulang.'

Setelah itu panggilan terputus..

POV Jeno.

"Guanlin siapkan penerbangan ku"

"Kau mau kemana?!"

Oh ya tuhan jangan kau ambil kesabaran Guanlin...

"Jaemin menangis."

"Kau memperdulikan?"

Jeno terdiam sesaat. Benar. Apakah ia peduli?

Ah masa bodo sekarang yang penting adalah agar jaemin tidak menangis dengan catatan ia pulang malam ini!

"Aku tak peduli"

"Tapi kita harus menyelesaikan ini besok Lee."

"Uang itu tidak mengurangi penghasilan ku yang lain"

Guanlin menghela nafas berat.. ia lelah menghadapi sifat ajaib Jeno setelah menikah dengan jaemin.

"Demi katak menjadi pangeran, Jeno aku sudah sabar dengan sikap magic mu itu. Jika kau tidak kuanggap saudara maka kupastikan bahwa pulpen ini mendarat di mata mu."

Jeno menanggapi dengan wajah sedatar datar nya.

Sebelum Jeno angkat bicara Guanlin sudah lebih dahulu menyela.

"Jangan mengulangi kata yang membuat ku tak bisa tidur selama dua hari dua malam. Ku tau diriku ini single handsome. Jangan kau ejek pula"

Sinis Guanlin..



















Seoul. South Korean

Pukul 21.30
Jeno sudah mendarat dengan aman menggunakan jet pribadi nya, Guanlin pria itu meminta cuti selama seminggu untuk kembali ke alam asal nya.

Kini Jeno sudah sampai di monsion milik nya, ia bisa merasakan bahwa suasana nya sepi tidak seperti biasa jika ia berada disini.

Saat masuk ia disambut beberapa bodyguard dan maid yang bekerja disana..

Kepala pelayan, mendekat kearah Jeno.

"Apa saja yang dilakukan jaemin ketika diriku pergi."

"Tuan muda seperti biasa berangkat ke sekolah, terkadang beliau ikut nyonya besar pergi. Tetapi tuan dan nyonya besar pergi ada urusan begitupula dengan tuan na. Jadi tuan muda sendirian dan hampir sedari tadi siang ia menangis karena kesepian."

Tangan Jeno terangkat mengisyaratkan untuk berhenti berbicara.

"Dimana dia?"

"Tidur tuan."

Segera Jeno pergi kekamar Milik nya dan juga jaemin.

Setelah sampai dan masuk kedalam kamar, bisa ia lihat bagaimana cara tidur jaemin yang tengkurap.

Ia memilih mendekat kearah kasur.. posisi kepala jaemin itu dipinggir dan badan nya yang ditengah kasur.

Perlahan Jeno mengelus elus rambut lebat itu lembut..

Lima hari ini pula, jujur Jeno juga merasakan perasaan i Miss you kepada jaemin.

Ia merasa ada yang kurang.

Dorongan syaiton mana yang bisa membuat Jeno berani mencium pucuk kepala jaemin.

PERTAMA KALI!

melepas rindu yang menggebu Gebu seperti cinta ku pada nya.

"Ayah~" jaemin mengigau..

"Aku disini-" suara berat Jeno berada ditelinga jaemin.

Tak lama dari itu sebuah genggaman kecil ia rasakan. Tangan mungil itu menggenggam tangan milik Jeno yang Segede lapangan bola.
CANDAK.

selama di Amsterdam Jeno menjadi susah tidur, sama seperti saat ia belum menikah dulu

Tapi saat sudah menikah kenapa ia selalu bisa tidur nyenyak. Padahal saat tertidur Jeno selalu mengalami mimpi terburuk nya.

Tapi semenjak ada jaemin, tidak pernah!

Mengingat masa dimana ia masih mengacuh kan jaemin membuat diri nya merasa aneh.

Dan dimana tingkah jaemin yang terkadang membuat diri nya tersenyum tipis..

Acara elus mengelus kepala jaemin masih berlanjut...














.


Segini dulu gess. Sorry lama ga update
Soal nya bingung mau nulis gimana lagi
Hehe

husband is paralyzedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang