34.

1.1K 81 8
                                    

haii, aku kembali👋🏻

"Kenzo," Panggil Dinda pelan.

Kenzo yang sedang memakan bubur ayamnya pun menoleh dengan menggumam. "Hm?"

"Papa ngundang kamu dinner nanti malam," Dinda mengucapkan itu dengan nada yang sangat berat.

"Tumben banget," Gumam Kenzo lirih sembari menatap hambar bubur ayam yang ada dihadapannya.

Dinda hanya tersenyum tipis, tangannya tergerak untuk menggenggam tangan Kenzo yang ada diatas meja tempat mereka sarapan bubur ayam. "Dateng ya..." Pintanya lirih.

"Pasti. Suasananya kenapa jadi mellow gini si? Gaenak tau, Non." Sahut Kenzo sembari mengeluh.

Mendengar itu Dinda terkekeh kecil. "Gatau, padahal daritadi fine-fine aja ya suasananya,"

"Oiya, akhir-akhir ini kamu jadi sering manggil aku Non ya, aneh tau, tapi anehnya aku juga suka sama panggilan itu." Sambung Dinda menyengir diakhir kalimat.

"Panggilan 'Non' dari aku ke kamu spontan tau, semenjak kejadian yang kata aku pura-pura jadi pangeran Kenzo, kamu Nona Cantik, dan motor aku jadi kuda besi, aku jadi suka manggil kamu Non." Jelas Kenzo membuat Dinda mengingat kejadian saat itu.

"Pegangan yang kencang ya nona cantik, kuda besi pangeran Kenzo siap mengantarkan nona ke tempat tujuan."

Dinda tertawa geli mendengar ucapan kekasihnya. Ia pun langsung memeluk perut Kenzo. "Saya sudah siap, silahkan jalankan kudanya, pangeran."

Setelah mengingat kejadian saat itu, senyum salting terbit di bibir tipis gadis itu, membuat sang kekasih yang berada dihadapannya mengernyit heran. "Kok tiba-tiba senyum? Jangan bikin aku takut ya, Non, masih pagi ini." Tegurnya.

Mendengar itu, luntur langsung senyum salah tingkah dibibir Dinda, tergantikan dengan bibir cemberut dengan wajah kesal. "Kamu pikir aku kesurupan?!"

"Barangkali kan?" Sahut Kenzo pelan enggan melihat wajah marah kekasihnya, kali ini jujur agak seram.

"Kenzo mah!" Rengek Dinda, membuat tawa Kenzo meledak. Ternyata tidak kesurupan. Batinnya.

"Maaf-maaf," Ucapnya masih dengan tawanya sembari mengusap sayang pergelangan tangan sang kekasih, Dinda.

Hingga beberapa waktu terlewat.

"Pulang yu?" Ajak Dinda pada Kenzo.

Kenzo mengangguk. "Aku bayar ke orangnya dulu ya," Setelah berucap seperti itu, Kenzo langsung pergi untuk membayar ke abang-abang penjual bubur ayam yang tadi mereka berdua makan.

Tak lama pemuda itu kembali kearah kekasihnya. "Abis ini mau kemana?" Tanya Kenzo sembari memakai jaket.

"Muterin alun-alun mau gak?" Dinda meminta pendapat.

KENZO | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang