26.

1.8K 117 4
                                    

"Dinda lo kenapa hm?" Tanya Kenzo sembari memandang Dinda teduh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dinda lo kenapa hm?" Tanya Kenzo sembari memandang Dinda teduh.

Dinda menggeleng pelan dengan senyumnya. "Gue gapapa, emang keliatannya kenapa? "

Kenzo menghela nafas pelan. "Kelihatannya emang ga kenapa-kenapa, tapi sikap lo yang aneh. Apa ini karena gue yang jadiin lo pacar dengan sebelah pihak?"

Kenzo mengenggam tangan Dinda erat, masih dengan tatapan yang teduh seperti tadi ia menatap netra gadis itu. "Mumpung hubungan ini baru seminggu, tolong lo ngomong sekarang ya kalo lo keberatan sama ini semua."

Dinda menunduk dalam. "Gue sama sekali gak keberatan Zo, gue malah seneng banget. Tapi, ada satu hal yang lo nggak tau, tapi gue takut buat cerita. Gue takut lo jauhin gue atau bahkan sampe benci gue karena kecewa sama gue."

Melihat kekasihnya yang menunduk dalam, Kenzo langsung mengangkat dagu gadis itu lembut. "Gue gak maksa lo buat cerita, tapi kalo hal ini akan berdampak sama hubungan kita, gue mohon banget sama lo buat cerita ke gue kalo lo udah siap cerita. Biar kita bisa cari bareng-bareng jalan keluarnya."

Mendengar ucapan yang sangat menenangkan itu, air mata Dinda lolos tanpa bisa di cegah. Ketakutannya semakin besar saat melihat tatapan Kenzo yang sangat menenangkan itu.

Tentu kalian tahu apa yang ditakutinya bukan? Hal ini tidak jauh-jauh dari tentang perjodohannya. Ia sangat takut untuk membeberkan fakta kepada Kenzo bahwa dirinya sudah dijodohkan. Ia takut jika Kenzo tau, Kenzo akan kecewa padanya dan menjauhinya.

Kenzo yang melihat gadisnya menangis tersenyum tenang. "Nangis aja gapapa. Mau peluk?" Tawarnya.

Mendengar itu, Dinda langsung mengangguk. Lalu setelahnya ia langsung merasakan dekapan hangat pada tubuhnya, ia juga merasakan usapan lembut pada kepalanya.

Hampir sepuluh menit ia menangis, kemudian ia mendongak, entah kebetulan atau apa, Kenzo pun menunduk.

"Udah tenang hatinya?" Tanya cowok itu dengan senyum gelinya kali ini.

Dengan pipi yang bersemu, Dinda mengangguk. "Maaf ya baju lo jadi basah." Cicit gadis itu.

Kenzo tersenyum gemas. "Gapapa."

"Kenzo ada yang lihatin gue nangis gak?" Tanya Dinda.

Kenzo menggeleng, masih dengan tangan yang mendekap erat tubuh kekasihnya cowok itu menyeringai geli. "Gausah malu, kalaupun ada yang lihat juga kenapa? Biarin aja, anggap aja mereka gaada."

Lagi-lagi Dinda tersenyum malu mendengar itu, lalu ia melepaskan pelukan mereka.

"Jangan nangis-nangis lagi ya." Pesan Kenzo lalu mengusap lembut pipi Dinda.

"Tadi lo ngizinin..." Sahut gadis itu.

"Gue tadi ngizinin karena gue bisa liat lo kaya lagi mikul beban berat banget. Kayanya itu karena fakta yang belum lo ceritain. Gue cuma mau bilang sama lo, kalo lo udah siap cerita ke gue, cerita aja ya? Untuk respon gue nantinya kaya gimana, jangan lo pikirin dulu. Tapi disini gue janji, kalo hal itu bikin gue kecewa atau apapun itu, gue ga akan lampiasin rasa kecewa gue ke dalam hubungan kita. Gue bakal ajak lo buat cari solusi bareng-bareng."

KENZO | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang