.

2.3K 251 13
                                    

Happy reading!!

















Setelah mengobati jaemin, kini kedua nya tengah makan siang bersama.

"Ayo makan."

Jaemin mengeluarkan beberapa kotak makanan. Jeno memperhatikan tentu saja, perlakuan manis yang belum pernah sama sekali ia rasakan dari pasangan nya.

Tapi ia harus tetap fokus pada pekerjaannya.

"Hyung. Makan dulu."

"Duluan saja."

Jeno masih fokus kepada komputer nya, yang menampilkan grafik grafik aneh yang membuat sakit mata.

Jaemin menghela nafas, ia ambil kotak bekal nya lalu menyiapkan beberapa makanan. Mendekat kepada Jeno lalu ia sodorkan sendok berisi makanan kehadapan mulut Jeno.

Tentu si datar tersentak, menoleh kearah jaemin pelan dan si jaemin malah manggut-manggut.

Berakhir dengan Jeno membuka mulut, rasa masakan yang enak.

"Apakah tidak enak?"

"Enak."

"Jangan berbohong. Bilang saja itu tidak enak."

Eh untuk apa Jeno berbohong, lagian rasanya tidak terlalu buruk bahkan ini sangat baik.

"Ini enak."

"Oh."

Aneh itu yang ada dipikiran Jeno.

Berakhir dengan jaemin terus menyuapi Jeno.

Makanan sudah habis.

Jaemin membereskan kotak makanan yang ia bawa.

"Kemari jaemin."

Jaemin menoleh, ia tengah meletakkan tas bekal di sofa.

Menurut. Ia menuju tempat yang tadi ia tempati.

Baru saja duduk. Ia kaget bahkan tangan nya reflek ia angkat.

Jeno baru saja memeluknya. Ini sangat erat, namun jaemin tidak ingin merusak suasana. Jadi ia hanya bisa membalas pelukan sembari mengelus elus punggung besar itu.

"Ada apa?" Suara jaemin terdengar berat karena terhalang bahu tegap Jeno.

"Biarkan seperti ini.

Jaemin khawatir.

"Tak apa. Aku disini."

Apakah Jeno kembali mengingat masa lalu? Masa lalu yang sakit.

Dicampakkan, padahal ia sangat mencintai pasangannya.

Sudah ada jaemin, namun perlakuan jaemin seakan menjadi halusinasi nya ia berpikir bahwa ia akan di bohongi lagi dan ia akan kembali terpuruk karena kembali percaya kepada cinta.

Ia sudah lama termenung sedari ia telah menerima jaemin dalam hidupnya.

Perlakuan yang sama persis. Namun ini beda orang.

"Apa kau mencintaiku?" Itu pertanyaan yang terlontar setelah sekian lama mereka berpelukan.

"Apakah aku harus mengatakannya dengan perkataan."

"Kau benar benar mencintaiku?"

Apa yang ada didalam pikiran jaemin? Tentu saja ia bilang pada hatinya bahwa ia mencintai Jeno dengan tulus.

Awalnya ia juga menolak dengan keras bahwa ia telah jatuh sepenuhnya pada Jeno.

Jaemin suka, saat Jeno mengkhawatirkan nya ia suka saat Jeno memperhatikan nya ia suka Jeno yang selalu berperilaku hangat.

"Iya. Aku mencintaimu jika Hyung benar benar ingin tahu."

Ada sedikit perasaan lega, Jeno tersenyum sedikit.

"Lalu apakah Hyung mencintai ku?"

Diam



















Hening

























Diam

























"Ya, kurasa begitu."

























"Begitu apa?"

























Deg deg deg





























"Ya, aku mulai mencintaimu. Lee jaemin."

Wahhhh wahhhhhhhhh

Mata jaemin membola, ia melepaskan pelukan yang sedari tadi tidak terlepas.

Bahkan mulut jaemin sedikit terbuka, ia ingin mencari sebuah kebohongan namun nihil hanya ada tatapan keyakinan yang ia lihat.

"Aku tidak bercanda."

"Wah.. woahhh" jaemin terheran sendiri.

Ia bangkit dari kursi nya lalu menuju ke pojok ruangan Jeno yang ada tanaman hiasnya.

Ia menghadap tembok, karena apa? Tentu saja wajahnya memerah!!!

Jeno terkekeh pelan. Lucu. Itu yang ada dipikirannya.

Tak hanya itu jaemin memukul tembok itu sebagai bentuk pelampiasan rasa malu salting bersatu.

Jeno setia menatap jaemin yang tengah salah tingkah. Menurut nya itu lucu dan menggemaskan.

"Ku rasa aku akan gila." Lirih jaemin namun masih bisa didengar Jeno.

"Jangan rusak tembok itu."

"Kemari."

Jaemin menggeleng. Karena posisi nya jaemin membelakangi Jeno jadi jaemin seperti anak tengah dihukum sangat sepadan karena masih menggunakan seragam.

"ARGHHH"

"YAK!"

jaemin berteriak bersamaan dengan guanlin masuk.

"Yak ada apa ini?! Jeno kenapa jaemin kau hukum?!!!"

Jeno menatap datar guanlin. Padahal sedang asik menatap jaemin yang tengah salting malah dirusak.

Guanlin dengan tergesa menghampiri jaemin.

Ia tepuk pundaknya. Namun malah melihat wajah jaemin merah padam..

"Yak jaemin kau kenapa?"

Jaemin tidak tahan jadi dia gantian memukul mukul tubuh guanlin..

"Eh yak yak!! Kenapa aku dipikul yak!! Eh ini sakit ARGHHH"

"AAAAAAAA..."

Jeno tertawa kecil sangat kecil.

"YAK JENO ARGGHH... KAU APAKAN JAEMIN HAH?!!"

















Saya akan mencoba update trus yaaaa!!!

husband is paralyzedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang