37.

1.3K 78 28
                                    

halo ak kembali👋🏻

Setelah dua minggu libur pasca ujian, kini kelas 12 kembali berangkat untuk mempersiapkan prom night yang akan diadakan semalam sebelum penerimaan ijazah.

Dan saat ini Dinda sedang merefleksikan dirinya pada cermin, ia melihat pantulan dirinya dengan resah.

Ia ingin berangkat, namun ada satu hal yang paling ia takuti, yaitu bertemu Kenzo. Jujur saja, ia belum siap bertemu atau bahkan bersitatap dengan mantan kekasihnya itu setelah berakhirnya hubungan mereka.

"Dinda, Papa udah nunggu di mobil tuh nak, ayo cepat turun." Sang Mama muncul pada ambang pintu membuat lamunannya buyar seketika.

Ia mengangguk. "Iya Ma, bentar lagi Dinda turun."

"Oke, jangan lama-lama ya, kata Papa, Papa juga ada meeting pagi ini." Aghnia memberi pesan sebelum menutup pintu.

Setelah Mamanya pergi, Dinda menghela nafas. Ya akhirnya, mau tidak mau, bisa atau tidak bisa, ia harus tetap berangkat sekolah. Untuk masalah bertemu atau tidaknya dengan Kenzo, itu urusan belakangan. Yang terpenting ia harus menyiapkan mental sedari sekarang, agar nanti emosi sedihnya tidak meluap apabila bertemu dengan Kenzo.

∘˚˳° 。☆

"Semangat nyiapin prom night nya ya, nanti pulangnya Papa jemput." Pesan Dikta pada sang putri.

Dinda mengangguk mendengar itu, ia mengamit tangan sang Papa lalu menyalaminya. "Papa juga semangat meeting nya."

Mendengar itu, Dikta langsung tersenyum hangat dengan tangan yang tergerak untuk mengusap lembut kepala sang putri. "Terimakasih, anak Papa."

Dinda membalas senyuman itu, lalu ia pun turun dari mobil Papanya sembari melambaikan tangannya.

Di dalam mobil Dikta memperhatikan putrinya, setelah sang putri memasuki gerbang sekolahnya, ia pun langsung melajukan mobilnya untuk menuju ke kantor.

Di sisi lain, Dinda yang baru saja memasuki gerbang terkejut kala sahabatnya, yaitu Viona sedang melambaikan tangan kearahnya sembari berteriak.

"Dindaaaa! Sini oi." Teriak gadis itu terlampau semangat sehingga membuat beberapa siswa atau siswi yang baru berangkat langsung mengarah atensi kearahnya.

Dinda memejamkan mata seraya tersenyum tak enak, ia berlari kearah Viona, setelah sampai disana ia langsung menepuk pelan lengan sang sahabat. "Malu-maluin!" Ucapnya kesal kepada gadis itu.

"Lah? Gue kan cuma nyapa lo!" Viona mendengus sebal.

"Ya lo nya teriak, jadi tadi banyak yang liat kearah gue!"

KENZO | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang