Hilangkan

5 6 0
                                    

Arabella berjalan di tangga untuk menuju kamar putrinya karena tifak biasanya putrinya itu belum turun padahal jam sudah menunjukkan pukul 06.10.

Biasanya putrinya itu sudah turun.Apa putrinya itu telat kembali seperti waktu itu?.Apa putrinya itu lupa untuk turun ke bawah untuk sarapan?.

Itulah yang di fikirkan Arabella dan memang jika putrinya itu tidak turun Arabella pasti menuju balkonnya karena takut jika putrinya itu belum bangun dirinya bisa membangunkannya.

Dirinya tidak mau jika putrinya itu telat seperti waktu itu.Karena waktu itu dirinya benar-benar sibuk sampai lupa membangunkan putrinya itu jadi sekarang dirinya tidak mau itu terjadi.

▪︎▪︎▪︎▪︎
Alana menatap langit di balkonnya dan dia tersenyum.menatapnya.

Begitu cerahnya langit di atas sana tidak seperti hatinya sekarang ini.rasanya masih sesak sekali dan Alana benar-benar belum menyangka atas semua kenyataan yang dirinya tahu.

Tidak di suruh air mata dari gadis  cantik itu mengalir membasahi wajah cantik yang tadinya tersenyum.

Dia menggelengkan kepalanya dan terus menatap ke langit untuk sedikit menahan air matanya.

Tapi tetap saja air matanya tetap luruh  memabasahi wajah cantiknya.

Ka gue nyangka ternyata lo punya keyataan yang membuat gue benar benar sakit batin Alana.

Kalo emang lo punya kenyataan seperti itu kenapa lo deketin gue batin Alana.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

"Lan loh kok di balkon"
Hal itu membuat Alana segera mengusap air matanya agar tidak tetlihat oleh mamanya itu.

Karena Alana sudah tau itu pasti suara mamahnya.

Arabella tersenyum berjalan menuju putrinya.

"Kenapa lan?nangis lagi?"Tanya Arabella yang melihat putrinya memang seperti baru menangis.

Dan Alana hanya bisa terdiam dan menggeleng.

"Lan apa kamu bener bener enggak bisa cerita sama mamah ?"Tanya Arabella dan itu membuat putrinya terdiam.

Arabella mengerti dan mengusap bahu putrinya.

"Udah enggak apa apa lan mamah ngerti kok enggak apa apa kalo kamu emang enggak mau cerita"Ucap Arabella.

"Udah ayuk ke bawah"Ucap Arabella.

▪︎▪︎▪︎▪︎
"Loh mah kirain ke mana biasanya mamah ada di meja makan tadi enggak ada soalnya pas abang sama Ayah dateng"Ucap Abian.

Arabella tersenyum dan menarik kursi di sebelah suaminya dan juga Alana menarik kursi di sebelah abangnya.

"Iya tadi mamah ke kamar Alana dulu bang"Ucap Arabella yang di angguki Putranya itu.

"Lan kamu baik -baik aja kan nak kok kayak pucet gitu kalo enggak enak badan izin aja"Ucap Arabella yang baru menyadari kalo putrinya terlihat pucat.

Alana menatap mamah dengan tersenyum"enggak kok mah Alana baik -baik aja"Ucap Alana yang membuat Arabella mengangguk.

Drtt drttt
Bunyi itu berasal dari ponsel Arabella dan dia segera melihat siapa yang menelponnya dan itu Alira.

Arabella sudah tau Alira akan membicarakan apa akhirnya dirinya meninggalkan meja makan sebentar agar anaknya tidak curiga.

Padahal baru saja Arabella akan menelpon anak sahabatnya itu Diana tapi sahabatnya Alira sudah menelponnya duluan.

Karena memang Arabella akan menelpon sahabatnya untuk membicarakan Suprise anaknya yang akan dia adakan tiga hari lagi dan dirinya akan menelponnya menjauh dari meja makan.

LantasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang