24.

1.4K 97 3
                                    

haloo aku kembali 👋🏻

"Mau apa kamu kesini?" Tanya Dikta sembari menyilang kan tangannya di depan dada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau apa kamu kesini?" Tanya Dikta sembari menyilang kan tangannya di depan dada.

Kenzo mengambil tangan Dikta, lalu menyaliminya. "Mau ajak Dinda pergi, Om."

Dikta mendengus. "Mentang-mentang udah saya maafin, semangat banget ngajak anak saya pergi."

Kenzo menyengir.

Ya memang setelah beberapa hari perjuangannya untuk mendapatkan maaf dari Dikta, ia berhasil mendapatkannya. Ia juga memberikan kepercayaan pada Papa Dinda, bahwa ia tidak akan lagi berani mencium Dinda pada bagian apapun, termasuk tangan.

Sedangkan Dikta bukan asal memaafkan serta memberikan maaf, ia memberikan itu semua karena ia dapat melihat kegigihan Kenzo untuk dekat dan serius dengan putrinya. Serta karena ia mendengar cerita tentang mimpi Kenzo dari putrinya yang bisa membuatnya geleng-geleng kepala.

Apakah larangannya seampuh itu hingga sampai bisa terbawa ke dalam mimpi? Jika mengingat itu kadang ia ingin tertawa, lantaran merasa lucu.

"Ya sudah, kamu masuk sini. Dinda masih siap-siap." Ucap Dikta akhirnya.

Mendengar itu, Kenzo langsung tersenyum lebar.

Akhirnya Dikta menemani Kenzo duduk di ruang tamu.

"Om soal saya yang antar jemput Dinda ke sekolah, boleh kan?" Kenzo membuka suara dengan bertanya.

Dikta menghela nafas pelan. "Boleh-boleh saja, asal kamu gak keberatan."

Kenzo langsung menggelengkan kepalanya cepat. "Sama sekali enggak keberatan."

"Emang kamu gak papa dijadiin seperti tukang ojek buat putri saya?"

Lagi-lagi Kenzo menggeleng. "Saya sama sekali gak ngerasa jadi tukang ojek buat Dinda, kapanpun Dinda butuh saya, saya bakal siap anter jemput Dinda." Ujarnya tegas.

Sedangkan Dikta mengangguk puas. Ia bertanya seperti itu lantaran sekarang banyak pasangan yang merasa dijadikan tukang ojek lantaran sering minta di antar jemput oleh pasangannya.

Ya semoga kalian paham apa maksudnya.

"Jika kamu mulai keberatan, bilang sama saya." Ucap Dikta.

Kenzo mengangguk cepat. "Tapi kayanya saya nggak akan merasa keberatan sampai kapanpun."

Dikta pun mengangguk.

Hingga akhirnya Dinda datang dengan outfit sederhananya. Gadis itu tersenyum tak enak. "Maaf ya lama."

Kenzo tersenyum. "Gak lama."

"Kalian hati-hati perginya, dan kamu," Dikta menatap Kenzo tegas. "Jangan berani-berani nya kamu cium-cium anak saya lagi."

Kenzo mengangguk. "Saya janji Om gak akan main cium-cium lagi."

Dikta mengangguk. "Bagus-bagus."

"Mama mana, Pa? Aku mau pamitan juga sama Mama." Ucap Dinda celingukan mencari keberadaan sang Mama.

KENZO | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang