08.

1.6K 90 3
                                    

haiii, ak update lagiiii >,<

Dinda memasuki rumahnya sembari mencengkram erat lengan baju Adnan. "Gue takut,"

"Udah tenang aja, gue yakin Papa lo gak bakal berani main tangan atau bentak-bentak lo, paling dia cuma tanya-tanya, alias interogasi." Sahut Adnan santai.

Mendengar itu, Dinda berdecak kesal.

"Sudah datang? Duduk."

Mendengar suara yang sangat tak asing tersebut, Dinda menoleh kaku pada ruang keluarga, ia hanya bisa menyengir aneh sembari menuruti perintah sang Papa.

"Yaudah, gue pen makan ya, Adnan makan dulu ya, Om." Ujar Adnan dengan senyum manisnya.

Dikta berdehem pelan. "Makan yang banyak!" Perintahnya pada sang ponakan yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.

"Siap!"

Melihat itu mata Dinda mendelik tak terima. "Temeni———"

"Ngapain minta temenin? Kamu pikir Papa penjahat?" Potong Dikta dengan tangan yang sudah terlipat di dada.

Dinda mencebikan bibirnya kesal dengan raut wajah yang lesu. "Pasti Papa mau interogasi Dinda kan? Makanya Dinda mau minta temenin."

"Sudah tau ternyata," Dika mengangguk-anggukkan kepalanya pelan.

"Jadi, siapa pemuda itu? Apa dia orang yang sama dengan pemuda yang waktu itu mengantarkan kamu pulang saat malam-malam?" Sambung Dikta bertanya.

"Hem iya, dan dia cuma temen sekolah Dinda," Sahut Dinda pelan.

"Siapa namanya? Dan apa hubungan kamu sama dia? Papa gak percaya kalo kamu cuma temenan sama dia,"

Dinda menghembuskan nafasnya pelan. "Kenzo, namanya Kenzo. Dan dia emang bener-bener cuma temen Dinda."

"Baiklah, Papa bertanya seperti ini bukan tanpa alasan, Papa hanya takut kamu atau pemuda yang kamu sebutkan namanya tadi mulai menumbuhkan rasa cinta karena interaksi kalian, padahal kamu sudah dijodohkan, jika hal itu terungkap maka kamu dan pemuda tersebut bisa sakit hati dengan fakta tersebut, itupun jika kalian saling suka," Jelas Dikta dengan senyum tipisnya.

"Sekarang Papa tanya deh, kamu suka tidak sama dia? Dan dia juga suka atau tidak dengan kamu? Jika iya, Papa akan serahkan tentang perjodohan ini sama kamu. Kamu dapat memilih hak untuk menolak karena kamu sudah menemukan cinta kamu."

Mendengar itu rasa senang seketika merambat dalam hati Dinda, tak bisa ia pungkiri ia sangat senang. Tapi tentang rasa cinta atau suka kepada Kenzo? Ia belum benar-benar bisa menentukannya.

Sedangkan untuk Kenzo, ia juga tidak tahu perasaan apa yang cowok itu miliki untuknya. Cinta atau suka? Ia juga bingung, mengingat sikap Kenzo yang kadang perhatian dan kadang dingin terhadapnya.

KENZO | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang