BAB 37

303 16 2
                                    

Typo tandai!.

Baca baik-baik setiap kata yaa, biar paham. Baik di bab ini maupun bab lainnya.

Semangat!.

*!!! Info sekilas !!!*

Dicerita ini tokohnya memiliki kesamaan dalam menjelaskan bahwa dirinya sedang serius, seperti apa?

Mereka akan mengunakan kata 'aku - kamu', saya - Anda, saya - kamu.

Mereka akan mengunakan kata di penjelasan yang sebelumnya hanya 'lo - gue', atau 'aku - kamu'

Seperti ini ambil contoh Aiden dan Albara dalan keseharian seperti biasa akan menggunakan 'aku - kamu' sebagai bentuk bahwa mereka sedang santai.

Akan tetapi mereka jika sudah mulai serius akan merubahnya menjadi 'saya - Anda atau saya kamu'

Paham, yaa?

Sebenarnya kalian bisa aja sudah tahu, tapi aku hanya menjelaskan kepada yang belum paham.

___

Pagi hari di weekend yang tenang ini kediaman Aiden kedatangan sahabatnya untuk sekedar menjalin hubungan silaturahmi.

Baru tiga orang yang satu belum kelihatan batang hidungnya, selagi yang satunya belum datang ketiga pria yang berbeda usia berapa tahun itu saling mengobrol singkat masalah pribadinya masing-masing.

"Kayanya kalau buat bulan depan aku ada kerjaan di luar kota, sekalian mau kerumahnya saudara yang mau ada acara nikahan" Sam berucap sambil menggaruk tengkuknya tak enak.

Kedua pria yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas panjang, mereka memiliki rencana liburan berempat sekaligus untuk istirahat dari penatnya aktivitas.

"Tidak masalah, kalau sebelum akhir bulan bagaimana?" usul Aiden menimpali.

Albara nampak berfikir sejenak sebelum mengangguk, "boleh juga. Tapi lihat sama kondisi yang lain, Fajar belum datang juga?" tanyanya melihat arah pintu dan temannya secara bergantian.

Sam yang semula mengecek handphone miliknya menyaut. "Lagi kesini tadi, soalnya mampir nggak tahu kemana dulu tadi di pesan" setelah dia kembali menaruh handphone diatas meja kembali.

Perbincangan kembali berlanjut, dalam pembicaraan tersebut mereka sesekali tertawa dan mengobrol santai sampai Fajar datang dengan membawa sesuatu ditangan kanannya.

"Dari mana aja, Jar? Tumben banget telat?" tanyanya Albara masih belum sadar dengan bawaan yang dibawa oleh Fajar. Yang di anggukkan oleh Aiden dan Sam

Fajar tersenyum melihatkan deretan giginya yang rapih. Sambil menunjukkan sesuatu yang membuat yang lain binggung.

"Ngapain kesini bawa kucing segela, Faj? Mana lengkap sama kandangnya lagi, jadi lama karena ini?" Sam bertanya mewakilkan yang lain.

Duduk disebelah Sam yang sebelumnya dirinya menaruh kandang kucing beserta kucingnya didalam ditempat yang sekiranya tidak menganggu.

"Benar. Aku lama soalnya mampir dulu beli kucing, sekalian tadi mampir buat fotokopi" jelasnya.

Kucing yang dibawa oleh Fajar adalah kucing jenis Angora berwarna abu-abu dengan bola mata biru.

"Emangnya buat siapa kucingnya, Faj?" kini tanya Aiden sambil manaruh secangkir kopi ditangannya.

Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, melirih ke kandang kucingnya sambil tersenyum tipis. "Buat keponakan, kebetulan sebentar lagi dia mau ulang tahun berhubungan ingat dan lewat tokonya tadi beli aja biar dia suka, kebetulan dia suka banget sama kucing" terangnya dengan pandangan tulus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A & R. [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang