02.

2.6K 111 3
                                    

Keesokan harinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya.

Dinda menuruni anak tangga dengan langkah santainya, dipundaknya sudah ada tas yang tersampir di sana.

"Morning."

Mendengar tersebut, Dinda langsung menoleh terkejut. Gadis itu langsung melompat kearah orang yang sudah berucap tadi.

"Kangen hm?" Tanya Dikta, Papa Dinda, sembari menahan tubuh putrinya.

Dinda mengangguk dengan bibir mencebik kesal. "Papa kapan pulangnya? Perasaan kemaren belum ada. Terus Mama mana?"

Dikta menurunkan anaknya. "Berat banget sekarang anak Papa," Ujarnya sembari merilekskan otot nya yang pegal setelah menggendong sang putri.

"Papa!" Jerit Dinda tak terlalu keras lantaran kesal.

Dikta terkekeh geli. "Pesawat Papa sama Mama landing sekitar jam satu malem terus sampe ke rumah jam setengah dua, Mama ada di dapur lagi nyiapin sarapan." Ucap Dikta membalas pertanyaan yang sebelumnya sang putri tanyakan.

Mendengar itu, Dinda langsung berlalu dan berjalan menuju dapur, saat sudah melihat sang Ibu, Dinda langsung memeluk tubuh tersebut.

Aghnia yang merasakan pelukan sang putri tersenyum hangat. "Anak gadis Mama udah bangun ternyata,"

"Udah dong, Dinda kan anak rajin." Sahut Dinda  pelan.

Aghnia menggelengkan kepalanya kecil. "Duduk terus sarapan, keburu siang."

Dinda mengangguk patuh mendengar perintah dari sang Ibu.

Tak lama Dikta datang ke meja makan lalu keluarga kecil tersebut memulai acara sarapan mereka.

∘˚˳° 。☆

"Ada yang nyadar gak si tingkah Kenzo aneh daritadi?" Tanya Adnan sembari memandang lamat Kenzo.

Kenzo yang merasa risih langsung mendatarkan wajahnya membuat Adnan menyengir aneh.

"Iya aneh, apalagi gue liat tuh bibir kedut-kedut mulu. Lo kalo mau senyum, senyum aja kali, Zo, kaga usah ditahan." Sahut Daniel menyetujui.

Kenzo memutar bola matanya malas lalu berjalan meninggalkan rooftop.

"Dih si anjir malah pergi."

"Abis jalan sama cewe dia." Celetuk Kenzi membuat yang lain menoleh penasaran.

"Yang bener?" Tanya Hildan tak percaya.

"Kayanya sih," Kenzi menyengir.

Hal itu membuat yang lain mendengus lirih.

KENZO | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang