Happy reading guys!.
Jam menunjukkan pukul 10.10 yang artinya jaemin pasti sedang istirahat.
Ntah kenapa Jeno ingin menelfon jaemin, tumben.
Sedikit ragu, namun tangan nya begerak cepat mencari nomor jaemin.
Sedang menyambungkan.
Diangkat.
"Halo."
"Sedang apa?"
"Eoh, aku sedang makan."
"Ada apa?"
"Merindu- tidak hanya bertanya."
Pasti pernyataan Jeno buat jaemin bingung. Merindukannya? Seperti itu? Tapi kenapa malah tidak jadi.
Jaemin terkekeh yang pasti didengar baik oleh Jeno. Jeno pun ikut tersenyum kecil.
"Baiklah, Hyung sudah makan?"
"Hm."
"Besok Hyung harus terapi. Jangan stres eoh?."
"Iya."
"Dokter tadi mengirim pesan padaku bahwa hasil pemeriksaan nya cukup baik. Dokter mengatakan bahwa Hyung harus rajin terapi."
"Iya. Cerewet."
"Aku tidak cerewet!! Mengapa orang orang selalu mengatakan aku cerewet."
"Fakta."
"Jangan memperjelas nya!."
"Sudahlah aku ingin melanjutkan makan ku. Hyung lebih baik lanjutkan kertas kertas itu!!"
Panggilan berakhir. Jeno terkekeh kecil, berhasil membuat jaemin kesal adalah salah satu hobi nya sekarang.
Tidak terpikirkan bahwa ia menemukan seseorang yang bisa benar benar menerima nya.
Perlu diketahui bahwa Jeno sudah lumpuh sedari ia lulus kuliah.
Anggap saja sudah hampir 3/4 tahun
Ia mengalami kecelakaan karena dendam. Bahkan karena kelumpuhan nya acara pertunangan nya batal total karena sang tunangan meninggalkan nya begitu saja setelah mendapat kabar bahwa Jeno di katakan lumpuh.
Jeno marah besar. Ia kecewa. Ia terbebani. Padahal ia sangat amat mencintai pasangannya itu.
Mungkin sampai sekarang?
WOI ANJG JAEMIN COK!!
lupakan. Sekarang ada jaemin, seorang penyelamat sekaligus pelindung Jeno jaemin adalah seseorang yang memiliki tempat tersendiri sekarang. Bahkan diatas kekasih Jeno yang dulu.
Jeno perlahan mulai melupakan kenangan dulu. Semenjak menikah dengan jaemin ia melupakan segala kejadian masa lalu.
Kedatangan jaemin adalah sebagai titik terang dari kegelapan hidup Jeno.
Jaemin bahkan sangat jauh lebih baik dari mantan kekasih nya! CAMKAN
Mantan kekasih.
Jeno sangat beruntung.
•••••
Setelah melamun tadi Jeno segera menghadiri rapat yang telah dijadwalkan oleh guanlin.
Setelah menghadiri rapat, ia kembali keruangan nya dan segera bekerja menerima laporan dari karyawan karyawan nya.
Ia melupakan makan siang.
Bahkan ini sudah jam 2 siang.
Jeno berbohong bahwa ia sudah makan tadi.
Pintu diketuk.
"Masuk."
Terdengar seperti biasa. Datar
Jeno masih fokus. Ia hanya membuang waktu jika menoleh, ia yakin itu guanlin.
Namun aneh tidak ada suara ataupun apapun.
Akhirnya Jeno mendongak. sedikit tersentak saat melihat jaemin yang masih mengenakan seragam lengkap.
Namun satu yang ia heran, kenapa jaemin memakai masker?
"Hyung."
"Kenapa pakai masker?"
"Tidak ada.. ini aku bawakan makan siang."
Jaemin meletakkan tas yang ia jinjing untuk diletakkan di meja kerja Jeno.
"Katakan jaemin."
"Tidak Hyung, banyak debu tadi. Aku takut bersin bersin."
"Lee jaemin."
Jaemin itu sedang gemetaran tau!!! Dengan perlahan ia membuka masker nya. Dan
Wajah Jeno mengeras.. ah emng kau kira es Batu mengeras.
"Jelaskan jaemin."
"A.. aku habis berkelahi."
Yaps wajah jaemin penuh luka terutama dibagian sudut bibir dan pipi. Terlihat membiru.
"Duduk." Jaemin menurut dan duduk di kursi yang ada didepan meja Jeno.
"Kemari."
Dengan pelan jaemin berdiri dan membawa kursi nya kesebelah Jeno.
Setelah pindah dan duduk, wajah jaemin dilihat oleh Jeno, tak bermaksud untuk memegang tapi jaemin sudah meringis kesakitan.
Bahkan sisa bercak darah pun masih ada.
Jeno mengeluarkan kotak pertolongan pertamanya, lalu segera mengobati jaemin.
"Apa yang kau lakukan?."
Jaemin diam ia terlalu takut.
"Bicara."
"Emm, aku berke.kelahi dengan.. dengan kelas sebelah, karena dia sudah me.menindas orang."
Jeno menghela nafas.
Ia sedikit menekan luka disudut bibir jaemin.
"Ssh."
"Sakit?"
Mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
husband is paralyzed
FanfictionOn Going! pure story from the author's imagination. if my story is similar with someone else's then I apologize bxb area!!!!!! Nomin-!! homophobia bisa skip mungkin ada sedikit adegan dewasa jadi harap anak dibawah umur menyingkir.