BAB 26 ( FLASHBACK 2 )

169 12 1
                                    

Typo tandai.

Pastikan sudah vote sebelum lanjut baca.

Sorry lama update, lagi nggak ada waktu nulis yang pas...

Happy reading gaiss.

~~~

3 bulan setelah menikah...

Penggambaran kehidupan itu beragam salah satunya gambar kehidupan tentang sepeda.

Sepeda? Yah tentu sepeda.

Kehidupan itu berputar sejalan dengan waktu, terkadang di atas terkadang pula dibawah.

Semakin kita goes sepeda kita semakin cepat tujuan pun semakin dekat.

Semakin goesan kita melalui tanjakan, turunan, belokan dan jangan lupakan lubang yang selalu menyambut kedatangan.

Dan harus siapkan mental, tenaga yang terkuras.

Kaki yang harus siap-siap pegal karena terlalu laju mengoes, dan bokong yang harus siap sedikit mati rasa untuk sesaat.

Kehidupan jika tidak ada dramanya selayaknya drama tv yang membuat penonton cepat bosan, biarpun terkadang dirinya sendiri merasa kasian.

Sepeda... Yang jika rantainya putus berarti akan terbengkalai di perbaiki beberapa saat untuk kemudian dia ambil kembali.

Jadi? Jika sepeda kesayangan kamu saja diperlakukan dengan baik kenapa dirimu tidak.

Mungkin salah satunya tentang Riana yang pernikahannya tidak semulus pemikirannya sewaktu remaja.

Pernikahan. Terkadang bukan hanya sebatas ingin memenuhi hasrat nafsu sesaat.

Tapi tentang ibadah lama yang isinya pahala tak tergapai bagi yang masih sendirian.

Jika pacaran berpegangan tangan dosa jika menikah berpotensi pahala.

Jika berpacaran ciuman dosa, saat sudah menikah berpotensi pahala lagi.

Jika... Jalan terbaik untuk memanen pahala saja mudah kenapa harus mencari yang susah ( pacaran ) contohnya.

Tapi, perlu diingat jodoh ada dua.  Dia yang di takdir itu lauhul Mahfud atau kematian.

Semuanya harus siap. Siap mental, dan tenaga.

"Pernikahan bukan hanya untuk sebagai kebutuhan hasrat untuk memiliki anak. Jika iya, bagaimana dengan si mandul yang takdirnya tidak bisa memiliki anak? " ummi Maryam bertanya.

Riana begitupun Albara menyimaknya dengan sesekali menjawab sebisanya.

"Maka dari itu pernikahan untuk merajut jalan menuju ke jannahNya, bagi orang yang berhati luas tidak dikaruniai anak tidak masalah asalkan dengan adanya tidak ditakdirkan anak di antara keluarga kecil itu untuk melengkapi kebahagiaan mampu membuat keduanya semakin dekat dengan pemilik alam semesta ini" kembali berujar ummi Maryam memandang satu-persatu antara Riana dan Albara bergantian.

"Ummi... Apa yang harus di lakukan seorang istri jika suaminya belum bisa menerima dirinya?" tanya Riana penasaran.

Dengan senyuman yang senantiasa dirinya tampilkan ummi Maryam menggapai tangan Riana untuk dirinya genggam.

"Tetaplah patuh. Biarpun dirinya belum menerima istrinya karena mungkin suatu alasan tapi jika pemilik hatiNya melembutkan padahal sebelumnya sebeku es kenapa tidak. Jika Allah sudah berkehendak kenapa tidak?" nasihat ummi Maryam.

"Nabi Daud saja bisa melembutkan besi yang jika secara logika sulit, tapi karena Allah sudah berkehendak, mengizinkan nabi Daud bisa dengan mudah" imbuhnya.

A & R. [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang