21.

2.1K 114 2
                                    

haloo

maaf ya baru update lagi setelah hampir satu bulan ga update, atau sudah satu bulan ya?

Kenzo memeluk erat tubuh Dinda dengan dagu yang ia tumpukan pada puncak kepala gadis itu, sedangkan Dinda terus terisak kuat dalam pelukan Kenzo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenzo memeluk erat tubuh Dinda dengan dagu yang ia tumpukan pada puncak kepala gadis itu, sedangkan Dinda terus terisak kuat dalam pelukan Kenzo.

"Me-meysha Zo, sahabat gue..." Isak Dinda mengadu.

Kenzo menangkup wajah gadis itu dengan netra yang menatap dalam wajah gadis itu. "Meysha ga akan kenapa-napa, lo cukup berdoa yang terbaik buat sahabat lo yang lagi berjuang di dalam sana, yaa?"

Dinda memegang tangan kekar Kenzo pada pipinya lalu ia menggelengkan kepalanya kecil. "K-kalo sesuatu terjadi sama dia gimana? Gue gamauu," Gelengnya kuat masih dengan isakannya.

Tadi sore, baik Kenzo maupun Dinda dan yang lainnya dikejutkan dengan kabar jika Meysha kecelakaan. Dan saat ini mereka sedang berada di rumah sakit, menunggu kabar terbaik serta menunggu dokter dan tim medis lainnya yang sedang berjuang di dalam ruang ICU untuk menyelamatkan Meysha, sahabat mereka.

"Jangan berpikiran negatif Dinda, lo harus percaya sama kuasa Tuhan." Ucap Kenzo masih menenangkan gadis itu.

Tubuh Dinda agak melemah, membuat Kenzo dengan cepat menahan tubuh itu. "Tenaga lo ke kuras abis buat mikirin hal-hal yang belum tentu terjadi, tenangin diri lo hei," Ujar Kenzo dengan pancaran mata khawatir yang sangat kental.

"Gue takut..." Lirih Dinda dengan pipi yang menyandar pada dada bidang Kenzo, mata gadis itu tampak sangat sayu dan sembab lantaran terus menangis.

Tak berbeda jauh dengan Dinda, Viona pun sama terpuruknya, dan saat ini gadis itu juga sama-sama sedang di tenangkan, gadis itu sedang di tenangkan oleh Hildan.

Balik lagi pada Kenzo dan Dinda.

"Duduk ya." Ajak Kenzo menarik lembut tangan gadis itu lalu membawanya ke bangku besi.

"Mau minum hm?" Tanya Kenzo.

Dinda menggelengkan kepalanya kecil, lalu menjauhkan tubuhnya dari Kenzo dan mengusap wajahnya lemah.

Tenang Dinda, tenang. Sugesti Dinda dalam hati pada dirinya sendiri.

Tak lama pandangan mereka mengarah pada seseorang yang baru saja datang dengan penampilan kacau, dia adalah Alaska.

"Istri Alaska ga kenapa-napa kan?" Tanya Alaska dengan mata memerahnya menahan tangis.

Melihat itu, hati Kenzo terasa sangat mencelos. Ini adalah kali pertama ia melihat sang sahabat sekacau ini.

∘˚˳° 。☆

Kenzo menyetir mobilnya dengan satu tangan, sedang tangan satunya lagi ia gunakan untuk menggenggam tangan Dinda dengan lembut.

KENZO | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang