[ FOLLOW SEBELUM BACA ‼️]
Kenzo Antaleo, seorang pemuda tampan yang memiliki sifat cuek dan dingin tiba-tiba dipertemukan oleh seorang gadis bermata sipit saat pertama kali ia masuk SMA. Setelah pertemuan tersebut, ia menjadi sedikit dekat pada gadi...
aslinya aku pengen update kmrin tau bertepatan dengan Hari Valentine, namun kesibukan menghambat niat aku huhu :(
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sayang di depan ada Kenzo tuh, kalian mau pergi ya? Apa kamu ga cape baru pulang langsung mau pergi lagi?"
Dinda yang sedang memejamkan mata di kasur karena lelah baru pulang dari rumah Meysha pun langsung membuka matanya cepat. Ia menatap sang Mama yang sedang menatapnya juga di ambang pintu.
"Dinda lupa ada janji sama Kenzo, Ma!" Seru Dinda panik.
"Nanti Dinda temuin Kenzo deh, Mama tolong bilangin ke Kenzo ya suruh nunggu bentar." Ucap Dinda meminta tolong pada Mamanya.
Sedangkan Aghnia yang mendengar itu pun mengangguk. "Kalo gitu Mama keluar dulu ya, kamu kalo cape ga usah di paksain, terus terang aja sama Kenzo. Tapi kalo kamu masih ada energi buat pergi, Mama izinin kok, asal pulangnya jangan diatas jam sembilan." Pesan wanita itu pada sang putri.
Dinda mengangguk pelan. "Siap, Ma."
∘˚˳° 。☆
Setelah mencuci mukanya yang kusut, Dinda pun turun dari kamarnya menuju ruang tamu, yang ia yakini itu adalah keberadaan Kenzo di rumahnya.
Dan benar saja, saat ia sampai di ruang tamu, Kenzo sedang duduk sembari mengobrol dan bermain catur dengan Papanya. Tunggu, sejak kapan mereka menjadi akrab? Biasanya mereka akrab, namun ini lebih dekat. Sampe main catur bersama segala.
"Mau pergi?" Tanya Dikta yang menyadari keberadaan putrinya.
Dinda menggeleng. "Papa masih mau main sama Kenzo? Kalo iya, Dinda nunggu di kamar." Sahutnya sembari bertanya.
Dikta menggeleng. "Pacar mu gak bisa main catur, gak seru," Sahut pria itu berterus-terang membuat Kenzo meringis.
"Saya bisanya main kartu, Om," Ujar Kenzo mengusap tengkuknya tak enak.
Dikta hanya mengangguk-anggukan kepalanya, lalu ia menepuk dua kali bahu pacar putrinya, setelahnya ia pun bangkit. "Papa masuk dulu ya, Dinda, kalo kamu jadi pergi sama pacarmu, pulangnya jangan diatas jam sembilan." Pesannya sembari melirik sang putri dan pacar putrinya bergantian.
Baik Kenzo dan Dinda langsung mengangguk patuh. Dinda langsung duduk di samping Kenzo setelah Papanya sudah tak terlihat lagi dari pandangannya.
"Jadi pergi?" Tanya Kenzo.
Dinda menatap wajah sang kekasih sembari meringis tak enak. "Kenzo maaf banget, aku tadi pulang dari rumah Meysha abis Maghrib soalnya nunggu Alaska pulang dari kantor Papanya, aku sama Viona gak tega ninggalin Meysha sendirian, jadi plan aku sama Viona yang tadinya mau pulang sore jadi gagal deh,"