.

7.6K 589 10
                                        

Hehe spesial untuk kalian aku update lagi hehe...
Jangan lupa bantu promosiin dan Bantu Vote dan juga komen yaaaa!!!



















Pagi jam 06.10 Masih sangat pagi untuk kedua orang yang tidur berpelukan ntah sejak kapan.
Nampak kedua nya lelap dan saling menyamankan posisi tidur mereka Siapa lagi jika bukan Jeno dan jaemin.

Yang pertama bangun adalah Jeno, ntah kenapa tidur nya nyenyak sekali lalu ia menoleh ke samping kaget itu ekspresi Jeno sejak kapan ia jadi memeluk jaemin, dapat dipastikan Jeno mematung sejenak. Jantung nya berdetak tak karuan.

Insting nya hendak menyingkirkan jaemin namun hati nya menolak secara mentah, saraf Jeno bak di kendalikan bagai boneka Jeno memandang jaemin lekat, wajah Manis,bibir mungil berwarna pink alami, pipi gembil yang lucu dan ada sedikit rona merah alami disana bisa dikatakan bahwa jaemin sudah sempurna namun kenapa diri nya tidak bisa menerima? Ego nya terlalu kuat naluri hati nya bahkan seakan mati rasa ketika Jeno didekati oleh Wanita. Saat bertemu jaemin hati nya seolah hidup dan mendorong pikiran nya untuk trus bersama jaemin.

Jeno pikir dengan hanya jaemin yang mencintai nya dan diri nya tidak itu lebih baik.

Egois? Ya Jeno egois katakan itu pada nya.

"Jaemin bangun" suara serak Jeno saat bangun tidur terdengar sangat manly siapapun yang mendengar nya akan meremang dan pikiran nya sedikit melayang. Tapi seperti nya Jaemin tidak terusik dengan suara Jeno, perlahan Jeno menekan nekan pipi jaemin, tidak bangun juga dan ini cara terakhir nya yaitu meniup wajah tenang jaemin.

Fiuh.

Seperti nya berhasil, tampak jaemin agak terganggu wajah nya mengernyit dengan mata tertutup Jeno menarik sudut bibir nya kecil.

Satu tiupan lagi

Dan

"Eugh jangan ganggu!" Rengekan jaemin terdengar lucu di telinga Jeno.

"Bangun jaemin kau akan terlambat kesekolah nanti"

"Beri aku waktu 5 menit untuk tidur"

"Tidak ada, atau aku akan benar benar membuang motor sport mu itu"

Ancaman yang sungguh kejam jaemin langsung terbangun ia terduduk lalu membuka mata nya lebar dan mendelik tak suka pada Jeno.

Jeno tertawa pelan. Tapi seperti nya Jaemin abaikan itu.

"YAK!, Andwe!! Itu motor kesayangan aku". Kata jaemin sinis dengan hati tak terima...

"Cepat lah bangun dan mandi setelah itu kemas buku yang akan dibawa kesekolah dan jangan lupa sarapan"

"Hyung tidak mandi duluan?"

"Aku menyusul, karena aku mandi tak lama seperti mu"

Jaemin mendengus sebal lalu dengan hati yang tak terima dikatai lama mandi nya ia berjalan Dengan langkah di hentak hentakan tanda bahwa ia marah.

Jeno hanya menggeleng pelan. Lalu ia membuka ponsel nya hanya ada pesan dari sekertaris nya saja Yakan..

Tak lama dilayar nya terdapat panggilan masuk dari seseorang..

Sorot mata nya menjadi tajam, sebenar nya ia malas mengangkat panggilan tapi ia juga harus tau apa yang akan dibicarakan oleh orang itu.

Ia mengangkat panggilan.

"To the point dumb"

"Tentu masih kasar padaku Jeno?"

"Katakan apa mau mu"

"Tidak ada, oh iya apa pria manis itu istri mu? Jika benar wah sungguh manis dan cantik aku jadi ingin mencoba nya" suara disebrang sana nampak terkekeh.. dan Jeno muak dengan itu

"Jika kau berani menyentuh Seujung kuku nya saja maka nyawa mu akan lenyap!"

"Hahaha aku sangat takut kawan, oh iya bagaimana cara mu melenyapkan nyawa ku? Bukan kah kau cacat? UPS.. apa aku berlebihan"

Rahang Jeno sedikit mengeras namun sebisa mungkin ia netralkan jangan sampai ponsel nya hancur karena ia genggam terlalu kuat.

"Jika itu kau kenapa aku tidak bisa? Dan jangan lupa diri mu selalu gegabah dan ingat dirimu itu hanya memiliki 0 persen pikiran normal pada manusia."

"Dasar brengsek!"

Setelah itu Jeno mematikan sambungan nya dan segera memblokir nomor tersebut seperti nya ia harus membicarakan ini pada Guanlin. Kenapa dia bisa tau nomor ponsel Jeno.

Ia harus memasang tingkat keamanan yang ketat, walau ia yakin bahwa itu hanyalah khayalan semata orang tersebut namun ia yakin dibalik itu ada seseorang yang sudah lama tak muncul di muka bumi ini

Walau ia yakin itu adalah omong kosong agar ia lalai tapi ia tak bisa membiarkan nya begitu saja.

Soal, kesabaran nya tadi di uji..

Ceklek...

Jaemin selesai mandi.

"Hyung mandi lah dulu nanti akan ku siapkan baju nya"

Jeno hanya diam, dan jaemin heran

"Hyung" jaemin bisa melihat urat yang muncul di sekitar leher Jeno, kenapa suami nya sangat marah dipagi hari, Jaemin segera memakai seragam nya dengan cepat lalu mendekat kepada Jeno ia pergi kesamping Jeno lalu ia memegang tangan besar Jeno dan sang empu tersentak lalu menoleh kearah jaemin dan diri nya tersenyum manis. Ntah kenapa Jeno sedikit lunak nampak dari wajah nya yang tadi Sedang menahan marah kini tatapan nya eh sedikit biasa saja.

"Hyung kenapa?" Tanya nya sambil mengelus tangan Jeno pelan..

"Bukan apa apa"

"Kenapa terlihat marah sekali?"

"Hanya kesal"

"Dan kenapa belum sisiran? Dan pakai lah kaos kaki mu dulu" ntah kenapa Jeno menjadi cerewet dan jaemin diam dengan hal itu.

Jeno sadar dan derdehem pelan

Tangan Jeno yang bebas mengambil sisir di nakas disamping tempat ia tidur, lalu perlahan ia menyisir rambut hitam sedikit coklat milik jaemin. Menyisir nya dengan rapi.

"Pakai kaos kaki dan sepatu mu lalu turun kebawah"

"okey, dan terima kasih hyung" setelah itu Jaemin pergi keluar.

Jeno hanya menatap saja lalu ia perlahan menuju kursi roda nya yang memang berada tepat disamping diri nya.. memudahkan ia untuk duduk di kursi roda nya tersebut.

Setelah itu ia pergi mandi.

























Saat ini Kedua sejoli itu sudah berada di mobil mewah milik sang dominan siapa lagi jika bukan Jeno dan jaemin

Seperti biasa Jeno mengantar jaemin kesekolah

"Hyung kapan motor ku kau kembalikan?"

"Tidak tau" datar saat Jeno menjawab.

Jaemin mendengus kasar bagaimanapun itu motor Keberuntungan nya saat pergi balapan.

Saat ini mereka sudah sampai di sekolah Jaemin.

Hendak keluar dari mobil suara Jeno menginstruksi

"Jangan melakukan hal hal aneh disekolah"

"Kau pikir aku apa hah? Aku ini anak baik baik" jaemin tak terima setelah itu ia membuka pintu mobil dan menutup nya lalu berjalan dengan menghentak hentakan kaki nya sebal.

Jeno tersenyum tipis..



















Seperti biasa okey?
Hehe see u di next chapter!!!!

husband is paralyzedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang