25.

1.5K 86 1
                                    

"Kenapa?" Tanya Kenzo saat melihat wajah murung Dinda saat baru keluar dari kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa?" Tanya Kenzo saat melihat wajah murung Dinda saat baru keluar dari kelas.

Dinda menatap Kenzo lesu. "Nilai gue turun." Adunya lirih.

Mendengar itu Kenzo mengulum senyum, lalu ia menggenggam tangan gadis itu. "Gapapa, masih ada banyak waktu buat belajar dan ngejar nilai lo yang turun."

"Ini bukan kali pertama, Zo. Udah banyak mapel yang nilainya turun."

"Pasti ada faktornya, apa yang nyebabin nilai lo turun?"

Dinda menunduk lesu, lalu dengan tiba-tiba gadis itu mendongak dan menyengir. "Gue yang males belajar." Ucapnya lalu menunduk lesu kembali.

Kenzo hanya bisa menggelengkan kepalanya kecil melihat perubahan ekspresi wajah gadis yang ada di hadapannya.

"Kalo gitu lo jangan males belajar lagi, mau belajar bareng?" Tawar Kenzo.

Mendengar itu, Dinda menatap Kenzo dengan semangat. "Mau!"

Tentu saja ia mau, karena yang ia tau, Kenzo itu pandai, dan juga ambis. Walaupun Kenzo agak sering membolos, namun kemampuan otak cowok itu tidak usah diragukan lagi.

Selain Kenzo, ada Alaska dan juga Aksara yang terkenal pintar. Mereka selalu kejar-kejaran rangking setiap semester.

Dinda kembali menatap Kenzo, kali ini tatapannya serius. "Jadi mau mulai kapan belajar barengnya?"

"Mulai besok, nanti gue buat jadwal belajar buat kita. Mau berapa kali dalam seminggu?"

Mendengar itu, Dinda agar terperangah. "Jadi ini kaya les?"

Tanpa ragu Kenzo mengangguk. "Gimana?"

"Kita belajar barengnya misal gue mau ulangan sama pas ada PR aja ya?" Tawar Dinda.

Kenzo menggelengkan kepalanya menolak. "Seminggu mau berapa kali belajarnya?" Tanya cowok itu lagi.

"Satu kali." Sahut Dinda pelan.

"Seminggu empat kali." Mutlak Kenzo.

"Kok?! Yaudah deh seminggu dua kali!"

"Seminggu lima kali." Ucap Kenzo tenang.

Dinda memasang wajah kesal. "Kok nambah sih! Seminggu tiga kali deh, yaa?" Bujuknya.

"Mau setiap hari?" Tambah Kenzo lagi.

"Nyebelin! Yaudah iya! Seminggu empat kali!"

Mendengar itu, Kenzo tersenyum puas. Ia mengusak lembut puncak kepala Dinda. "Bagus."

"Bigis." Cibir Dinda kesal.

Kenzo hanya terkekeh kecil melihat itu.

"Jangan di jalan woi!" Teriak seseorang membuat keduanya menoleh kompak.

Hildan berdiri sembari berkacak pinggang. "Pacaran kok di jalan! Minggir!"

"Kenapa si sensi banget?" Tanya Kenzo heran.

KENZO | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang