BAB 22

213 12 0
                                    

Typo tandai!.

Jangan lupa mampir ke akun Instagram, yaa...

Kukira kejadian itu awal yang baik ternyata kebalikannya:(.

_Riana Lily helyana_

Bbysuzy_y

"Mama beneran sudah sehat?" Riana menanyakan hal itu dengan wajah khawatirnya.

Kemarin dirinya di kabarin kalau sang mama sakit jatuh pingsan membuat dirinya sangat khawatir.

Sampai melupakan izin menginap di rumah orangtuanya.

Semoga tidak akan terjadi apa-apa. Doa Riana sekarang.

Dita --- ibunya Riana nampak tersenyum sambil mengusap rambut anaknya yang didepannya itu. "Mama udah baikan, sayang. Sekarang kamu pulang nanti suami kamu khawatir. Kan katanya kamu lupa izin tadi" nasihatnya lembut dengan suara keibuannya.

Menghela nafas panjang. Sebenarnya Riana hari merasa was-was akan sesuatu tapi dirinya tidak tahu itu apa. Sebab setahunya dirinya melakukan hal yang tidak terlalu bagaimana.

"Pulang, yaa. Kalau sudah sampai kabarin, sama salamin dari mama buat Aiden" kembali bersuara seakan menarik diri Riana di alam bawah sadarnya.

Mengangguk mantap meski ragu, dirinya harus pulang karena bagaimanapun dia sudah berkeluarga.

"Lily pulang, yaa. Kalau ada apa-apa langsung kabarin. Tadi Lily juga sudah lebih dulu pamitan sama papa sebelum papa berangkat kerja, jadi tinggal mama aja" informasi saja penggunaan nama Lily hanya digunakan oleh orang terdekat apalagi keluarga.

Dan hanya berlaku untuk keluarga besar, sedang orang lain memangilnya Riana supaya nama Lily nampak spesial untuk di ucapkan keluarga.

Ini termasuk nama panggilan yang sudah di mulai sejak dirinya masih sangat kecil.

Menyalami tangan ibunya Riana lantas langsung menuju parkiran tempat mobilnya berada karena sebelumnya mobil miliknya di taruh di bagasi mobil yang dulunya sering dirinya gunakan.

"Saya pulang dulu, ya pak Mamat" kata Riana sambil membuka pintu mobilnya.

"Hati-hati non. Soalnya lagi rawan kecelakaan" nasihat pak Mamat.

Menjawab hal tersebut dengan senyuman sambil menyalakan mobilnya dan mulai melakukan mobil putih milihnya membelah jalanan didepannya.

Berhenti di lampu merah dirinya nampak bosan di pagi hari ini.

Sebuah pesan singkat membuyarkan lamunannya yang sedang memandang keluar jendela.

Albara

Seperti kataku kemarin jika pulang siapkan hati.
Semua sudah kumpul, semoga perjalanannya lancar.
Saya akan selalu berada di pikah kamu selagi itu sebuah kejujuran.

Aku pun sudah memikirkan sesuatu hal yang sudah lama inginku sampaikan padanya.

Menaruh kembali handphone miliknya ketempatnya semula, menarik nafas dalam-dalam untuk melewati apa yang akan terjadi nantinya.

A & R. [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang